Melayu Tanjung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Cikalasa (bicara | kontrib)
k Melayu Cape, juga dikenal sebagai "Cape Malays" atau "Cape Muslim Community," merujuk pada kelompok etnis Melayu yang bermukim di Tanjung Harapan (Cape Town) dan sekitarnya di Afrika Selatan. Mereka merupakan keturunan dari imigran Melayu yang datang ke Tanjung Harapan pada abad ke-17 dan ke-18, yang sebagian besar adalah budak atau pekerja kontrak yang direkrut oleh Belanda dari wilayah-wilayah yang sekarang dikenal sebagai Indonesia dan Malaysia. Penjelasan unik tentang Melayu Cape adalah bag
Membalikkan revisi 23508337 oleh Cikalasa (bicara) terimakasih namun saya balikkan karena sudah ada kalimat penjelasan dan referensinya
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 1:
{{rapikan}}
Melayu Cape, juga dikenal sebagai "Cape Malays" atau "Cape Muslim Community," merujuk pada kelompok etnis Melayu yang bermukim di Tanjung Harapan (Cape Town) dan sekitarnya di Afrika Selatan. Mereka merupakan keturunan dari imigran Melayu yang datang ke Tanjung Harapan pada abad ke-17 dan ke-18, yang sebagian besar adalah budak atau pekerja kontrak yang direkrut oleh Belanda dari wilayah-wilayah yang sekarang dikenal sebagai Indonesia dan Malaysia.
 
Penjelasan unik tentang Melayu Cape adalah bagaimana mereka berhasil mempertahankan identitas budaya dan agama mereka di tengah pengaruh budaya Afrika dan Eropa yang dominan di sekitar mereka. Meskipun telah berabad-abad sejak leluhur mereka tiba di Tanjung Harapan, Melayu Cape berhasil mempertahankan bahasa Melayu sebagai bahasa ibu mereka, serta adat-istiadat, tradisi, dan agama Islam mereka.
 
Seiring berjalannya waktu, Melayu Cape juga mengembangkan kultur dan gaya hidup unik yang terinspirasi dari budaya lokal Afrika Selatan dan budaya Melayu. Misalnya, mereka menggabungkan elemen musik tradisional Afrika Selatan dengan irama Melayu dalam genre musik yang dikenal sebagai "ghoema," yang merupakan bagian integral dari perayaan mereka, terutama pada Hari Maulid Nabi Muhammad.
 
== Referensi ==
 
# Bickford-Smith, V., & Worden, N. (Eds.). (1998). Cape Town in the Twentieth Century: An Illustrated Social History. David Philip Publishers.
# Kortenaar, N. A. (2002). Cape Malay and the Discourse of the "Malay Community" in Post-Apartheid South Africa. Research in African Literatures, 33(2), 95-117.
# Ross, R. (1999). Status and Respectability in the Cape Malay Community, 1815-1915. The Journal of African History, 40(3), 411-433.
# Seekings, J., & Nattrass, N. (2005). Class, Race, and Inequality in South Africa. Yale University Press.
# Worden, N., & van Heyningen, E. (Eds.). (2014). Cape Town: The Making of a City: An Illustrated Social History. David Philip Publishers.
{{infobox ethnic group
|group = Melayu Cape<br/>Melayu Tanjung<br> <small>{{native name|af|Kaapse Maleiers}}<br/>{{native name|ms|Melayu Cape/Melayu Tanjung}}<br/> Muslim Cape </small>