Nusantara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Pengembalian suntingan oleh Yaumilmahpud (bicara) ke revisi terakhir oleh Rakehino
Tag: Pengembalian
Membalikkan revisi 23442729 oleh Rakehino (bicara)
Tag: Pembatalan
Baris 38:
=== Dwipantara ===
Kebanyakan sejarawan Indonesia percaya bahwa konsep kesatuan Nusantara bukanlah pertama kali dicetuskan oleh [[Gajah Mada]] dalam [[Sumpah Palapa]] pada tahun 1336, melainkan dicetuskan lebih dari setengah abad lebih awal oleh [[Kertanegara]] pada tahun [[1275]]. Sebelumnya dikenal konsep '''''Cakrawala Mandala Dwipantara''''' yang dicetuskan oleh [[Kertanegara]], raja [[Singhasari]].<ref>[http://books.google.co.id/books?id=QoJKR85srh8C&pg=PA186&lpg=PA186&dq=Dwipantara+Kertanegara&source=bl&ots=-zuo1ZqYSR&sig=4aX9X1NqYnfOV6TEciuKrSevrPU&hl=id&sa=X&ei=cBfzTrr2AsLKrAfHvNz_Dw&ved=0CEwQ6AEwCA#v=onepage&q=Dwipantara%20Kertanegara&f=false Indonesia Negara Maritim (in Indonesian)]</ref> Dwipantara adalah kata dalam [[bahasa Sanskerta]] untuk "kepulauan antara", yang maknanya sama persis dengan Nusantara, karena "dwipa" adalah sinonim "nusa" yang bermakna "pulau". Kertanegara memiliki wawasan suatu persatuan kerajaan-kerajaan Asia Tenggara di bawah kewibawaan Singhasari dalam menghadapi kemungkinan ancaman serangan Mongol yang membangun [[Dinasti Yuan]] di Tiongkok. Karena alasan itulah Kertanegara meluncurkan [[Ekspedisi Pamalayu]] untuk menjalin persatuan dan persekutuan politik dengan kerajaan [[Kerajaan Melayu|Malayu Dharmasraya]] di Jambi. Pada awalnya ekspedisi ini dianggap penakhlukan militer, akan tetapi belakangan ini diduga ekspedisi ini lebih bersifat upaya diplomatik berupa unjuk kekuatan dan kewibawaan untuk menjalin persahabatan dan persekutuan dengan kerajaan Malayu Dharmasraya. Buktinya adalah Kertanegara justru mempersembahkan [[Arca Amoghapasa]] sebagai hadiah untuk menyenangkan hati penguasa dan rakyat Malayu. Sebagai balasannya raja Melayu mengirimkan putrinya; [[Dara Jingga]] dan [[Dara Petak]] ke Jawa untuk dinikahkan dengan penguasa Jawa.
 
Penyebutan frasa kalimat ''Dwipantara'' juga terdapat dalam [[prasasti Camundi]] yang dikeluarkan oleh Raja [[Kertanegara]] pada 1214 [[Saka]] (17 April 1292 Masehi) yang menyebutkan:<ref name=":2">{{Cite web|url=http://ngalam.id/read/3593/prasasti-camunda/|title=Prasasti Camunda|publisher=NgalamediaLABS|website=ngalam.id|date=12 Agustus 2013|access-date=15 Juli 2020}}</ref><ref name=":0" />
{{cquote|"...śrī mahārāja digwijaya ring sakalaloka mawuyū yi sakala dwīpantara..."}}
Terjemahan inskripsi: (Sri Maharaja menang di seluruh wilayah dan menundukkan semua pulau-pulau lain...")
 
=== Penggunaan modern ===