Riau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Heyand (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Heyand (bicara | kontrib)
→‎Demografi: Merapikan
Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 150:
 
== Demografi ==
 
Jumlah penduduk provinsi Riau berdasarkan data [[Badan Pusat Statistik]] tahun [[2022]], sebanyak 6.493.603 jiwa.<ref name="RIAU"/> Kabupaten atau Kotakota yang memiliki jumlah penduduk terbanyak adalah [[Kota Pekanbaru|kota Pekanbaru]] dengan jumlah penduduk ± 994. ribu jiwa. Sedangkan Kabupatenkabupaten atau Kotakota dengan jumlah penduduk paling sedikit adalah [[Kabupaten Kepulauan Meranti|kabupaten Kepulauan Meranti]] yakni sebesar 210.407 jiwa.<ref name="DUKCAPIL"/>
 
=== Suku bangsa ===
 
Penduduk provinsi Riau terdiri dari bermacam-macam suku bangsa. Berdasarkan [[Sensus Penduduk Indonesia 2010]] menunjukkan bahwa [[Suku Melayu-Indonesia|Melayu]] adalah masyarakat terbesar dengan komposisi 33,2035% dari seluruh penduduk Riau. Mereka umumnya berasal dari daerah pesisir di Rokan Hilir, Dumai, Bengkalis, Kepulauan Meranti, Indragiri Hilir, hingga ke daerah daratan di Pelalawan, Siak, Inderagiri HuluPekanbaru, dan InderagiriIndragiri HilirHulu. Suku bangsa lainnya yaitu [[Suku Jawa|Jawa]] (29,20%), [[Suku Batak|Batak]] (12,55%), [[SukuOrang Minangkabau|Minangkabau]] (12,29%), [[Suku Banjar|Banjar]] (4,13%), [[Suku Bugis|Bugis]] (1,95%), [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] (1,85%), [[Suku Sunda|Sunda]] (1,4244%), [[Suku Nias|Nias]] (1,30%), dan sukulainnya Lainnya 21,1194%.<ref name="SUKU">{{Cite web|url=http://demografi.bps.go.id/phpfiletree/bahan/kumpulan_tugas_mobilitas_pak_chotib/Kelompok_1/Referensi/BPS_kewarganegaraan_sukubangsa_agama_bahasa_2010.pdf|title=Kewarganegaraan Suku Bangsa, Agama, Bahasa 2010|website=demografi.bps.go.id|publisher=[[Badan Pusat Statistik]]|year=2010|format=PDF|accessdate=23 Oktober 2021|pages=23, 36-41|archive-date=2017-07-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20170712140438/http://demografi.bps.go.id/phpfiletree/bahan/kumpulan_tugas_mobilitas_pak_chotib/Kelompok_1/Referensi/BPS_kewarganegaraan_sukubangsa_agama_bahasa_2010.pdf|dead-url=yes}}</ref> Ada juga masyarakat asli Melayu Riau bersukurumpun MinangkabauMinang terutamaseperti yangmasyarakat berasal[[Suku dariPetalangan|Melayu daerahPetalangan]] Rokandi Hulusebagian Pelalawan, bagianjuga selatanyang berasal dari Rokan HilirHulu, terutama Kampar, dan Kuantan Singingi, danmemiliki sebagiankekerabatan Inderagiridekat Huludengan Minangkabau karena wilayah-wilayah tersebut berdekatan bahkan berbatasan langsung dengan Sumatra Barat. Juga terdapat masyarakat Batak Mandailing di Rokan Hulu, yang kerap lebih mengaku sebagai Mandaling dan Melayu daripada sebagai Minangkabau ataupun Batak.<ref>Tsuyoshi Kato, Adat Minangkabau dan Merantau dalam Perspektif Sejarah, Balai Pustaka</ref>
 
[[Berkas:Rumah Melayu Bangkinang.JPG|jmpl|300px|ka|[[Bangkinang (kota)|Rumah Melayu Bangkinang]] di Pekanbaru]]
Baris 170 ⟶ 172:
|-
| 1
| [[Suku Melayu-Indonesia|Melayu]]
! style="text-align: right;" | 1.836.812
! style="text-align: right;" | 33,35%
Baris 231 ⟶ 233:
|}
 
Dalam [[Sensus Penduduk Indonesia 2010]], suku asal Riau lainnya sudah termasuk 6 kelompok suku terasing seperti: Suku Hutan, [[Suku Bonai|Bonai]], [[Orang Talang Mamak|Talang mamak]], [[Orang Sakai|Sakai]], [[Suku Akik|suku SakaiAkit]], dan [[Suku Laut (Indonesia)|Orang Laut]] dari provinsi Riau. Sedangkan suku lain sisanya termasuk [[Suku Aceh|Aceh]], [[Suku Karo|Karo]], [[Arab-Indonesia|Arab]], dan lain-lain.<ref name="SUKU"/>
 
Abad ke-19, masyarakat [[Suku Banjar|Banjar]] dari [[Kalimantan Selatan]] dan [[Suku Bugis|Bugis]] dari [[Sulawesi Selatan]], juga mulai berdatangan ke Riau. Mereka banyak bermukim di [[Kabupaten Indragiri Hilir|Indragiri Hilir]] khususnya [[Tembilahan, Indragiri Hilir|Tembilahan]].<ref>Majalah Prisma, Masalah 1-8, Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial, 1990</ref> Di bukanyaDibukanya perusahaan pertambangan minyak [[Chevron Pacific Indonesia|Caltex]] pada tahun 1940-an di [[Rumbai, Pekanbaru]], mendorong orang-orang dari seluruhdaerah-daerah Nusantaradi Indonesia untuk mengadu nasib di Riau.
 
Suku [[Suku Jawa|Jawa]] dan [[Suku Sunda|Sunda]] pada umumnya banyak berada pada kawasan [[transmigran]]. Etnis Jawa umumnya bekerja sebagai pegawai swasta & buruh serta tersebar cukup merata di Riau terutama di Pekanbaru, Dumai, dan sekitarnya, serta di banyak kabupaten. Sedangkan etnis Sunda umumnya bekerja sebagai buruh serta banyak bermukim di Pekanbaru dan sebagian sisanya di Dumai. Sementara etnis Minangkabau umumnya menjadi [[pedagang]] dan banyak bermukim pada kawasan perkotaan seperti [[Kota Pekanbaru|Pekanbaru]], [[Bangkinang]], [[Duri, Mandau,Kota BengkalisDumai|DuriDumai]], dan [[Dumai]]sekitarnya atau di wilayah ramai/padat penduduk di beberapa kabupaten (terutama di beberapa kecamatan serta ibukota kabupaten seperti Bangkinang & Kuok di Kampar) serta juga dapat ditemukan di wilayah-wilayah yang berbatasan langsung dengan Sumatra Barat. Begitu juga orangetnis Tionghoa pada umumnya sama dengan etnis Minangkabau yaitu berniaga/menjadi pedagang serta menjadi pengusaha dan banyak bermukim khususnya di wilayah Pekanbaru, Dumai, dan sekitarnya serta banyak juga terdapat pada kawasan pesisir timur seperti di [[Bagansiapiapi (kota)|Bagansiapiapi]], [[Selatpanjang (kota)|Selatpanjang]], [[Pulau Rupat]], dan [[Bengkalis, Bengkalis|Bengkalis]]. Etnis Batak umumnya bekerja sebagai buruh, pegawai swasta, dan juga berniaga, etnis Batak banyak yang tinggal di wilayah perkotaan seperti Pekanbaru, Dumai, dan sekitarnya serta juga di beberapa kabupaten dengan populasi yang signifikan seperti di Rokan Hulu yang berbatasan dengan Sumatra Utara. Etnis Nias banyak bekerja sebagai buruh dan biasa ditemukan di wilayah Pekanbaru dan sebagian kecil sisanya di Dumai. Selain itu di provinsi ini masih terdapat sekumpulan masyarakat asli yang tinggal di pedalaman dan, pinggir sungai, muara, bahkan pesisir laut seperti: Suku Hutan, [[Suku Bonai|Bonai]], [[Orang SakaiTalang Mamak|Talang Mamak]], [[SukuOrang AkitSakai|Sakai]], [[Suku TalangAkik|suku MamakAkit]], dan [[Suku Laut (Indonesia)|Orang Laut]], mereka umumnya bekerja sebagai petani, peternak, mengelola perkebunan ataupun menjadi nelayan dan beberapa pekerjaan lainnya. Suku Hutan & suku Bonai adalah 2 kelompok masyarakat paling terasing di Riau yang kebanyakkan tinggal di wilayah pedalaman/hutan yang jauh dari pemukiman penduduk dan mereka jauh dari kehidupan modern. Sementara suku asli Melayu Riau yang tersebar merata di seluruh wilayah Riau dan umumnya mereka bekerja di sektor pemerintahan (pegawai negeri sipil atau pegawai negeri lainnya), buruh, pengusaha, pegawai swasta, serta juga sebagian berniaga/berdagang.
 
=== Bahasa ===
Riau merupakan provinsi dengan latar belakang penduduk yang majemuk, sehingga terdapat banyak bahasa yang dipertuturkan sehari-hari. Menurut [[Sensus Penduduk Indonesia 2010|Sensus 2010]], 40,05% penduduk Riau berusia 5 tahun ke atas berbicara menggunakan [[bahasa Indonesia]], sedangkan 58,68% menggunakan [[bahasa daerah]]. Sisanya menggunakan bahasa asing atau tidak menjawab.<ref>{{Cite web|title=Badan Pusat Statistik|url=https://www.bps.go.id/publication/2012/05/23/55eca38b7fe0830834605b35/kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.htm|website=www.bps.go.id|access-date=2021-01-24|archive-date=2021-03-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20210325171828/https://www.bps.go.id/publication/2012/05/23/55eca38b7fe0830834605b35/kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.htm|dead-url=no}}</ref> Bahasa-bahasa daerah yang dipertuturkan di Riau, antara lain [[Bahasa Melayu|Melayu]], [[Bahasa Minangkabau|Minangkabau]], [[Bahasa Batak|Batak]], [[Bahasa Bugis|Bugis]], dan [[Bahasa Banjar|Banjar]].<ref name=":0">Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI. ''Bahasa di Provinsi Riau''. Pada: Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia. 2017 [http://118.98.223.79/petabahasa/infobahasa2.php?idb=20&idp=Riau] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180812115450/http://118.98.223.79/petabahasa/infobahasa2.php?idb=20&idp=Riau|date=2018-08-12}}</ref>
 
Riau merupakan provinsi dengan latar belakang penduduk yang majemuk, sehingga terdapat banyak bahasa yang dipertuturkandituturkan sehari-hari. Menurut [[Sensus Penduduk Indonesia 2010|Sensussensus 2010]], 40,05% penduduk Riau berusia 5 tahun ke atas berbicara menggunakan [[Bahasa Indonesia|bahasa Indonesia]], sedangkan 58,68% menggunakan [[Bahasa daerah|bahasa daerah]]. Sisanya menggunakan bahasa asing, tidak terdata/tidak didata (tidak diketahui), tidak ditanyakan, atau tidak menjawab.<ref>{{Cite web|title=Badan Pusat Statistik|url=https://www.bps.go.id/publication/2012/05/23/55eca38b7fe0830834605b35/kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.htm|website=www.bps.go.id|access-date=2021-01-24|archive-date=2021-03-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20210325171828/https://www.bps.go.id/publication/2012/05/23/55eca38b7fe0830834605b35/kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.htm|dead-url=no}}</ref> Bahasa-bahasa daerah yang dipertuturkandominan dituturkan di Riau, antara lain [[Bahasa Melayu|Melayu]], [[Bahasa Minangkabau|Minangkabau]], [[Bahasa BatakJawa|BatakJawa]], [[Bahasa BugisBatak|BugisBatak]], dan [[Bahasa Banjar|Banjar]].<ref name=":0">Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI. ''Bahasa di Provinsi Riau''. Pada: Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia. 2017 [http://118.98.223.79/petabahasa/infobahasa2.php?idb=20&idp=Riau] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180812115450/http://118.98.223.79/petabahasa/infobahasa2.php?idb=20&idp=Riau|date=2018-08-12}}</ref>
Bahasa Melayu, yang dikenal sebagai bahasa Melayu Riau, merupakan bahasa yang dipertuturkan secara luas oleh etnis [[Suku Melayu|Melayu]] yang merupakan penduduk asli Riau khususnya di daerah pesisir, seperti [[Kabupaten Rokan Hilir|Rokan Hilir]], [[Bengkalis]], [[Kota Dumai|Dumai]], [[Kabupaten Pelalawan|Pelalawan]], [[Kabupaten Siak|Siak]], [[Kabupaten Indragiri Hulu|Indragiri Hulu]], [[Kabupaten Indragiri Hilir|Indragiri Hilir]] dan di sekitar pulau-pulau. Menurut Sensus 2010, bahasa Melayu dipertuturkan oleh 1,8 juta penduduk.<ref name=":6" />
 
Bahasa Melayu, yang dikenal sebagai bahasa Melayu Riau beserta dialeknya, merupakan bahasa yang dipertuturkan secara luas oleh etnis [[Suku Melayu-Indonesia|Melayu]] yang merupakan penduduk asli Riau khususnya di daerah pesisir, seperti [[Kabupaten Rokan Hilir|Rokan Hilir]], [[Kabupaten Bengkalis|Bengkalis]], [[Kota Dumai|Dumai]], [[Kabupaten Kepulauan Meranti|Kepulauan Meranti]], [[Kabupaten Indragiri Hilir|Indragiri Hilir]], hingga ke daerah daratan, seperti [[Kabupaten Pelalawan|Pelalawan]], [[Kota Pekanbaru|Pekanbaru]], [[Kabupaten Siak|Siak]], [[Kabupaten Indragiri Hulu|Indragiri Hulu]], [[Kabupaten IndragiriKuantan HilirSingingi|IndragiriKuantan HilirSingingi]], [[Kabupaten Kampar|Kampar]], dan di[[Kabupaten sekitarRokan pulau-pulauHulu|Rokan Hulu]]. Menurut Sensus 2010, bahasa Melayu dipertuturkan oleh 1,8 juta lebih penduduk.<ref name=":6" />
Bahasa Minangkabau dipergunakan secara luas di bagian barat Riau yang berbatasan dengan Sumatra Barat dan sebagai bahasa perniagaan di perkotaan. Selain dipakai oleh pendatang dari Sumatra Barat, bahasa ini juga dipertuturkan oleh penduduk asli [[Kabupaten Kampar|Kampar]], [[Kabupaten Rokan Hulu|Rokan Hulu]], dan [[Kabupaten Kuantan Singingi|Kuantan Singingi]]. Ketiga daerah tersebut mempunyai budaya yang sama dengan daerah tetangganya di Sumatra Barat, serta mempunyai dialek tersendiri. Pada umumnya, penutur asli tersebut tidak menyebutkan bahasanya sebagai bahasa Minang, tapi sebagai bahasa tersendiri.<ref>Saidat Dahlan, Saidat Dahlan and Anwar Syair, Anwar Syair and Abdullah Manan, Abdullah Manan and Amrin Sabrin, Amrin Sabrin (1985) ''Pemetaan Bahasa Daerah Riau dan Jambi (1985).'' Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Jakarta.[http://repositori.perpustakaan.kemdikbud.go.id/1685/] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210131033747/http://repositori.perpustakaan.kemdikbud.go.id/1685/|date=2021-01-31}}</ref><ref>Agus Sri Danardana, Agus Sri Danardana (2010) ''persebaran dan kekerabatan bahasa-bahasa di prov riau dan kep riau 149h.'' Balai Bahasa Provinsi Riau. ISBN 978-979-1104-46-3 [http://repositori.perpustakaan.kemdikbud.go.id/3413/] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210130022127/http://repositori.perpustakaan.kemdikbud.go.id/3413/|date=2021-01-30}}</ref><ref name=":4">{{Cite web|title=Kampar, antara Melayu dan Minangkabau - WACANA|url=http://www.wacana.co/2017/02/kampar-antara-melayu-dan-minangkabau/|website=www.wacana.co|language=Indonesia|access-date=2018-07-03}}{{Pranala mati|date=Maret 2021|bot=InternetArchiveBot|fix-attempted=yes}}Pemeliharaan CS1: Bahasa nan tidak diketahui ([[:Kategori:Pemeliharaan CS1: Bahasa nan tidak diketahui|link]])</ref> Dialek-dialek Minang yang tersebar di Riau antara lain, [[Bahasa Kampar|dialek Kampar]] (''bahaso Ocu''),<ref>Witrianto dan Arfinal, 2011. Bahasa Ocu: Akulturasi antara Bahasa Minangkabau dengan Bahasa Melayu Riau di Kabupaten Kampar. ''Seminar Internasional Forum Ilmiah VII FPBS UPI “Pemikiran-pemikiran Inovatif dalam Kajian Bahasa, Sastra, Seni, dan Pembelajarannya” Bandung''. 30 November 2011: 1-18. [https://anzdoc.com/bahasa-ocu-akulturasi-antara-bahasa-minangkabau-dengan-bahas.html] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180817023105/https://anzdoc.com/bahasa-ocu-akulturasi-antara-bahasa-minangkabau-dengan-bahas.html|date=2018-08-17}}</ref><ref name=":12">Said, C., (1986), ''Struktur bahasa Minangkabau di Kabupaten Kampar'', Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.</ref> [[Dialek Kuantan|dialek Kuantan Singingi]], dialek Rokan, dialek Basilam, dan dialek Indragiri.<ref>Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI. ''Bahasa Minangkabau di Provinsi Riau''. Pada: Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia. 2017 [http://118.98.223.79/petabahasa/infobahasa2.php?idb=20&idp=Riau] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180812115450/http://118.98.223.79/petabahasa/infobahasa2.php?idb=20&idp=Riau|date=2018-08-12}}</ref> Menurut Sensus 2010, bahasa Minangkabau dipertuturkan oleh 272 ribu penduduk.<ref name=":6">Sugono, Dendy, Sasangka, S.S.T. Wisnu, Rivay, Ovi Soviaty, et al., 2017. ''Bahasa dan peta bahasa di Indonesia.'' Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. ISBN 9786024373762 [http://repositori.perpustakaan.kemdikbud.go.id/7191/] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210131022024/http://repositori.perpustakaan.kemdikbud.go.id/7191/|date=2021-01-31}}</ref>
 
Bahasa Minangkabau dipergunakan secara luas/dominan menjadi bahasa perniagaan di perkotaan (Pekanbaru) dan di sebagian wilayah bagian barat Riau yang berbatasan dengan Sumatra Barat. danSelain sebagaimenjadi bahasa yang digunakan masyarakat etnis Minangkabau dan digunakan di pasar-pasar/tempat perniagaan, dialek/bahasa Minangkabau juga bahkan dominan dan menjadi bahasa sehari-hari, bahasa pengantar/komunikasi (lingua franca), dan bahasa pergaulan masyarakat kota Pekanbaru. Di Pekanbaru sendiri mayoritas etnis Minang, etnis Minang merupakan etnis terbesar di perkotaanPekanbaru. SelainHal ini dikarenakan banyak orang Minang yang merantau lalu berniaga, bekerja, dan sekolah/kuliah di Riau hingga menetap dan menjadi warga Riau (khususnya Pekanbaru yang merupakan ibukota provinsi Riau), ini juga menyebabkan logat khas Minang dengan ciri khas penambahan partikel "do" diakhir kalimat dan beberapa kosakata/partikel seperti "mah", "wak", dan lainnya banyak dipakai masyarakat kota Pekanbaru oleh non-Minang seperti pendatang lainnya ataupun masyarakat asli Melayu Riau itu sendiri. Bahasa Melayu lokal di daerah sekitar Pekanbaru yang dituturkan oleh masyarakat Melayu Riau memang terdengar banyak kemiripan dan ada beberapa persamaan dengan dialek bahasa Minangkabau terutama dari Sumatralogatnya. BaratBahasa Melayu lokal disana juga memiliki ciri kata diakhiri "o" seperti Minang juga dengan beberapa kosakata yang sama dan banyak kemiripan terutama dari logat bahasa. Selain dituturkan di Pekanbaru, bahasa ini juga dipertuturkandituturkan oleh pendudukmasyarakat asli Minang yang berada di sebagian wilayah yang berbatasan dengan Sumatra Barat di sebagian [[Kabupaten Kampar|Kampar]], sebagian [[Kabupaten Rokan Hulu|Rokan Hulu]], dan sebagian [[Kabupaten Kuantan Singingi|Kuantan Singingi]]. Ketiga daerah tersebut mempunyai banyak kemiripan dan beberapa persamaan dari adat-istiadat, budaya/kebudayaan, yangdan samabahasa dengan daerah tetangganya di Sumatra Barat, serta mempunyai ciri dialek tersendiri yang agak berbeda dengan masyarakat Melayu Riau lainnya. Pada umumnya, penutur asli tersebut tidak menyebutkan bahasanya sebagai bahasa Minang, tapi sebagai bahasa tersendiri atau sebagai dialek Melayu.<ref>Saidat Dahlan, Saidat Dahlan and Anwar Syair, Anwar Syair and Abdullah Manan, Abdullah Manan and Amrin Sabrin, Amrin Sabrin (1985) ''Pemetaan Bahasa Daerah Riau dan Jambi (1985).'' Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Jakarta.[http://repositori.perpustakaan.kemdikbud.go.id/1685/] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210131033747/http://repositori.perpustakaan.kemdikbud.go.id/1685/|date=2021-01-31}}</ref><ref>Agus Sri Danardana, Agus Sri Danardana (2010) ''persebaran dan kekerabatan bahasa-bahasa di prov riau dan kep riau 149h.'' Balai Bahasa Provinsi Riau. ISBN 978-979-1104-46-3 [http://repositori.perpustakaan.kemdikbud.go.id/3413/] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210130022127/http://repositori.perpustakaan.kemdikbud.go.id/3413/|date=2021-01-30}}</ref><ref name=":4">{{Cite web|title=Kampar, antara Melayu dan Minangkabau - WACANA|url=http://www.wacana.co/2017/02/kampar-antara-melayu-dan-minangkabau/|website=www.wacana.co|language=Indonesia|access-date=2018-07-03}}{{Pranala mati|date=Maret 2021|bot=InternetArchiveBot|fix-attempted=yes}}Pemeliharaan CS1: Bahasa nan tidak diketahui ([[:Kategori:Pemeliharaan CS1: Bahasa nan tidak diketahui|link]])</ref> Dialek-dialek rumpun Minang yang tersebar di Riau antara lain, [[Bahasa Kampar|dialek Melayu Kampar]] (''bahaso Ocu''),<ref>Witrianto dan Arfinal, 2011. Bahasa Ocu: Akulturasi antara Bahasa Minangkabau dengan Bahasa Melayu Riau di Kabupaten Kampar. ''Seminar Internasional Forum Ilmiah VII FPBS UPI “Pemikiran-pemikiran Inovatif dalam Kajian Bahasa, Sastra, Seni, dan Pembelajarannya” Bandung''. 30 November 2011: 1-18. [https://anzdoc.com/bahasa-ocu-akulturasi-antara-bahasa-minangkabau-dengan-bahas.html] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180817023105/https://anzdoc.com/bahasa-ocu-akulturasi-antara-bahasa-minangkabau-dengan-bahas.html|date=2018-08-17}}</ref><ref name=":12">Said, C., (1986), ''Struktur bahasa Minangkabau di Kabupaten Kampar'', Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.</ref> [[Dialek Kuantan|dialek Melayu Kuantan Singingi]], dialek Rokan,dan dialek Basilam,Melayu dan dialek IndragiriRokan.<ref>Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI. ''Bahasa Minangkabau di Provinsi Riau''. Pada: Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia. 2017 [http://118.98.223.79/petabahasa/infobahasa2.php?idb=20&idp=Riau] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180812115450/http://118.98.223.79/petabahasa/infobahasa2.php?idb=20&idp=Riau|date=2018-08-12}}</ref> Menurut Sensus 2010, bahasa Minangkabau dipertuturkandituturkan oleh 272 ribu penduduk, bahkan lebih.<ref name=":6">Sugono, Dendy, Sasangka, S.S.T. Wisnu, Rivay, Ovi Soviaty, et al., 2017. ''Bahasa dan peta bahasa di Indonesia.'' Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. ISBN 9786024373762 [http://repositori.perpustakaan.kemdikbud.go.id/7191/] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210131022024/http://repositori.perpustakaan.kemdikbud.go.id/7191/|date=2021-01-31}}</ref>
Bahasa-bahasa dari [[Rumpun bahasa Batak|Rumpun Bahasa Batak]], juga dipertuturkan di provinsi Riau. Khususnya [[bahasa Mandailing]] yang dipertuturkan luas di Kabupaten Rokan Hulu.<ref name=":0" />
 
Dialek-dialek dari [[Rumpun bahasa Batak|bahasa Batak]], juga dipertuturkan di provinsi Riau. Khususnya [[Bahasa Mandailing|dialek Mandailing]] yang dituturkan oleh masyarakat [[Suku Mandailing|Batak Mandailing]] di wilayah kabupaten Rokan Hulu yang berbatasan dengan Sumatra Utara. Dialek Batak lainnya seperti [[Bahasa Batak Toba|dialek Toba]] juga banyak dituturkan oleh masyarakat [[Suku Batak Toba|Batak Toba]] yang tinggal disekitar perkotaan (Pekanbaru & Dumai) serta daerah-daerah Riau lainnya di beberapa kabupaten.<ref name=":0" />
Bahasa Banjar di Riau banyak dipertuturkan [[Suku Banjar|orang Banjar]] di Kabupaten Indragiri Hilir. Ada 4 dialek yang tersebar, yaitu dialek Pekan Kamis, dialek Simpang Gaung, dialek Sungai Raya-Sungai Piring, dan dialek Teluk Jira. Menurut perhitungan dialektrometri, dialek-dialek Banjar yang ada di Riau memiliki perbedaan sebesar 66,75% dengan daerah asalnya di [[Kalimantan Selatan]].<ref name=":0" />
 
Bahasa Banjar di Riau banyak dipertuturkandituturkan [[Suku Banjar|orang Banjar]] di Kabupaten Indragiri Hilir. Ada 4 dialek yang tersebar, yaitu dialek Pekan Kamis, dialek Simpang Gaung, dialek Sungai Raya-Sungai Piring, dan dialek Teluk Jira. Menurut perhitungan dialektrometri, dialek-dialek Banjar yang ada di Riau memiliki perbedaan sebesar 66,75% dengan daerah asalnya di [[Kalimantan Selatan]]. Bahasa Banjar di Riau sudah tercampur beberapa bahasa salah satunya bahasa Melayu.<ref name=":0" />
Selain itu [[Bahasa Hokkien]] juga masih banyak digunakan di kalangan masyarakat Tionghoa, terutama yang bermukim di [[Pekanbaru Kota, Pekanbaru|Pekanbaru]], [[Selatpanjang]], [[Bengkalis]], dan [[Bagansiapiapi]]{{fact}}.
 
Selain itu [[Bahasa Hokkien|bahasa Hokkien]] juga masih banyak digunakan di kalangan masyarakat Tionghoa, terutama yang bermukim di [[Pekanbaru Kota, Pekanbaru|Pekanbaru]], [[Kota Dumai||Dumai]], [[Selatpanjang (kota)|Selatpanjang]], [[Bengkalis, Bengkalis|Bengkalis]], dan [[Bagansiapiapi (kota)|Bagansiapiapi]]{{fact}}.
Dalam skala yang cukup besar juga didapati penutur Bahasa Jawa yang digunakan oleh keturunan para pendatang asal Jawa yang telah bermukim di Riau sejak masa penjajahan dahulu, serta oleh para transmigran dari Pulau Jawa pada masa setelah kemerdekaan.
 
Dalam skala yang cukup besar juga didapati penutur Bahasabahasa Jawa yang digunakan oleh keturunan para pendatang asal Jawa yang telah bermukim di Riau sejak masa penjajahan dahulu, serta oleh para transmigran dari Pulaupulau Jawa pada masa setelah kemerdekaan.
 
=== Agama ===
 
[[Berkas:Masjid Raya Sultan Riau.jpg|jmpl|ki|250px|Masjid Raya Sultan Penyengat]]
[[Berkas:Bakar tongkang prosesi.jpg|jmpl|ka|250px|[[Ritual Bakar Tongkang]] di [[Bagansiapiapi (kota)|Bagansiapiapi]].]]
 
Dilihat dari komposisi penduduk, provinsi Riau yang penuh kemajemukan dengan latar belakang sosial budaya, bahasa, dan agama yang berbeda, pada dasarnya merupakan aset bagi daerah Riau sendiri. Agama-agama yang dianut penduduk provinsi ini sangat beragam, di antaranya [[Islam]], [[Protestanisme|Kristen Protestan]], [[KatolikAgama Buddha|Buddha]], [[HinduGereja Katolik Roma|Kristen Katolik]], [[BuddhaKonfusianisme|Konghucu]], dan [[KonghucuAgama Hindu|Hindu]].<ref name="AGAMA2018">{{cite web|url=https://www.riau.go.id/home/content/67/sosial-budaya|title=Sosial Budaya, Demografi, Provinsi Riau 2018|website=www.riau.go.id|accessdate=5 Februari 2020|archive-date=2019-12-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20191203083102/https://www.riau.go.id/home/content/67/sosial-budaya|dead-url=no}}</ref>
 
Berdasarkan data [[Kementerian Dalam Negeri]] [[2021]], mayoritas warga Riau menganut agama [[Islam]]. Pemeluk agamaPenganut [[Islam|Islam Sunni]] sebanyak 87,09% yang umumnya dianut [[Suku Melayu-Indonesia|Melayu]], [[Suku Jawa|Jawa]], [[Orang Minangkabau|Minangkabau]], [[Suku Banjar|Banjar]], [[Suku Bugis|Bugis]], [[Suku Sunda|Sunda]], dan sebagian Batak, umumnya [[Suku Batak AngkolaMandailing|AngkolaMandailing]] dan& sebagian [[Suku Batak MandailingAngkola|ManadilingAngkola]]. Kemudian, penganut[[Kekristenan]] agamadianut oleh 10,77% dengan rincian penganut [[Kristen ProtestanProtestanisme]] sebanyak 9,71% dan [[Gereja Katolik Roma|Katolik Roma]] sebanyak 1,06% yang kebanyakan berasal dari etnis Batak (Khususnya [[Suku Batak Toba| Toba]], [[Suku KaroSimalungun|KaroSimalungun]], serta [[Suku Pakpak|Pakpak]] dan), [[Suku SimalungunNias|SimalungunNias]]), [[Suku NiasKaro|NiasKaro]], dan sebagian dianut etnis Tionghoa dan serta penduduk dari Indonesia Timur (suku asal NTT, Ambon, dan Minahasa). Penganut agama [[Agama Buddha|Buddhisme]] sebanyak 2,08% dan [[Konfusianisme|Konfusianisme/Konghucu]] sebanyak 0,03% yang berasal dari etnis Tionghoa. Sekitar 0,0102% memeluk agama [[Agama Hindu|Hindu]] yang berasal dari suku Bali serta sebagian keturunan India (Hindi & Tamil), dan kepercayaan sebanyak 0,0201% umumnya dianut oleh beberapa masyarakat terasing di Riau tetapi mayoritas sudah menganut agama Islam dan meninggalkan agama lama. Beberapa ada juga yang menjadi Kristen serta sebagian kecil Buddha.<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=26 Februari 2022|format=Visual|archive-date=2021-08-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20210805043517/http://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|dead-url=no}}</ref>
 
Berbagai sarana dan prasarana peribadatan bagi masyarakat Riau sudah terdapat di provinsi ini, seperti Masjid, & mushala (Islam), gereja Protestan, & gereja Katolik (Kristen), vihara danBuddha, serta pura atau kuil Hindu. Jumlah rumah ibadah ibadah di Riau hingga tahun [[2021]], yakni masjid sebanyak 6.318 bangunan, kemudian mushala sebanyak 6.544 bangunan, gereja [[Protestan]] sebanyak 1.895 bangunan, gereja [[Katolik]] sebanyak 244 bangunan, vihara sebanyak 94 bangunan, dan pura atau kuil sebanyak 8 bangunan.<ref name="RIAU"/>
 
== Politik dan pemerintahan ==