Jurnalisme advokasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Alexdaiva86 (bicara | kontrib)
Baris 2:
{{Paragraf pembuka}}
 
'''Jurnalisme advokasi''' adalah salah satu bentuk praktek jurnalisme yang memberikan ruang kepada jurnalis sebagai penafsir aktif dan mewakili kelompok tertentu di media Janowitz (1975). Salah satu bentuk jurnalisme advokasi adalah jurnalisme advokasi sipil. Bentuk ini mengacu kepada kelompok terorganisir yang menggunakan berita untuk mempengaruhi kebijakan publik. Organisasi sipil melalui jurnalisme advokasi bertujuan untuk menghasilkan debat publik, mempengaruhi opini publik, meningkatkan kesadaran, dan mempromosikan perubahan kebijakan dan program pada isu tertentu <ref name=":0" />
 
Jurnalisme advokasi mengacu pada bentuk jurnalisme yang menggabungkan sudut pandang dengan pelaporan yang dapat ditemukan di semua jenis outlet media di seluruh dunia<ref>{{Cite journal|last=Cáceres|first=Ingrid|date=2019|title=Advocacy Journalism|url=https://doi.org/10.1093/acrefore/9780190228613.013.776|journal=Advocacy Journalism|doi=https://doi.org/10.1093/acrefore/9780190228613.013.776}}</ref>
 
“Produk” jurnalistik yang dari jurnalisme advokasi dapat berupa rubrik opini surat kabar, halaman surat kabar, majalah politik partisan, dan pers aktivis dan radikal.<ref>{{Cite journal|last=Thomas|first=Ryan|date=2022|title=Advocacy Journalism|url=https://doi.org/10.1093/obo/9780199756841-0281|journal=Advocacy Journalism|doi=10.1093/OBO/9780199756841-0281}}</ref>
 
Jurnalisme advokasi populer di Amerika Serikat pada 1960-an dengan cara melibatkan opini jurnalis dengan tujuan menyuarakan dan bertindak atas nama kelompok tertentu yang tidak berdaya untuk bersuara di media. Jurnalisme advokasi ingin memberikan inovasi dan perspektif lain yang tidak terwakili oleh media.<ref>{{Cite journal|title=Analisis Wacana Jurnalisme Advokasi dalam Film Dokumenter Sexy Killers {{!}} E-Jurnal Medium|url=https://ojs.unud.ac.id/index.php/komunikasi/article/view/56681|language=en-US}}</ref>
 
Beberapa unsur yang membedakan antara jurnalisme advokasi dengan jurnalisme pada umumnya antara lain:
Baris 24 ⟶ 22:
Jurnalisme advokasi masih patuh pada prinsip jurnalisme, yaitu berdasar pada fakta (factuality), kebenaran (truth), dan kejujuran (fairness). Indikator jurnalisme oleh Westerthall yaitu imparsial dan faktual juga dipatuhi oleh jurnalisme advokasi, dalam rangka menegakkan keadilan dan keberimbangan yang terjadi dalam masyarakat.<ref name=":3" />
 
== Sejarah ==
Prinsip jurnalisme advokasi:
Jurnalisme advokasi populer di Amerika Serikat pada 1960-an dengan cara melibatkan opini jurnalis dengan tujuan menyuarakan dan bertindak atas nama kelompok tertentu yang tidak berdaya untuk bersuara di media. Jurnalisme advokasi ingin memberikan inovasi dan perspektif lain yang tidak terwakili oleh media.<ref>{{Cite journal|title=Analisis Wacana Jurnalisme Advokasi dalam Film Dokumenter Sexy Killers {{!}} E-Jurnal Medium|url=https://ojs.unud.ac.id/index.php/komunikasi/article/view/56681|language=en-US}}</ref>
 
# Keberpihakan terhadap korban: Jurnalis harus bersikap sensitif dan adil, serta berpihak pada korban untuk dapat membela kebenaran dan keadilan bagi korban
# Advokasi mengutamakan pemulihan dan pemberdayaan korban: Jurnalis harus dapat menjaga kondisi psikologis korban
# Advokasi sebagai alat transformasi sosial: Liputan yang dibuat jurnalis harus bertujuan untuk membawa pengaruh pada perubahan sosial yang lebih baik bagi korban
# Penegakan HAM dan HAP: Advokasi yang dilakukan harus memandang manusia sebagai sosok yang memiliki hak untuk memperoleh keadilan
 
Tahapan dalam melakukan liputan jurnalisme advokasi:
 
# Merumuskan isu/topik liputan: Topik yang dipilih dapat berasal dari sebuah kasus yang sudah lebih dulu ditemukan atau topik baru yang berpotensi dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat
# Investigasi/mengumpulkan data dan fakta: Data dan fakta dapat dikumpulkan dari berbagai sumber, seperti korban, masyarakat, maupun instansi terkait. Jurnalis harus membongkar konstruksi sosial yang sudah tertanam di masyarakat
# Mengidentifikasi aktor-aktor kunci: Jurnalis harus memetakan pihak yang akan dijadikan narasumber
# Memetakan potensi dan ancaman: Ancaman yang mungkin dapat terjadi harus dapat diidentifikasi lebih awal oleh jurnalis
# Membangun jaringan dan koalisi: Jaringan perlu dibangun untuk mendapatkan dukungan dari organisasi maupun lembaga yang konsen dan komitmen terhadap isu
# Menentukan strategi advokasi: Strategi dapat dipilih sesuai efektivitas dan kebutuhan
 
== Sejarah ==
Jurnalisme advokasi di negara demokrasi Eropa dapat ditemui di surat kabar dan publikasi dalam sistem media pluralis dan korporatis. Jurnalis biasanya mendekati pelaporan berita agar terlibat secara politik dan untuk mempromosikan sudut pandang yang diasosiasikan pada partai politik. Di Amerika Serikat, praktik jurnalisme advokasi dapat dilihat pada pertengahan 1800-1900an seperti promosi atas pemungutan suara, hak-hak pekerja, abolisionisme, feminisme, lingkungan, LGBTQ, anti-perang, dan hak etnis.<ref name=":0" />
 
Baris 77 ⟶ 61:
 
Jika dilihat "berita" terlihat semakin mirip terlepas dari perbedaan politik, ekonomi, dan budaya, strateginya sama di seluruh dunia. Jurnalisme sipil hampir tidak mewakili terobosan dalam berita, sebaliknya, ini adalah pendekatan manajemen berita yang konservatif dan tidak inovatif yang memanfaatkan bias jurnalisme kontemporer untuk memajukan tujuan keadilan sosial.<ref name=":2" />
 
Prinsip jurnalisme advokasi:
 
# Keberpihakan terhadap korban: Jurnalis harus bersikap sensitif dan adil, serta berpihak pada korban untuk dapat membela kebenaran dan keadilan bagi korban
# Advokasi mengutamakan pemulihan dan pemberdayaan korban: Jurnalis harus dapat menjaga kondisi psikologis korban
# Advokasi sebagai alat transformasi sosial: Liputan yang dibuat jurnalis harus bertujuan untuk membawa pengaruh pada perubahan sosial yang lebih baik bagi korban
# Penegakan HAM dan HAP: Advokasi yang dilakukan harus memandang manusia sebagai sosok yang memiliki hak untuk memperoleh keadilan
 
Tahapan dalam melakukan liputan jurnalisme advokasi:
 
# Merumuskan isu/topik liputan: Topik yang dipilih dapat berasal dari sebuah kasus yang sudah lebih dulu ditemukan atau topik baru yang berpotensi dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat
# Investigasi/mengumpulkan data dan fakta: Data dan fakta dapat dikumpulkan dari berbagai sumber, seperti korban, masyarakat, maupun instansi terkait. Jurnalis harus membongkar konstruksi sosial yang sudah tertanam di masyarakat
# Mengidentifikasi aktor-aktor kunci: Jurnalis harus memetakan pihak yang akan dijadikan narasumber
# Memetakan potensi dan ancaman: Ancaman yang mungkin dapat terjadi harus dapat diidentifikasi lebih awal oleh jurnalis
# Membangun jaringan dan koalisi: Jaringan perlu dibangun untuk mendapatkan dukungan dari organisasi maupun lembaga yang konsen dan komitmen terhadap isu
# Menentukan strategi advokasi: Strategi dapat dipilih sesuai efektivitas dan kebutuhan
 
== Dampak ==