Lampung: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru
Baris 106:
=== Topografi ===
 
Provinsi Daerah Istimewa Lampung memiliki luas 35.376,50 km² dan terletak di antara 105°45'-103°48' BT dan 3°45'-6°45' LS. Daerah ini berada di sebelah barat berbatasan dengan Samudra Hindia, di sebelah timur dengan [[Laut Jawa]], di sebelah utara berbatasan dengan provinsi [[Sumatra Selatan]] dan [[Bengkulu]], dan di sebelah selatan berbatasan dengan [[Selat Sunda]].
Beberapa pulau termasuk dalam wilayah Provinsi Daerah Istimewa Lampung, yang sebagian besar terletak di Teluk Lampung, di antaranya: Pulau Darot, Pulau Legundi, Pulau Tegal, Pulau Sebuku, Pulau Kelagian, Pulau Sebesi, Pulau Pahawang, Pulau Krakatau, Pulau Putus dan Pulau Tabuan. Ada juga Pulau Tampang dan Pulau Pisang di yang masuk ke wilayah [[Kabupaten]] [[Pesisir Barat]].
 
Keadaan alam Lampung, di sebelah barat dan selatan, di sepanjang pantai merupakan daerah yang berbukit-bukit sebagai sambungan dari jalur [[Bukit Barisan]] di [[Pulau]] [[Sumatra]]. Di tengah-tengah merupakan dataran rendah. Sedangkan ke dekat pantai di sebelah timur, di sepanjang tepi Laut Jawa terus ke utara, merupakan perairan yang luas.
Baris 173:
[[Berkas:Saibatin dan Pepadun.jpg|200px|ka|jmpl|[[Siger]] adalah mahkota wanita pengantin [[Suku Lampung|Lampung]] yang terdiri atas masyarakat Saibatin dan Pepadun.]]
 
Provinsi Daerah Istimewa Lampung menjadi salah satu provinsi di [[Indonesia]] di luar [[Pulau Jawa]], tempat mayoritas penduduknya adalah suku [[Suku Jawa|Jawa]], dengan total populasi tahun [[2010]] sebanyak 64,17% yang kebanyakkan berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sebagian kecil Jawa Barat. Sementara penduduk asli yakni suku [[Suku Lampung|Lampung]] berjumlah 13,56%. Diposisi ketiga ada [[suku Sunda]] berjumlah 11,88% (sudah gabungan suku Sunda asal Jawa Barat dan juga Sunda asal Banten) banyaknya etnis pendatang dari pulau Jawa ke provinsi Lampung disebabkan pulau Jawa yang tidak begitu besar tetapi penduduknya cukup ramai dan padat maka diadakan transmigrasi besar-besaran ke pulau lain khususnya pulau Sumatra di provinsi Daerah Istimewa Lampung. Diposisi keempat dan kelima ada suku [[Suku Melayu-Indonesia|Melayu]] dengan persentase 5,64% dan juga [[Suku Bali|Bali]] 1,38%. Suku Melayu sudah termasuk semua sub-suku Melayu asal Sumatra Selatan yang ada di provinsi Daerah Istimewa Lampung seperti: [[Suku Ogan|Ogan]], [[Suku Semendo|Semendo]], Mesuji, dan [[Suku Palembang|Palembang]]. Suku Bali dari pulau Bali juga turut didatangkan ke provinsi Daerah Istimewa Lampung secara besar-besaran karena adanya program transmigrasi. Masyarakat Melayu asal Sumatra Selatan seperti Ogan, Semendo, Mesuji, dan Palembang dapat ditemukan signifikan karena wilayah Sumatra Selatan dan Daerah Istimewa Lampung berdekatan bahkan berbatasan langsung, mereka juga sudah lama bermigrasi ke provinsi Daerah Istimewa Lampung. Berdasarkan data dari [[Sensus Penduduk Indonesia 2010]], berikut ini komposisi etnis atau suku bangsa di provinsi Daerah Istimewa Lampung:<ref name="SUKU">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/publication/2012/05/23/55eca38b7fe0830834605b35/kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.htm|title=Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia|website=www.bps.go.id|pages=36-41|accessdate=22 September 2021|format=pdf|archive-date=2021-03-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20210325171828/https://www.bps.go.id/publication/2012/05/23/55eca38b7fe0830834605b35/kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.htm|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite book|last=Ananta|first=Aris|date=2015|url=https://www.worldcat.org/oclc/1011165696|title=Demography of Indonesia's Ethnicity.|location=SG|publisher=Institute of Southeast Asian Studies|isbn=978-981-4519-88-5|others=Evi Nurvidya Arifin, M. Sairi Hasbullah, Nur Budi Handayani, Agus Pramono|oclc=1011165696|access-date=2021-04-16|archive-date=2023-01-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20230124083155/https://www.worldcat.org/title/1011165696|dead-url=no}}</ref>
 
{| class="wikitable sortable" style="font-size:90%;"
Baris 243:
{{utama|Bahasa Lampung}}
 
Masyarakat Daerah Istimewa Lampung yang plural menggunakan berbagai bahasa, antara lain: [[Bahasa Indonesia]], [[Bahasa Jawa]], [[Bahasa Sunda]], [[Bahasa Semendo|Bahasa Melayu Semendo]], [[Bahasa Ogan|Bahasa Melayu Ogan]], Bahasa Melayu Mesuji, [[Bahasa Palembang|Bahasa Melayu Palembang]], [[Bahasa Batak]], [[Bahasa Minangkabau]], [[Bahasa Mandarin]] & [[Bahasa Tionghoa]], [[Bahasa Madura]] dan bahasa setempat yang disebut [[Bahasa Lampung]].<ref>{{Cite web|url=https://petabahasa.kemdikbud.go.id/provinsi.php?idp=Lampung|title=Peta Bahasa di Provinsi Lampung|author=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|date=|website=Bahasa dan Peta Bahasa|publisher=Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|access-date=2021-02-10|archive-date=2021-04-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20210411043841/https://petabahasa.kemdikbud.go.id/provinsi.php?idp=Lampung|dead-url=no}}</ref>
 
=== Agama ===
Baris 276:
}}
 
Agama di provinsi Daerah Istimewa Lampung beragam. Agama [[Islam di Indonesia|Islam]] menjadi agama terbesar/terbanyak jumlahnya yang kebanyakkan dipeluk oleh [[suku Jawa]], [[Suku Lampung|Lampung]], [[Suku Sunda|Sunda]], [[Suku Melayu-Indonesia|Melayu]], [[Orang Minangkabau|Minang]], [[Suku Bugis|Bugis]], serta sebagian kecil [[suku Batak]] dan lainnya. [[Kekristenan di Indonesia|Kekristenan]] (Protestanisme & Katolik Roma) menjadi agama kedua terbesar yang dipeluk oleh masyarakat Daerah Istimewa Lampung setelah [[Islam]] dengan persentase sebanyak 2,42%. Untuk denominasi Protestan sebagian besar dianut oleh [[suku Batak]], [[Suku Jawa|Jawa]], serta sebagian [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] dan lainnya. Sedangkan untuk denominasi Katolik kebanyakkan dianut oleh masyarakat keturunan [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]], [[Suku Jawa|Jawa]], serta sebagian [[suku Batak]] dan lainnya. Agama [[Agama Hindu|Hindu]] mayoritas dianut oleh masyarakat dari [[suku Bali]]. Selain itu, agama Hindu juga dianut oleh masyarakat keturunan [[India-Indonesia|India]] (Tamil) serta juga dianut oleh sebagian kecil [[suku Jawa]]. Agama [[Agama Buddha|Buddha]] kebanyakkan dianut oleh masyarakat keturunan [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] serta sebagian kecil [[suku Jawa]]. Agama [[Agama Konghucu|Konghucu]] umumnya hanya dianut oleh komunitas masyarakat [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] lalu ada agama lainnya/kepercayaan, sisanya tidak terdata/tidak diketahui.
 
=== Pendidikan ===
 
Sekolah-sekolah di Daerah Istimewa Lampung terdiri dari TK, SD, SMP, dan SMA/SMK dan juga Perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Namun di artikel ini hanya akan menampilkan daftar perguruan tinggi saja, karena jumlah sekolah sangat banyak.
 
==== Perguruan Tinggi ====
Baris 331:
== Ekonomi ==
 
Masyarakat pesisir Daerah Istimewa Lampung kebanyakan bekerja sebagai nelayan dan bercocok tanam. Dibeberapa daerah pesisir, komoditas perikanan seperti tambak udang lebih menonjol, bahkan untuk tingkat nasional dan internasional. Sedangkan masyarakat yang tinggal bukan di pesisir kebanyakan bertanam padi dan berkebun lada, kopi, cengkih, kayu manis dan lain-lain. Daerah Istimewa Lampung fokus pada pengembangan lahan bagi perkebunan besar seperti kelapa sawit, karet, padi, singkong, kakao, lada hitam, kopi, jagung, tebu, dan lain-lain. Selain hasil bumi Daerah Istimewa Lampung juga merupakan kota pelabuhan karena Daerah Istimewa Lampung adalah pintu gerbang untuk masuk ke pulau Sumatra. Dari hasil bumi tumbuhlah banyak industri-industri seperti di daerah Panjang, Natar, Tanjung Bintang, dan Bandar Jaya.
 
=== Industri ===
Baris 341:
=== Pantai ===
 
Objek wisata pantai di Daerah Istimewa Lampung terdapat di Lampung Selatan, Pesawaran, Tanggamus, dan Kabupaten Pesisir Barat.
 
=== Taman Nasional ===
Baris 357:
=== Wisata budaya ===
 
Jenis wisata yang dapat dikunjungi di Daerah Istimewa Lampung adalah Wisata Budaya di beberapa Kampung Tua di Sukau, Liwa, Kembahang, Batu Brak, Kenali, Ranau dan Krui di Pesisir Barat.<ref>{{Cite web |url=https://www.lampung.co/tag/wisata-lampung |title=Salinan arsip |access-date=2018-04-26 |archive-date=2018-04-26 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180426144849/https://www.lampung.co/tag/wisata-lampung |dead-url=no }}</ref>
 
== Transportasi ==
Baris 363:
=== Jalan raya ===
 
Untuk mengakses Provinsi Daerah Istimewa Lampung, dari arah [[Aceh]] dapat menggunakan jalur darat melalui jalan lintas tengah Sumatra, Jalan Lintas Timur Sumatra, Jalan Lintas Barat Sumatra dan Jalan Lintas Pantai Timur Sumatra.
 
=== Jalan tol ===
Baris 375:
=== Bus ===
 
Terminal bus di Daerah Istimewa Lampung:
* [[Terminal Rajabasa]] dan terminalTerminal Sukaraja yang berada di [[Bandar Lampung]]. Terminal Rajabasa melayani rute jarak dekat, menengah, dan jauh (AKAP) yang melayani rute ke kota-kota di Sumatra dan Jawa.
* Terminal Kota Metro
 
Selain tiga terminal tersebut, terdapat banyak terminal bus yang berada di seluruh ibu kota kabupaten di Daerah Istimewa Lampung.
 
=== Bandar udara dan penerbangan ===
 
Bandar Udara utama adalah "[[Bandar Udara Internasional Radin Inten II|Radin IntenIntan II]]" yaitu nama baru dari "Branti", terletak 28&nbsp;km dari ibu kota melalui jalan negara menuju Kotabumi. Terdapat pula tiga Bandar Udara perintis yaitu: [[Bandar Udara Mohammad Taufik Kiemas]] di [[Kabupaten Pesisir Barat|Krui, Kabupaten Pesisir Barat]]; [[Bandar Udara Gatot Subroto]] di [[Kabupaten Way Kanan]]; dan Lapangan terbang AURI terdapat di Menggala yang bernama Astra Ksetra.
 
Berikut adalah daftar maskapai dan tujuannya:
Baris 398:
=== Pelabuhan ===
 
Di provinsi ini terdapat [[Pelabuhan Panjang]] yang merupakan pelabuhan ekspor-impor bagi Daerah Istimewa Lampung dan juga Pelabuhan Srengsem yang menjadi pelabuhan untuk lalu lintas distribusi batu bara dari [[Sumatra Selatan]] ke [[Jawa]]. Sekitar 92 kilometer dari selatan Bandar Lampung, ada [[Bakauheni, Lampung Selatan|Bakauheni]], yang merupakan sebuah kota pelabuhan di provinsi Lampung, tepatnya di ujung selatan Pulau [[Sumatra]]. Terletak di ujung selatan dari [[Jalan Raya Lintas Sumatra]], pelabuhan Bakauheni menghubungkan Sumatra dengan [[Jawa]] via perhubungan laut. Serta pelabuhan nelayan seperti Pasar Ikan (Telukbetung), Tarahan, dan Kalianda di Teluk Lampung.
 
Ratusan trip [[feri]] penyeberangan dengan 24 buah kapal feri dari beberapa operator berlayar mengarungi [[Selat Sunda]] yang menghubungkan Bakauheni dengan [[Pelabuhan Merak|Merak]] di Provinsi [[Banten]], [[Jawa|Pulau Jawa.]] Feri-feri penyeberangan ini terutama melayani jasa penyeberangan angkutan darat seperti bus-bus penumpang antar kota antar provinsi, truk-truk barang maupun mobil pribadi. Rata-rata durasi perjalanan yang diperlukan antara Bakauheni – Merak atau sebaliknya dengan feri ini adalah sekitar 2-3 jam.
Baris 404:
=== Kereta api ===
 
Provinsi Daerah Istimewa Lampung mempunyai jalur kereta api antara Bandar Lampung – [[Palembang]], yang merupakan bagian dari jaringan jalur kereta api di Sumatra Bagian Selatan yang dioperasikan oleh PT Kereta Api (Persero) Divre IV Tanjung Karang yang berkedudukan di [[Bandar Lampung]]. Jalur kereta api Bandar Lampung – Palembang dengan 40 stasiun di sepanjang 387,872&nbsp;km terbentang antara [[Stasiun Tanjungkarang]] (+96) di [[Bandar Lampung]] sampai [[Stasiun Kertapati]] (+2) di Palembang.
 
Berikut ini Layanan Kereta api di Daerah Istimewa Lampung:
* [[Kereta api Sriwijaya|Sriwijaya]]: Tanjungkarang-Kertapati
* [[Kereta api Rajabasa|Rajabasa]]: Tanjungkarang-Kertapati
Baris 418:
{{utama|Sastra Lampung|Sastrawan Lampung}}
 
Daerah Istimewa Lampung menjadi lahan yang subur bagi pertumbuhan [[sastra]], baik sastra (berbahasa) Indonesia maupun sastra (berbahasa) Lampung. Kehidupan sastra (Indonesia) di Daerah Istimewa Lampung dapat dikatakan sangat ingar-bingar meskipun usia dunia kesusastraan Lampung relatif masih muda. Penyair dan seniman Daerah Istimewa Lampung antara lain Thamrin Effendi, [[Isbedy Stiawan ZS|Isbedi ZS]], A.M. Zulqornain, Sugandhi Putra, Djuhardi Basri, Naim Emel Prahana dan beberapa nama lainnya.
 
Barulah memasuki 1990-an kemudian Lampung mulai semarak dengan penyair-penyair seperti [[Iswadi Pratama]], Budi P. Hatees, [[Panji Utama]], [[Udo Z. Karzi]], Ahmad Yulden Erwin, Christian Heru Cahyo, [[Oyos Saroso HN|Oyos Saroso H.N]]., dan lain-lain. Menyusul kemudian Ari Pahala Hutabarat, Budi Elpiji, Rifian A. Chepy, Dahta Gautama dkk. Kini ada [[Dina Oktaviani]], Alex R. Nainggolan, Jimmy Maruli Alfian, [[Y. Wibowo]], Inggit Putria Marga, Nersalya Renata dan Lupita Lukman. Selain itu ada cerpenis [[Dyah Merta]] dan M. Arman AZ.
Baris 444:
== Media massa ==
 
Koran pertama di Daerah Istimewa Lampung adalah Harian Tamtama (4 Oktober 1968). Pada awal dekade 1970-an terbit koran lokal Lampung, Pusiban, Indevenden, dan Post Ekonomi. Ketiganya kemudian bergabung menjadi Harian Lampung Post pada 1974. Sejak itu hingga menjelang era reformasi media yang ada yaitu Tamtama (kemudian berubah menjadi Lampung Ekspres) dan [[Lampung Post]]. Lampung Ekspres dimiliki Harun Muda Indrajaya, sedangkan [[Lampung Post]] pada awal 1990-an dibeli [[Surya Paloh]].
 
Memasuki era reformasi banyak koran bermunculan. Namun, sebagian besar tirasnya kecil dan masih mengandalkan sumber pengasilan dari iklan dan anggaran pemerintah daerah. Pada 2002 hingga 2011, terbit media milik NGO. Media dalam bentuk majalah yang bernama Sapu Lidi diterbitkan oleh Komite Anti Korupsi (KoAk) Lampung yang kemudian mati seiring berhentinya program dari lembaga donor.