Wikipedia:Bak pasir: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
MENERAPKAN KERJASAMA
UNTUK MEMBANGUN TIM DINAMIS DALAM ORGANISASI
Disusun Oleh
ABDUL ROHMAN AL AS’AD, NPM : 1061 0131
PROGRAM STRATA SATU (S.1)
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM WALI SEMBILAN
(SETIA-WS) SEMARANG)
TAHUN 2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Melihat fenomena yang terjadi pada suatu lembaga atau organisasi yang jikalau diamati kadang mereka hanya memikirkan suatu kemampuan sang leader bahkan kadang mereka tidak saling bersatu untuk mewujudkan tujuan yang semula diprogramkan. Indvidu dalam organisasi kadang mempunyai hubungan yang kurang dinamis dan kurang saling mendukung atau bahkan tidak ada kepercayaan satu sama lain.
Dalam kamus bahasa Indonesia kerjasama mempunyai arti perbuatan atau melakukan sesuatu pekerjaan yang dilakukan secara tidak berbeda dan bersama-sama serta mengikuti ketetapan sepihak . Suatu kerjasama sangatlah dibutuhkan dalam menjalankan atau melakukan suatu organisasi yang didalamnya terdapat suatu tim atau kelompok yang saling bersinergi untuk mewujudkan suatu hasil yang telah ditentukan.
Mengenai hal tersebut diatas penulis mecoba mencari suatu pembahasan yang sekiranya berhubungan dengan bagaimana sebuah tim dalam suatu organisasi dapat menjadi Tim yang dinamis, yang akhirnya akan menjadi suatu tim yang benar-benar mampu mengelola suatu organisasi tersebut.
B. TUJUAN PENYUSUNAN MAKALAH
Secara garis besar penyusunan makalah ini diususun guna memenuhi tugas Akhir semester V, Mata kuliah Administrasim/ Manajemen Pendidikan, yang selanjutnya diharapkan dengan makalah ini kita semua dapat mengerti bagaimana kita harus menerapkan segala kerjasama yang haru dilakukan untuk membentuk suatu tim yang dinamis dalam suatu organisasi.
C. PEMBAHASAN MASALAH
Dalam makalah ini penulis akan membahas beberapa point diantaranya :
1. Pengertian Tim yang dinamis
2. Unsur-unsur Tim yang dinamis
3. Tahapan pertumbuhan Tim
4. Tahapan perkembangan Tim
5. Membangun rasa kebersamaan Tim
6. Membangun kebanggaan Tim.
BAB II
MENERAPKAN KERJASAMA
UNTUK MEMBANGUN TIM DINAMIS DALAM ORGANISASI
Orang dewasa sebagai subyek didik telah memiliki sejumlah pengetahuan, sikap dan ketrampilan tertentu. Pada diri orang dewasa senantiasa timbul keinginan untuk menambah pengetahuan dalam meningkatkan kinerja dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Orang dewasa akan termotovasi untuk belajar, apabila mereka menyadari akan adanya kebutuhan (feld needs) untuk memecahkan suatu masalah dalam hidupnya.
Dalam pemecahan suatu masalah, kadangkala orang dewasa perlu membutuhkan atau bahkan perlu adanya suatu bantuan atau kerjasama dari suatu kelompok atau tim tertentu, dalam hal ini suatu organisasi atau tim dalam suatu kelompok sangatlah diperlukan demi terselesainya suatu problem atau masalah tertentu. Dan pada akhirnya tim yang dinamislah yang dapat membantu dan menemukan suatu solusi atau jalan keluar beberapa masalah.
Secara sederhana organisasi dartikan suatu perserikatan orang-orang yang masing-masing diberi peranan tertentu dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan peranan tersebut bersama-sama secara terpadu mencapai tujuan yang telah ditentukan bersama yang secara aktivitasnya orang-orang tersebut terarah kepada pencapaian tujuan.
A. Pengertian Tim Yang Dinamis
Apabila berbicara tentang tim, maka ada tim yang dapat mencapai suatu prestasi yang tinggi, namun juga ada yang hanya bertahan beberapa hari saja, untuk itu maka diperlukan suatu usaha maksimal akan mampu berperan sebagai tim yang dinamis , terutama dalam mengolah atau mangatur suatu organisasi tertentu.
Tim dinamis adalah tim memiliki kinerja yang sangat tinggi, tim yang dapat memanfaatkan segala energi yang ada dala tim tersebut untuk menghasilkan sesuatu. Tim dinamis merupakan tim yang penuh dengan rasa percaya diri, tim yang para anggotanya menyadari kekuatan dan kelemahannya untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Dalam organisasi modern sangat dikenal adanya cara kerja secara tim, samakah tim dengan kelompok . kelompok adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang satu sama lain berinteraksi dalam mencapai tujuan bersama. Sedangkan yang dimaksud dengan Tim adalah kumpulan orang-orang yang tergabung dalam suatu kelompok yang memiliki tujuan yang sama, anggotanya saling tergantung antara yang satu dengan yang lain, dan bekerja dalam suasana saling percaya, saling memotivasi dan apabila terdapat permasalahan diselesaikan secara terbuka dengan pendekatan win-win solutions. Secara garis besar tim mencakup lebih luas dari pada suatu kelompok.
B. Unsur-unsur Tim yang Dinamis
Tim yang dinamis memiliki unsur-unsur yang tidak jauh berbeda. Adapun unsur-unsur tersebut menurut Richard Y. Chang adalah sebagai berikut
1. Menyatakan secara jelas misi tujuaanya;
Visi adalah gambaran akan datang yang merupakan cita-cita, visi ini digambarkan dalam bentuk misi. Suatu organisasi atau tim yang dinamis harus mampu menjelaskan misi tersebut kedalam tujuan-tujuan baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Tanpa memiliki tujuan yang jelas tim tidak akan mengetahui kearah mana akan melangkah, sehingga akan terombang-ambing oleh bertiupnya angin. Tujuan dan sasaran ini harus dipahami seluruh anggota tim sebab hal ini akan meningkatkan komitmen antara mereka. Pemimpin yang dinamis harus mampu memastikan bahwa semua anggota kelompok terlibat dalam perumusan tujuan tim
2. Beroperasi secara kreatif;
Dalam pelaksanaan kerja tim sangat kreatif dan dinamis dengan memperhitungkan resiko yang ada dan selalu mencoba cara berbeda dalam melakukan sesuatu. Mereka tidak takut menghadapi kegagalan-kegagalan dan selalu mencari peluang untuk mengemplementasikan tekhnik yang batu. Mereka bersikap luwes dan kreatif dalam memecahkan masalah.
3. Memfokuskan pada hasil;
Tim yang dinamis mampu menghasilkan melampaui kemampuan jumlah individu yang menjadi anggotanya. Para anggota tim secara terus menerus memenuhi komitmen waktu, anggaran, produktivitas, dan mutu “Produktivitas Optimun” merupakan tujuan bersama.
4. Memperjelas peran dan tanggung jawab;
Peran dan tanggung jawab anggota tim jelas. Setiap anggota tim mengetahui dengan jelas apa yang diharapkan dari dirinya, dan mengetahui dengan jelas peran temannya dalam tim. Tim yang dinamis selalu memperbahatui peran dan tanggung jawab anggotanya sesuai dengan perubahan tuntutan, sasaran dan tehnologi.
5. Diorganisasikan dengan baik;
Tim dinamis menjalankan fungsi-fungsi management dengan baik, menetapkan prosedur secara jelas serta kebijakan dengan jelas. Tim juga menginvetarisir jenis ketrampilan yang dimiliki oleh para anggota tim.
6. Membangun diatas kekuatan individu;
Kompentensi individu sangat diperhatikan, sehingga pemimpin tim memahami betul kekuatan dan kelemahan anggota timnya. Oleh karena itu program pembinaan sangat diharapkan. Pimpinan tim sangat memperhatikan pemberdayaan timnya sehingga dalam pemberdayaan disesuaikan dengan kompentensi anggota tim.
7. Saling mendukung kepemimpinan anggota yang lain;
Dalam tim yang dinamis kepemimpinan dibagi diantara para anggotanya. Dalam hal ini tidak ada pimpinan yang mutlak. Setiap anggota tim memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi pimpinan tim. Meskipun demikian peran supervisor masih dianggap ada. Dalam tim dinamis menghargai keunikan setipa individu.
8. Mengembangkan iklim tim
Tim yang berkinerja tinggi memiliki anggota yang secara antusias bekerjasama dengan tingkat keterlibatan dan energi kelompok yang tinggi (bersinergi)
9. Menyelesaikan ketidak sepakatan.
Perbedaan persepsi dan ketidak sepakatan akan terjadi dalam setipa tim. Tim dinamis menganggap bahwa konflik merupakan suatu wahana untuk hal-hal yang lebih positif. Segala konflik akan diselesaikan dengan pendekatan secara terbuka dengan tekhnik kolaborasi.
10. Berkomunikasi secara terbuka;
Pembicaraannya secara asersi yakni berbicara secara lugas, jujur tetapi tidak melukai pihak lain. Masing-masing anggota kelompok saling memberi dan menerima saran dari anggota kelompok yang lain. Komunikasi dilakukan secara timbale balik dan untuk kepentingan bersama.
11. Membuat keputusan secara obyektif
Dalam pemecahan masalah menggunakan pendekatan yang mantap dan proaktif. Keputusan dicapai melalui consensus. Setiap anggota kelompok bersedia dan mendukung keputusan tersebut. Anggota kelompok bebas mengurakan pendapat dan ide-idenya dan mendukung rencana yang telah ditetapkan
12. Mengevaluasi efektifitasnya sendiri.
Evaluasi dilaksanakan secara terus menerus dengan tujuan untuk melihat bagaimanakah pelaksanaan rencana selama ini. Penyempurnaan dilaksanakan secara berkelanjutan dan manajemen proaktif. Apabila muncul masalah kinerja, mereka bisa segera memecahkannya sebelum menjadi permasalahan yang serius.
C. TAHAPAN PERTUMBUHAN TIM
Tim yang baik dalam suatu organisasi tidak terjadi dengan sendirinya, dalam waktu yang pendek, melainkan perlu upaya yang sungguh, kebijakan dan program yang konsisten, berkesinambungan dan sistematis. Untuk itu diperlukan tahapan dalam pertumbuhan tim tersebut. Berikut ini disajikan tahapan pertumbuhan tim yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut :
1. Tingkat Formating
Pada tingkat ini perasaan yang timbul adalam optimis dan pesimis, perbuatan positif atau skeptis, ketakutan dan anti terhadap apa yang akan terjadi, ketakutan akan ketidak mampuan dan ketidak sesuaian serta mencoba untuk menentukan apa yang harus dilakukan dan bagaimana pekerjaannya. Sedangkan perilaku yang timbul antara lain mencoba untuk memilah perilaku organisasi yang dapat diterima dari ketidak dapat diterima, belajar untuk menghimpun informasi yang dapat dibutuhkan dan belajar mengalami kesukaran dan kebingungan dalam meningkatkan ruang lingkup akhirnya mengalami perasaan tidak puas terhadap organisasi, kebijakan penghargaan dan ragu akan fungsi tim
2. Tingkat storming
Pada tahap ini pada umumnya ditemui sikap meragukan terhadap tugas dan metodologinya, sehingga merasa pesimis dengan program yang ada. Ragu terhadap kamampuan tim. Hal ini dicirikan dengan diantara anggota tim saling berargumentasi, saling menyalahkan, menyingkir, bersifat defensive dan bersaing serta timbul reaksi tegang dan mengeluh dengan beban kerja.
3. Tingkat norming
Pada tahapan ini anggota mulai mau menerima perbedaan-perbedaan dan mengadakan rekonsiliasi tentang hal yang tidak disetujui. Konflik mulai dapat dikendalikan. Adapun element yang dapat dirasakan antara lain : anggota memberikan kritik yang konstruktif, merasa menjadi anggota tim, merasa bahwa tim dapat merasa lancar bekerja, melangkah lebih harmonis, mulai saling akrab dan mempercayai, memiliki rasa “sense of togetherness”, anggota juga mulai memahami kewajiban, aturan dan norma serta anggota lebih menyisihkan lebih baik waktu untuk bekerja bersama tim.
4. Tingkat perfoming
Pada tahapan perfoming tim mulai matang, mengeti tentang pa yang diharapkan darinya, mereka mulai membicarakan gagasan penyempurnaan., mencari data, diagnosa dan mengembankan solusi serta mencoba melakukan perubahan-perubahan. Perilaku yang dimunculkan adalah lebih mengerti satu sama lain, mampu mengendalikan diri dengan konstruktif, trampil dalam bekerja yang terfokus pada masalah, bersama tim melakukan fungsi-fungsi manajemen dengan baik, mendyukuri kemajuan yang telah dicapai oleh tim serta menikmati suasana persahabatan dalam tim.
D. TAHAPAN PERKEMBANGAN TIM
Dari uraian diatas untuk menjadi tim yang dinamis ternyata dilakukan melalui tahapan pertumbuhan terlebih dahulu, baru melalui tahapan perkembanga tim.
Guna mewujudkan tim yang dinamis tidak semudah membalikkan tangan kita, tetapi merupakan rangkaian perkembangan setahap demi setahap. Tahapan tersebut dalam hal ini mengacu pada pendapat Richard Y. Chang yang dimulai dalam bukunya. Membangun Tim yang dinamis. Adapaun perkembangan tersebut adalah sebagai berikut :
Tim yang dinamis membutuhkan perencanaan yang strategis serta kinerja yang optimal untuk tahapan diatas merupakan salahsatu alternative pilihan yang jitu. Secara garis besar tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan arah (Drive)
Dalam tahap ini harus memfokuskan pada misinya dan membuat garis besar strategi yang akan ditempuh serta menetapkan tujuan, prioriats dan prosedur kerja serta peraturan bagi tim anda
2. Bergerak (Strive)
Dalam tahap ini peran dan tanggung jawab anggota tim ditetapkan dengan jelas. Beberapa kendala akan dihadapi dengan penuh bijaksana bersama dengan seluruh angota tim, sehingga seluruh permasalahan dapat dihadapi dengan arif dan bijaksana.
3. Mempercepat gerak (Thrive)
Fase ini dimungkinkan untuk meningkatkan produktifitas secara maksimal. Dalam memecahkan masalah menggunakan umpan balik dari sesame aggota tim, management konflik, kerjasama dan pembuatan keputusan yang efektif. Penugasan terhadap wilayah secara cepat dan efektif dengan daya tahan yang tangguh
4. Sampai (Arrive)
Dengan kerjasama tim yang kompak tim akan mencapai puncak dengan mengatasi semua kendala-kendala yang ada, akhirnya mencapai prestasi yang luar biasa. Namum apabila dalam fase ini belum mecapai puncak idealnya adalah meninjau kembali tim anda dengan melaksanakan konsolidasi upaya misalnya berkoordinasi secara maksimal. Disamping itu perlu mininjau kembali sasaran-sasaran yang telah ada, masih relevan atau tidak.
E. MEMBANGUN RASA KEBERSAMAAN TIM
Tahap-tahap dalam membangun tim yang dinamis tersebut akan berjalan dengan seksama apabila anggota-anggota tim mampu membangun rasa kebersamaan secara efektif. Untuk membangun rasa kebersamaan didalam suatu tim, maka setiap anggota kelompok harus mampu untuk menerima keragaman anggota tim. Mengapa demikian ? Hal ini disebabkan setiap tim terdiri dari berbagai individu yang memeliki latar belakang, perilaku, pengalaman yang berbeda-beda.
Adapun jalur belajar melalui pengalam tersebut tergambar dibawah ini.
Urutan tahapan daur belajar melalui pengalaman dimulai dari
1. Mengalami (experiencing)
2. Mengungkapkan (publishing)
3. Mengolah (analysing)
4. Menggeneralisasi (generalizaztion)
5. Menerapkan prinsip
F. MEMBANGUN KEBANGGAAN TIM
Tim yang dinamis akan senantiasa mempertahankan prestasinya secara maksimal. faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemelihraan tim agar anggota tim mampu membangun kebanggaanya adalah sebagai berikut :
1. Memotivasi Anggota tim untuk berkomitmen;
Dalam memotivasi ini terlebih dahulu tentukan faktor-faktor apakah yang dapat mempengaruhi orang tersebut termotivasi dengan baik. Tanpa mengetahui hali ini proyek besarpun belum tentu merupakan faktor stimulus.
2. Memotivasi anggota tim yang tidak termotivasi
Tidak setiap anggota tim memiliki motivasi yang sama. Ada anggota tim yang produktif, ada pula yang enggan berpartisipasi secara aktif. Untuk itu diperlukan beberapa strategi yang jitu. Strategi tersebut antara lain (1) dapatkan nasihat dari mereka, (2) jadikan mereka guru, (3) libatkan mereka dalam presentasi dan delegasikan kepada mereka proyek bintang.
Secara skematis tekhnik memotivasi tersebut adalah sebagai berikut
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam membangun kerjasama tim adalah perlunya meningkatkan kerja sama tim yang efektif, mendengarkan secara aktif, mampu memotivasi anngota tim serta menyelesaikan konflik secara efektif. Teknik.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam rangka menerapkan kerjasama untuk membangun sebuah tim yang dinamis adalah tim yang berkinerja tinggi, tim yang yang memanfaatkan energi secara maksimal untuk menghasilkan sesuatu. Tim yang penuh percaya diri, tim yang saling bergantung satu sama lain. Adapun unsur-unsur tim yang dinamis antara lain adalah menyatakan secara jelas misi dan tujuannya, beroprasi secara secara kreatif, menfokuskan pada hasil , memperjelas peran dan tanggung jawab, diorganisir secara baik, dibangun diatas kekuatan individu, saling mendukung kepemimpinan anggota yang lain, mengembangkan iklim tim, menyelesaikan ketidaksepakatan, berkomunikasi secara terbuka, membuat keputusan secara obyektif, mengevaluasi efektivitasnya sendiri. Untuk mencapai tim yang dinamis tentu saja mengacu pada perkembangan tim dan perlunya membangun rasa kebersamaan dan mampu menumbuhkan kebanggaan Tim.
B. SARAN
Berkenaan dengan segala permasalahan diatas, dan segala solusi yang penulis buat, maka kita sebagai seorang calon pengajar yang backgroundnya guru pendidikan agama Islam, maka hal kerjasama tim dan bersikap secara profesioanal dalam suatu kelompok atau organisasi haruslah benar-benar diperhatikan, karena kunci pokok dari suksesnya tim adalah dengan adanya kerjasama dan kekuatan individu yang saling percaya dan saling membangun.
C. PENUTUP
Alhamdulillah Akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas malakal ini, mungkin hanya makalah yang cukup singkat yang dapat penulis sampaikan dan tentunya semua itu masih kurang dari suatu kesempurnaan. Semoga apa yang penulis sampaikan bermanfaat bagi kita semua. Amin..
DAFTAR PUSTAKA
Soeharso. Drs, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, 2007 : Semarang Grand Media Pustaka.
Ratna, Sri, Ir. MM, Dinamika Kelompok, 2003, Jakarta : Lembaga Administrasi Negara-RI.
Akdon. Dr, M.Pd, Strategi Management For Educational Management, 2006, Bandung : Al Fabeta
Wahyu, Suprapti, Dra., MM., Membangun Kerjasama Tim (Team Building), 2003, Jakarta : Lembaga Administrasi Negara-RI.
|