Pengguna:Afif Brika1/sandbox: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 23:
 
== Perekonomian ==
=== Pertambangan ===
=== Pertanian, Perkebunan, Kehutanan ===
[[Berkas:SawahKorowai MeraukeGold 2012Camp.jpg|jmpl|PanenKamp perdanapenambang hasilemas cetak sawah tahun 2012ilegal di MeraukeKorowai]]
Kandungan [[emas]] ditemukan di wilayah [[Suku Korowai]] yang berada di perbatasan lima kabupaten di Papua Selatan dan Papua Pegunungan. Kawasan Korowai di Papua Pegunungan berada di Kabupaten Yahukimo dan Pegunungan Bintang. [[Penambangan]] di kawasan ini bersifat ilegal atau tidak berizin resmi namun banyak dilakukan. Lokasi penambangan berada di tengah hutan yang sangat jauh dari kota dengan akses darat yang sulit sehingga hanya dapat dituju dengan helikopter atau menaiki perahu kecil selama berjam-jam kemudian berjalan kaki. Para penambang kemudian mendirikan tenda-tenda di areal tambang sebagai tempat tinggal. Potensi emas di wilayah ini menarik perhatian masyarakat setempat maupun orang luar Papua. Pendulangan emas umumnya dilakukan di sungai secara sederhana menggunakan wajan walaupun diduga ada yang menggunakan alat penyedot pasir yang menimbulkan polusi di sungai seperti Sungai Deiram. Barang kebutuhan seperti beras, rokok, garam, dan lainnya didatangkan dari luar dan ditukar dengan emas. Salah satu lokasi tambang di Papua Pegunungan adalah Kampung Kawe, [[Awinbon, Pegunungan Bintang]]. Daerah ini sudah diakui sebagai Wilayah Penambangan Rakyat (WPR) oleh [[Kementerian ESDM]] di tahun 2022 sehingga rakyat setempat didorong untuk mengurus Izin Penambangan Rakyat (IPR) sehingga aktivitas tambang mereka menjadi legal.<ref>{{Cite web|url=https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-45165810|title=Tambang emas ilegal di pedalaman Papua: Mendulang dari derita Suku Korowai|access-date=2018-08-14|website=bbc.com/indonesia|last=Utama|first=Abraham|publisher=BBC News Indonesia}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://papua.antaranews.com/berita/565914/penambang-di-korowai-barter-barang-dengan-emas|title=Penambang di Korowai barter barang dengan emas|date=2020-07-02|website=papua.antaranews.com|last=Abubar|first=Musa|publisher=ANTARA}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://dpr-papua.go.id/gobay-bangga-putra-papua-mulai-urus-izin-pertambangan-rakyat/|title=Gobay Bangga Putra Papua mulai urus Izin Pertambangan Rakyat.|date=2023-02-23|website=dpr-papua.go.id|first=Human DPR Papua|publisher=Dewan Perwakilan Rakyat Papua}}</ref>
Papua Selatan memiliki potensi pertanian yang melimpah karena geografinya berupa [[dataran rendah]] yang sangat luas dan subur. Sejak zaman Belanda, orang Jawa didatangkan untuk mencetak [[sawah]] [[padi]] di Merauke yang kemudian dilanjutkan oleh program [[transmigrasi]] setelah kemerdekaan. Pangan lokal seperti [[sagu]] dan umbi-umbian mulai berganti dengan beras dan makanan instan.<ref>{{Cite web|url=https://www.kompas.id/baca/humaniora/2022/12/13/gastrokolonialisme-di-merauke-dari-transmigrasi-hingga-korporasi|title=Gastrokolonialisme di Merauke, Dari Transmigrasi Hingga Korporasi|date=2022-12-14|website=kompas.id|last=Arif|first=Ahmad|publisher=KOMPAS|last2=Saiful Rijal|first2=Yunus}}</ref> Tahun 2010, pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono mencanangkan program ''[[MIFEE|Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE)]]'' untuk menjadikan Kabupaten Merauke sebagai salah satu lumbung pangan Indonesia. Tanaman dalam program ini antara lain padi, jagung, dan kelapa sawit. Proyek ini mengalami kegagalan karena konflik antara pemerintah dan perusahaan dengan masyarakat adat dan LSM mengenai adanya kerusakan lingkungan dan pelanggaran HAM terhadap suku asli sehingga tidak ada lahan baru yang dibuka.<ref name="mediaBPP"></ref><ref name="journal IPB"></ref><ref name="mongabay"></ref> Program cetak sawah kembali dimulai pada masa kepemimpinan Joko Widodo namun kembali menuai kegagalan karena berbagai faktor seperti kondisi tanah berupa rawa yang asam dan sering banjir, kurangnya tenaga kerja, dan minimnya infrastruktur pendukung. Sekarang pemerintah Merauke lebih fokus untuk memaksimalkan produksi sawah yang sudah ada.<ref>{{Cite web|url=https://www.kompas.id/baca/humaniora/2022/12/13/kegagalan-berulang-lumbung-pangan|title=Kegagalan Berulang Lumbung Pangan|date=2022-12-14|website=kompas.id|last=Arif|first=Ahmad|publisher=KOMPAS|last2=Saiful Rijal|first2=Yunus}}</ref>
 
Papua Selatan memiliki perkebunan kelapa sawit di Merauke dan Boven Digoel yang dikelola perusahaan besar. Salah satunya adalah PT Tunas Sawa Erma (TSE) yang merupakan anak perusahan Korindo asal Korea Selatan. Selain kelapa sawit, Korindo juga bergerak di industri kayu. TSE Group beroperasi di Merauke dan Boven Digoel dan terdiri dari beberapa anak perusahaan seperti PT Tunas Sawa Erma (TSE), PT Dongin Prabawa (DP), PT Berkat Cipta Abadi (BCA) dan PT Papua Agro Lestari (PAL).<ref>{{Cite web|url=https://tsegroup.co.id|title=TSE Group}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.voaindonesia.com/a/hilang-hutan-adat-karena-ekspansi-sawit-di-papua/5502087.html|title=Hilang Hutan Adat Karena Ekspansi Sawit di Papua|date=2020-07-14|last=Sucahyo|first=Nurhadi|publisher=VOA Indonesia}}</ref> Persebaran kebun kelapa sawit Papua Selatan antara lain di distrik Ngguti, Ulilin, dan Muting di Kabupaten Merauke serta distrik Jair di Kabupaten Boven Digoel.<ref>{{Cite book|title=Atlas Sawit Papua : Dibawah Kendali Penguasa Modal|url=https://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2016/09/Atlas-Sawit-Papua.pdf|last=Franky|first=Y. L.|publisher=PUSAKA|isbn=9786029879414|location=Jakarta|last2=Morgan|first2=Selwyn|year=2015}}</ref>
 
== Ref ==