Medang: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Balikkan
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 7:
| religion = [[Hindu]] dan [[Buddha]]
| p1 = Kerajaan Kalingga
| s1 = Kerajaan PanjaluKahuripan
| event_start = [[Prasasti Canggal]]; [[Sanjaya dari Mataram|Sanjaya]], mendirikan Kerajaan Medang<br>(Periode [[Jawa Tengah]]
| year_start = 732
Baris 73:
Pada periode antara akhir abad ke-8 dan pertengahan abad ke-9, terlihat mekarnya seni dan arsitektur Jawa klasik tercermin dalam pertumbuhan pesat pembangunan candi, yang menghiasi lanskap kerajaan di Mataram. Candi yang terkenal dibangun pada era kerajaan Medang adalah [[Candi Kalasan|Kalasan]], [[Candi Sewu|Sewu]], [[Candi Borobudur|Borobudur]] dan [[Candi Prambanan|Prambanan]]. Kerajaan Medang dikenal sebagai negeri pembangun candi.<ref>{{Cite news|url=https://nasional.kompas.com/read/2012/02/18/04155621/Kisah.Mataram.di.Poros.Kedu-Prambanan|title=Kisah Mataram di Poros Kedu-Prambanan|date=2012-02-18|work=[[Kompas.com]]|language=id}}</ref>
 
Kemudian wangsa yang memerintah Kerajaan Medang terbagi menjadi dua kubu yang diidentifikasi sebagai Syailendra pemuja [[Siwa]] dan Syailendra penganut [[Buddha Mahayana]]. Indikasi perang saudara terjadi, hasilnya adalah [[wangsa Syailendra]] dibagi menjadi dua kerajaan yang kuat, wangsa Syailendra (pemuja Siwa) berkuasa di [[Jawa]] dipimpin oleh [[Rakai Pikatan]] dan wangsa Syailendra (penganut Buddha) berkuasa di [[Sumatera]] dipimpin oleh [[Balaputradewa]]. Perselisahan di antara mereka berakhir sampai 938 Saka, atau sekitar 1016 ketika wangsa Syailendra yang berbasis di Sumatera menghasut ''Haji Wurawari'', seorang vasal kerajaan Medang, dari '''Lwaram''' dengan mendapat dukungan kuat [[Sriwijaya]] untuk memberontak kepada kekuasaan [[Dharmawangsa Teguh]], dan menyerbu ibu kota '''Wwatan''' di [[Jawa Timur]]. Serangan tersebut dilancarkan secara mendadak dan tak terduga. Akibatnya, kerajaan luluh lantak dan tak menyisakan apapun kecuali sedikit saja yang selamat.
 
Seorang bangsawan Jawa-Bali keturunan [[wangsa Isyana]] yang bertahan, merebut kembali Jawa Timur, dan selanjutnya pada tahun 1019 mendirikan [[Kerajaan PanjaluKahuripan|Medang Kahuripan]], sebagai kelanjutan Medang yaitu [[Airlangga]], putra [[Udayana]] raja kedelapan dari [[Kerajaan Bedahulu]] di [[Bali]]. Ibunya bernama [[Mahendradatta]], seorang putri dari Raja Medang, [[Makutawangsawardhana]]. Peristiwa tersebut disebutkan dalam [[prasasti Pucangan]] yang dikeluarkan oleh Airlangga pada 1041, dikemudian kerajaan Airlangga tersebut terbagi lagi menjadi dua, [[Kerajaan KadiriPanjalu]] dan [[Kerajaan Janggala]].<ref name="lacak">{{cite book|author=Boechari|title=Melacak Sejarah Kuno Indonesia lewat Prasasti|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|date=2012|location=Jakarta|url=|doi=|pages=|id= ISBN 978-979-91-0520-2}}</ref>
 
== Etimologi ==
Baris 215:
Nama Medang juga disebutkan dalam [[Prasasti Keping Tembaga Laguna]] (sekitar 900 M), ditemukan di Lumban, Laguna, [[Filipina]]. Penemuan prasasti, yang ditulis dalam [[aksara Kawi]] dalam berbagai [[bahasa Melayu Kuno]] yang mengandung banyak kata pinjaman dari [[bahasa Sanskerta]] dan beberapa elemen kosakata non-Melayu yang asalnya ambigu antara Jawa Kuno dan Tagalog Kuno, menunjukkan bahwa orang atau pejabat Medang telah memulai perdagangan antar pulau dan hubungan luar negeri di daerah-daerah sejauh [[Filipina]].
 
Catatan Arab abad ke-10 ''Ajayeb al-Hind'' (Keajaiban India) memberikan laporan invasi di Afrika oleh bangsa yang disebut Wakwak atau Waqwaq,<ref name=":122">Kumar, Ann (2012). 'Dominion Over Palm and Pine: Early Indonesia’s Maritime Reach', dalam Geoff Wade (ed.), ''Anthony Reid and the Study of the Southeast Asian Past'' (Singapore: Institute of Southeast Asian Studies), 101–122.</ref>{{rp|110}} mungkin adalah orang-orang Melayu Sriwijaya atau orang Jawa dari kerajaan Medang,<ref name=":13">{{Cite book|last=Nugroho|first=Irawan Djoko|year=2011|title=Majapahit Peradaban Maritim|location=|publisher=Suluh Nuswantara Bakti|isbn=9786029346008|pages=978-602-9346-00-8}}</ref>{{Rp|39}} pada 945–946 M. Mereka tiba di pantai [[Tanganyika]] dan [[Mozambik]] dengan 1000 kapal dan berusaha merebut benteng Qanbaloh, meskipun akhirnya gagal. Alasan serangan itu adalah karena tempat itu memiliki barang-barang yang cocok untuk negara mereka dan China, seperti gading, kulit kura-kura, kulit macan kumbang, dan ambergris, dan juga karena mereka menginginkan budak hitam dari [[orang Bantu]] (disebut ''Zeng'' atau ''Zenj'' oleh orang Arab, ''Jenggi'' oleh orang Jawa) yang kuat dan menjadi budak yang baik.<ref>{{Cite book|last=Wade|first=Geoff|year=2012|title=Anthony Reid and the Study of the Southeast Asian Past|location=Singapore|publisher=Institute of Southeast Asian Studies|isbn=978-9814311960|pages=}}</ref> Keberadaan orang Afrika berkulit hitam masih dicatat sampai abad ke-15 pada prasasti-prasasti berbahasa Jawa kuno<ref>{{Cite journal|last=Maziyah|first=Siti|date=2022|title=Analysing the Presence of Enslaved Black People in Ancient Java Society|url=http://dx.doi.org/10.14710/jmsni.v6i1.14010|journal=Journal of Maritime Studies and National Integration|volume=6|issue=1|pages=62–69|doi=10.14710/jmsni.v6i1.14010|issn=2579-9215}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Jákl|first=Jiří|date=2017|title=Black Africans on the maritime silk route|url=http://dx.doi.org/10.1080/13639811.2017.1344050|journal=Indonesia and the Malay World|volume=45|issue=133|pages=334–351|doi=10.1080/13639811.2017.1344050|issn=1363-9811}}</ref> dan orang Jawa masih dicatat mengekspor budak berkulit hitam pada era dinasti Ming.<ref>{{Cite book|year=2017|url=https://books.google.com/books?id=lK8XEAAAQBAJ&dq=%E7%88%AA%E5%93%87%E9%8A%83&pg=RA2-PT188|title=中国与南海周边关系史 (History of China's Relations with the South China Sea)|publisher=Beijing Book Co. Inc.|isbn=9787226051870|editor-last=Shu|editor-first=Yuan|quote=一、药材:胡椒、空青、荜拨、番木鳖子、芦荟、闷虫药、没药、荜澄茄、血竭、苏木、大枫子、乌爹泥、金刚子、番红土、肉豆蔻、白豆蔻、藤竭、碗石、黄蜡、阿魏。二、香料:降香、奇南香、檀香、麻滕香、速香、龙脑香、木香、乳香、蔷薇露、黄熟香、安息香、乌香、丁皮(香)。三、珍宝:黄金、宝石、犀角、珍珠、珊瑙、象牙、龟筒、 孔雀尾、翠毛、珊瑚。四、动物:马、西马、红鹦鹉、白鹦鹉、绿鹦鹉、火鸡、白 鹿、白鹤、象、白猴、犀、神鹿(摸)、鹤顶(鸟)、五色鹦鹉、奥里羔兽。五、金 属制品:西洋铁、铁枪、锡、折铁刀、铜鼓。六、布匹:布、油红布、绞布。[4]此 外,爪哇还向明朝输入黑奴、叭喇唬船、爪哇铣、硫黄、瓷釉颜料等。爪哇朝贡贸易 输人物资不仅种类多,而且数虽可观,如洪武十五年(1382年)一次进贡的胡椒就达 七万五千斤。[5]而民间贸易显更大,据葡商Francisco de Sa记载:“万丹、雅加达等港 口每年自漳州有帆船20艘驶来装载3万奎塔尔(quiutai)的胡椒。"1奎塔尔约合59 公斤则当年从爪哇输入中国胡椒达177万公斤。}}</ref>
 
Menurut Prasasti Waharu IV (931 M) dan Prasasti Garaman (1053 M),<ref>Nastiti (2003), dalam Ani Triastanti, 2007, hlm. 39.</ref><ref>Nastiti (2003), dalam Ani Triastanti, 2007, hlm. 34.</ref> Kerajaan Medang dan [[Kerajaan Kahuripan]] zaman Airlangga (1000–1049 M) di Jawa mengalami masa kemakmuran panjang sehingga membutuhkan banyak tenaga terutama untuk membawa hasil panen, mengemas, dan mengirimkannya ke pelabuhan. Tenaga kerja berupa orang kulit hitam diimpor dari Jenggi ([[Zanzibar]]), Pujut ([[Australia]]), dan Bondan ([[Papua]]).<ref name=":13" />{{Rp|73}} Menurut Naerssen, mereka tiba di Jawa dengan jalan perdagangan (dibeli oleh pedagang) atau ditawan saat perang dan kemudian dijadikan budak.<ref>Kartikaningsih (1992). hlm. 42, dalam Ani Triastanti (2007), hlm. 34.</ref>
 
Penelitian pada tahun 2016 menunjukkan bahwa [[Bangsa Malagasi|orang Malagasi]] memiliki hubungan genetik dengan berbagai kelompok etnis Nusantara, terutama dari Kalimantan bagian selatan.<ref>{{Cite journal|last=Kusuma|first=Pradiptajati|last2=Brucato|first2=Nicolas|last3=Cox|first3=Murray P.|last4=Pierron|first4=Denis|last5=Razafindrazaka|first5=Harilanto|last6=Adelaar|first6=Alexander|last7=Sudoyo|first7=Herawati|last8=Letellier|first8=Thierry|last9=Ricaut|first9=François-Xavier|date=2016-05-18|title=Contrasting Linguistic and Genetic Origins of the Asian Source Populations of Malagasy|url=http://dx.doi.org/10.1038/srep26066|journal=Scientific Reports|volume=6|issue=1|doi=10.1038/srep26066|issn=2045-2322}}</ref> Bagian-bagian dari [[bahasa Malagasi]] bersumber dari [[Bahasa Maanyan|bahasa Ma'anyan]] dengan kata pinjaman dari bahasa [[Bahasa Sanskerta|Sanskerta]], dengan semua modifikasi linguistik lokal melalui bahasa Jawa atau Melayu.<ref name="A small cohort of Island Southeast Asian women founded Madagascar">{{cite journal|author=Murray P. Cox|author2=Michael G. Nelson|author3=Meryanne K. Tumonggor|author4=François-X. Ricaut|author5=Herawati Sudoyo|date=2012|title=A small cohort of Island Southeast Asian women founded Madagascar|journal=Proceedings of the Royal Society B|volume=279|issue=1739|pages=2761–8|doi=10.1098/rspb.2012.0012|pmc=3367776|pmid=22438500}}</ref> Orang Ma'anyan dan Dayak bukanlah seorang pelaut dan merupakan penggarap sawah kering sedangkan sebagian orang Malagasi adalah petani sawah basah, sehingga kemungkinan besar mereka dibawa oleh orang Jawa dan Melayu dalam armada dagangnya, sebagai buruh atau budak.<ref name=":122" />{{rp|114-115}} Kegiatan perdagangan dan perbudakan Jawa di Afrika menyebabkan pengaruh yang kuat pada pembuatan perahu di Madagaskar dan pantai Afrika Timur. Hal ini ditunjukkan dengan adanya cadik dan ''oculi'' (hiasan mata) pada perahu-perahu Afrika.<ref>{{Cite book|last=Hornell|first=James|date=|year=1946|url=https://archive.org/details/watertransportor0000horn/page/n5/mode/2up?q=|title=Water Transport: Origins & Early Evolution|location=Newton Abbot|publisher=David & Charles|oclc=250356881}}</ref>{{rp|253-288}} Budaya Jawa sepertinya juga mempengaruhi strata sosial di Madagaskar, gelar [[Malagasi]] "[[andriana]]" mungkin berasal dari gelar kebangsawanan Jawa kuno "Rahadyan" (''Ra-hady-an''), "hady" yang berarti "pejabat tinggi" atau "tuan".<ref name="Adelaar">{{cite book | last = Adelaar | first = K.A. | year = 2006 | title = The Indonesian migrations to Madagascar: Making sense of the multidisciplinary evidence | publisher = in Adelaar, Austronesian diaspora and the ethnogenesis of people in Indonesian Archipelago, LIPI PRESS | url = http://www.santafe.edu/events/workshops/images/6/6d/IndonesianMigrations.pdf | access-date = 2008-05-19 | archive-url = https://web.archive.org/web/20091122232505/http://www.santafe.edu/events/workshops/images/6/6d/IndonesianMigrations.pdf | archive-date = 2009-11-22 | url-status = dead }}</ref>
 
== Keruntuhan ==