Denominasi Kristen: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Stephensuleeman (bicara | kontrib)
Stephensuleeman (bicara | kontrib)
Baris 13:
== [[Skisma]] historis dan metode-metod [[taksonomi|skema klasifikasi]]==
Sejak abad pertama agama Kristen tidak pernah bersifat monolitik, dan di masa kini terdapat banyak sekali kelompok yang memiliki sejarah dan tradisi yang sama di dalam dan di luar agama Kristen [[arus utama]]. Karena agama Kristen adalah [[agama]] terbesar di dunia (dengan jumlah sekitar sepertiga dari seluruh penduduk dunia), kita perlu memahami berbagai tradisi keagamaan dalam pengertian kesamaan dan perbedaan antara tradisi, [[teologi]], [[eklesiologi|pemerintahan gereja]], doktrin, bahasa, dan seterusnya.
 
Pembagian terbesar dalam banyak skema klasifikasi adalah antara Gereja-gereja [[Kekristenan Timur|Timur]] dan [[Kekristenan Barat|Barat]]. Setelah kedua kelompok besar ini muncullah cabang-cabang yang beraneka ragam dari agama Kristen. Kebanyakan skema klasifikasi mendaftarkan enam (sesuai urutan besarnya: [[Katolik]], [[Protestan]], [[Ortodoks Timur]], [[Anglikan]], [[Ortodoks Oriental]], dan [[Gereja Asiria di Timur|Asiria]]). Yang lainnya mungkin mencantumkan [[Restorasionisme]] sebagai yang ketujuh, tetapi secara klasik kelompok ini dicantumkan di antara gerakan-gerakan Protestan. Setelah cabang-cabang ini muncullah kelompok-kelompok denominasional. Dalam sejumlah tradisi, kelompok-kelompok ini didefinisikan secara tegas (seperti misalnya gereja-gereja otosefalus dalam kedua cabang Gereja Ortodoks), dalam tradisi-tradisi yang lainnya, mereka mungkin merupakan kelompok-kelompok ideologis yang kendur yang dapat bertumpang tindih. Hal ini khususnya terjadi dalam hal Protestanisme, yang mencakup [[Gereja Advent|Adventis]], [[Anabaptis]], [[Anglikan]], [[Baptis]], [[Kongregasionalisme|Kongregasionalis]], [[Lutheranisme|Lutheran]], [[Methodisme|Methodis]], [[Pentakostalisme|Pentakostal]], [[Presbiterianisme|Presbiterian]], [[Gereja Reformasi|Gereja-gereja Reformasi]], dan barangkali juga lain-lainnya, tergantung pada siapa yang menyusun skemanya. Dari situ muncullah denominasi, yang di Barat, memiliki kemandirian mutlak untuk menetapkan doktrin (misalnya, gereja-gereja nasional di lingkungan [[Persekutuan Anglikan]] atau di lingkungan [[Lutheranisme]]). Di sini, skemanya menjadi semakin sulit untuk diberlakukan kepada gereja-gereja Timur dan Katolik, karena struktur-struktur hierarkhis mereka yang dari atas ke bawah. Satuan-satuan yang lebih terinci setelah denominasi adalah dewan-dewan regional dan [[Jemaat (gereja)|jemaat]] dan organisasi-organisasi gereja individual.
 
<!--[[Image:Christian-lineage.png|framed|center|Sebuah skema taksonomi denominasional Kristen.]]-->
Perbedaan-perbedaan mula-mula antara tradisi-tradisi Timur dan Barat berakar pada perbedaan sosial-[[budaya]] dan [[bahasa]] di dalam dan di antara [[Kekaisaran Romawi]] dan [[Bizantium]]. Karena bahasa yang digunakan di Barat (artinya, [[Eropa]]) ''[[lingua franca]]''nya adalah [[Latin]] dan di Timur ( [[Timur Tengah]], [[Asia]], dan [[Afrika]] utara) umumnya [[bahasa Yunani Koine]] untuk meyebarkan tulisan-tulisan, perkembangan-perkembangan teologis sulit diterjemahkan dari cabang yang satu kepada yang lainnya. Dalam perjalanan [[Konsili Ekumenis]] (pertemuan-pertemuan besar dari para pemimpin Kristen), sebagian kelompok gereja memisahkan diri dari keluarga agama Kristen yang lebih besar. Banyak kelompok [[sesat|penyesat]] yang mati karena kekurangan pengikut dan/atau tekanan oleh gereja yang lebih luas (seperti misalnya [[Apolinarianisme|Apolinarian]], [[Montanisme|Montanis]], dan [[Ebionit]]).
 
Perpecahan pertama yang penting dan kekal dalam agama Kristen yang historis muncul dari [[Gereja Asiria di Timur]], yang memisahkan diri setelah terjadinya pertikaian [[Kristologi|Kristologis]] menyangkut [[Nestorianisme]] pada [[431]] (pada 1994 Gereja Asiria menerbitkan sebuah pernyataan kristologis bersama dengan [[Gereja Katolik Roma|Gereja Katolik]]). Kini, Gereja Asiria dan Katolik memandang skisma ini umumnya hanya bersifat linguistik, yang disebabkan oleh masalah-masalah dalam menerjemahkan istilah-istilah yang sangat genting secara persis dari bahasa Latin ke dalam [[bahasa Aram]] dan sebaliknya (lihat [[Konsili Efesus]]). Setelah [[Konsili Khalsedon]] pada [[451]], perpecahan besar berikutnya terjadi ketika Gereja-gereja [[Gereja Ortodoks Suriah|Suriah]] dan [[agama Kristen Koptik|Alexandria]] (Mesir atau Koptik) memisahkan diri, dan Gereja-gereja yang keluar tersebut kini disebut sebagai [[Gereja Ortodoks Oriental]]. (Sebuah pernyataan kristologis serupa disusun antara [[Paus Yohanes Paulus II]] dan Patriarkh Suriah [[Ignatius Zakka I Iwas]], serta antara wakil-wakil Gereja Ortodoks Timur dan Gereja Ortodoks Oriental).