Kaharingan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Busu Neneng (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Perbaikan Kesalahan Pengetikan
Baris 1:
{{lihat pula|Hindu di Indonesia}}
{{Aliran kepercayaan di Indonesia}}
{{Infobox religion
| icon =
Baris 56 ⟶ 55:
|related= {{hlist|[[Suku Dayak Ngaju]]|[[Suku Dayak Meratus]]|[[Suku Dayak Katingan]]|[[Suku Dayak Ot Danum]]|[[Suku Dayak Siang Murung]]|[[Lawangan]]|[[Suku Dayak Maanyan]]}}
}}
{{Aliran kepercayaan di Indonesia}}
'''Kaharingan''' adalah agama asli [[suku Dayak]] di [[Kalimantan|Pulau Kalimantan]]. Agama Kaharingan sudah ada sejak lama di Kalimantan bahkan sebelum agama-agama lainnya memasuki Kalimantan. Kaharingan '''bukanlah''' [[animisme]] atau [[Dinamisme (kepercayaan)|dinamisme]], dan juga '''bukan ajaran menyembah pohon atau batu''' seperti yang digembar-gemborkan dalam buku pelajaran Sejarah Indonesia. Saat ini Kaharingan menjadi salah satu agama leluhur di Indonesia yang masih bertahan dan masih dianut oleh sebagian suku Dayak, khususnya di [[Kalimantan Tengah]] dan [[Kalimantan Selatan]].<ref name="Politik dan postkolonialitas di Indonesia">{{en}} {{cite book|last=Susanto|first=A. Budi|year=2003|title=Politik dan postkolonialitas di Indonesia|publisher=Kanisius|isbn=9789792108507|coauthors=|link=http://books.google.co.id/books?id=hl-5ZE620VIC&lpg=PA264&dq=kayu%20tangi&pg=PA262#v=onepage&q=kayu%20tangi&f=false}}ISBN 979-21-0850-5</ref><ref>[http://books.google.co.id/books?id=kFqf1tqosvAC&lpg=PR37&dq=kaharingan&pg=PR37#v=onepage&q=kaharingan&f=true {{id}} Fr. Wahono Nitiprawiro, Moh. Sholeh Isre, Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKIS), Teologi pembebasan: sejarah, metode, praksis, dan isinya, PT LKiS Pelangi Aksara, 2000 ISBN 979-8966-85-6, 9789798966859]</ref> Kaharingan artinya tumbuh atau hidup, seperti dalam istilah ''danum kaharingan'' (air kehidupan).<ref name=":0">[http://books.google.co.id/books?id=rTiifZ-SlaEC&lpg=PA139&dq=kaharingan&pg=PA139#v=onepage&q=kaharingan&f=true {{id}} Fridolin Ukur, Tuaiannya sungguh banyak: sejarah Gereja Kalimantan Evanggelis sejak tahun 1835, BPK Gunung Mulia, 2000 ISBN 979-9290-58-9, 9789799290588]</ref> Penganut Kaharingan percaya terhadap [[Tuhan Yang Maha Esa]] atau Pencipta Alam Semesta yang mempunyai sebutan berbeda-beda di tiap daerah ('''''Ranying Hatalla Langit / Suwara / Yustu Ha Latalla'''''), dianut secara turun temurun dan dihayati oleh para penganutnya di Kalimantan. Ucapan salam dalam agama Kaharingan adalah "''Tabe Salamat Lingu Nalatai, Salam Sahujud Karendem Malempang''" yang berasal dari bahasa Sangiang dan memiliki arti "''Selamat bertemu, semoga dalam keadaan bahagia''".<ref>{{Cite book|last=Abubakar, Ngalimun, Fimier Liadi, Latifah|date=1 Oktober 2020|url=https://archive.org/details/bahasa-sebagai-nilai-perekat-dalam-simbol-budaya-lokal/mode/1up?view=theater|title=Bahasa Sebagai Nilai Perekat Dalam Simbol Budaya Lokal Tokoh Agama|location=Kota Palangkaraya|publisher=IAIN Palangkaraya|isbn=|pages=167|url-status=live}}</ref> Namun entah bagaimana, kini ucapan salam tersebut disalah-artikan sebagai ucapan salam adat suku Dayak. Agama Kaharingan pun mempunyai simbol tersendiri yang disebut [[Batang Garing]], yang berarti ''pohon kehidupan'' dalam bahasa Sangiang. Simbol Batang Garing ini sudah tidak asing bagi masyarakat Dayak karena sering dijumpai pada banyak bangunan di Kalimantan bahkan menjadi motif pakaian [[Batik|batik]] suku Dayak. Akibat pemerintah [[Indonesia]] yang mewajibkan penduduk dan warganegara untuk menganut salah satu [[agama]] resmi yang diakui oleh pemerintah Republik Indonesia, maka sejak 20 April 1980 agama Kaharingan akhirnya dikategorikan sebagai salah satu cabang dari agama Hindu (sebutannya menjadi Hindu Kaharingan).<ref name="Masihkah Indonesia2">{{id}}{{cite book|last=Susanto|first=A. Budi|year=2007|url=http://books.google.com/books?id=QyXg_GDYCdMC&lpg=PA224&dq=kahayan&hl=id&pg=PA244#v=onepage&q=kahayan&f=false|title=Masihkah Indonesia|publisher=Kanisius|isbn=9792116575}}ISBN 978-979-21-1657-1</ref> Sehingga dalam pembuatan [[KTP]], para penganut Kaharingan akan mencantumkan [[Hindu]] pada kolom agamanya. Seperti halnya agama [[Tollotang]] pada [[suku Bugis]] yang memiliki persamaan dengan Hindu dalam melaksanakan ritual pengorbanan hewan suci yang dalam agama Hindu disebut ''[[Yadnya]]'', yang kemudian diresmikan menjadi Hindu Tollotang.<ref>[{{Cite web|title={{id}} A. Budi Susanto, Masihkah Indonesia, Kanisius, 2007 ISBN 979-21-1657-5, 9789792116571|url=http://books.google.co.id/books?id=QyXg_GDYCdMC&lpg=PA244&dq=kaharingan&pg=PA244#v=onepage&q=kaharingan&f=true|archive-url=https://web.archive.org/web/20140219181626/http://books.google.co.id/books?id=QyXg_GDYCdMC&lpg=PA244&dq=kaharingan&pg=PA244#v=onepage&q=kaharingan&f=true|archive-date=2014-02-19|dead-url=yes|access-date=2010-07-31}} {{id}} A. Budi Susanto, Masihkah Indonesia, Kanisius, 2007 ISBN 979-21-1657-5, 9789792116571]</ref>
 
Baris 89:
Ketika membuat E-KTP, banyak masyarakat [[Dayak Meratus]] penganut agama Kaharingan yang memilih mengosongkan kolom agamanya, namun sebagian lainnya memilih mencantumkan [[Hindu]]. Sejak adanya keputusan Mahkamah Konstitusi pada tahun 2017 yang memperbolehkan penganut agama leluhur untuk mencantumkan agama nya pada KTP, kini sudah ada beberapa masyarakat Dayak Meratus yang memilih agama Kaharingan ke dalam kolom agama, walaupun saat KTP tersebut selesai dicetak '''hanya''' akan '''tertulis''' sebagai '''"Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa"'''.
 
Organisasi keagamaan Hindu Kaharingan adalah [[Majelis Besar Agama Hindu Kaharingan]] (MBAHK) yang pusatnya di [[Kota Palangka Raya]], [[Kalimantan Tengah]]. Dan sebagian penganut Kaharingan yang menentang integrasi dengan agama Hindu dan berpaham Kaharingan sebagai agama mandiri akhirnya mendirikan [[Majelis Agama Kaharingan Indonesia]] (MAKI) di Kalimantan Tengah<ref>{{cite book|surname=Popov|given=Igor (Dr. Igor Popov, LLM) |year=2017 |chapter=Agama-agama asli |chapter-url=https://indonesiafaiths.blogspot.com/p/agama-asli.html |title=Buku rujukan semua aliran dan perkumpulan agama di Indonesia |pages=96–104 |url=http://indonesiafaiths.blogspot.com/p/book-index.html |place=[[Singaraja (kota)|Singaraja]] |publisher=Toko Buku Indra Jaya |pages=76–77}}</ref><ref>{{Cite web |url=http://www.aman.or.id/2018/10/majelis-agama-kaharingan-indonesia-mendatangi-komnas-ham-komnas-perempuan/ |title=Salinan arsip |access-date=2020-04-24 |archive-date=2020-05-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200507165012/http://www.aman.or.id/2018/10/majelis-agama-kaharingan-indonesia-mendatangi-komnas-ham-komnas-perempuan/ |dead-url=yes }}</ref><ref>http://www.aman.or.id/2018/10/majelis-agama-kaharingan-indonesia-mendesak-pemerintah-indonesia-agar-mengakui-kaharingan-menjadi-agama/{{Pranala mati|date=Desember 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref><ref>https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--anggota-ombudsman-lakukan-pertemuan-dengan-sekda-kalteng-bahas-permohonan-pengurus-maki-agar-kaharingan-menjadi-agama-resmi-di-indonesia</ref><ref>https://majalah.tempo.co/read/agama/144726/kaharingan-menuntut-status?</ref> serta [[Majelis Umat Kepercayaan Kaharingan]] (MUKK) di [[Kalimantan Selatan]].<ref>{{Cite web |url=https://metro7.co.id/agama-kaharingan-diakui-mukk-kotabaru-kumpulkan-kepala-adat/ |title=Salinan arsip |access-date=2020-04-24 |archive-date=2021-02-27 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210227064115/https://metro7.co.id/agama-kaharingan-diakui-mukk-kotabaru-kumpulkan-kepala-adat/ |dead-url=yes }}</ref><ref>https://kalsel.prokal.co/read/news/21860-6-ribu-penganut-kepercayaan-kaharingan-mohon-perubahan-kolom-agama.html</ref><ref>https://banjarmasin.tribunnews.com/2019/01/24/kepercayaan-kaharingan-di-kotabaru-diakui-kemendikbud-ri-ktp-tak-kosong-lagi</ref>
 
== Kerajaan Kaharingan di Kalimantan pada masa lampau ==