Pada awalnya, Sambas bukanlah nama suku, akan tetapi merupakan nama tempat/wilayah dan nama Kerajaankerajaan yang berada tepat di pertemuan 3 sungai yaitu sungai Sambas Kecil, sungai Subah, dan sungai Teberau yang lebih dikenal dengansebagai Muara Ulakan. Permasalahan Politik Penguasapolitik dan Agamaagama menjadi jurang pemisah antara keluargakesatuan besar ini. Mereka yang meninggalkan kepercayaan lama akhirnya meninggalkan adatnya karena lebih menerima kepercayaan baru dan berevolusi menjadi Masyarakatmasyarakat [[Melayu Muda]] dan menganut [[budaya Melayu]]. Hal-hal adat yang bertolak belakang dengan ajaran akan ditinggalkan sedangkan yang tetap teguh dengan kepercayaan lama disebut dengansebagai "Dayak". Adat-istiadat lama Sukusuku Sambas ini memiliki banyak kesamaan dengan adat- istiadat Sukusuku Dayak rumpun Melayik misalnya: tumpang 1000, tepung tawar dan lainnya.
Perubahan Sukusuku Sambas secara drastis setelah masukmemeluk Islam, hampir menghapus jejak asal muasalnya yaitusebagai Sukusuku asli yang mendiami wilayah Kalimantan. Kebudayaan Melayu yang dianggap lebih "'beradab"', membantu menghilangkan budayakebudayaan Dayak pada Sukumasyarakat Sambas dengan cepat. Akibatnya, orang lebih yakinmengenal Sambas adalahsebagai Melayu, padahal tidaklah demikian. Tentu saja segala hal dalam adat lawas dianggap syirik (bertentangan dengan agama) jadi harus dimusnahkan dan ditinggalkan.
Sulitnya data semakin mempersulit para peneliti untuk mencari jejak asal muasal suku Sambas. Oleh karena itulah, suku Sambas akhirnya diklasifikasikan kedalam suku Melayu. Namun, berdasarkan kajian dengan pendekatan sejarah, dan asal usul masyarakat yang sekarang disebut Melayu Sambas adalah hasil asimilasi beberapa suku bangsa di [[Nusantara]], yaitu yang sekarang disebut Sukusuku Asliasli Sambas adalah asimilasi dari Orangorang Melayu (yang datang dari [[Sumatra]] sekitar abad ke-5 M hingga ke-9 M pada masa Kerajaan Malayu atau masa awal Kerajaan [[Sriwijaya]]), Orangorang Dayak (penduduk lebih awal yang secara turun temurun sebelumnya telah mendiami Sungaisungai Sambas dan percabangannyawilayah sekitarnya), Orang[[orang Jawa]] (yaitu serombongan besar Bangsawanbangsawan [[Majapahit]] keturunan [[Wikramawardhana]] bersama para pengukutnyapengikutnya yang melarikan diri secara boyonganbersamaan dari Majapahit karena perang sesama Bangsawan di Majapahit pada awal abad ke-15 M yang kemudian mendirikan sebuah Panembahanpanembahan di wilayah Sungaisungai Sambas), sertadan Orang[[orang Bugis]] (para Nakhoda dan pembuat kapal bersama keluarganya dari selatan [[Sulawesi]] yang kemudian membentuk sebuah perkampungan Bugis yang bekerja untuk Sultan-Sultansultan Sambas pada masa awal dan pertengahan Kesultanan Sambas).{{cn}}<ref>[https://repository.ugm.ac.id/273529/1/Melayu-Sambas-Rizal%2520%2520Mustansyir-complete.pdf Kearifan Lokal Masyarakat Melayu Sambas Dalam Tinjauan Filosofis]</ref>▼
Sulitnya data semakin mempersulit para peneliti untuk mencari jejak asal muasal Suku Sambas. Membuat hasil penelitian terlihat ambigu bahkan samar. Oleh karena itulah Suku Sambas diklasifikasikan ke dalam suku Dayak berbudaya Melayu.
▲Namun, berdasarkan kajian dengan pendekatan sejarah, asal usul masyarakat yang sekarang disebut Melayu Sambas adalah hasil asimilasi beberapa suku bangsa di Nusantara yaitu yang sekarang disebut Suku Asli Sambas adalah asimilasi dari Orang Melayu (yang datang dari Sumatra sekitar abad ke-5 M hingga 9 M pada masa Kerajaan Malayu atau masa awal Kerajaan Sriwijaya), Orang Dayak (penduduk lebih awal yang secara turun temurun sebelumnya telah mendiami Sungai Sambas dan percabangannya), Orang Jawa (yaitu serombongan besar Bangsawan Majapahit keturunan Wikramawardhana bersama para pengukutnya yang melarikan diri secara boyongan dari Majapahit karena perang sesama Bangsawan di Majapahit pada awal abad ke-15 M yang kemudian mendirikan sebuah Panembahan di wilayah Sungai Sambas) serta Orang Bugis (para Nakhoda dan pembuat kapal bersama keluarganya dari Sulawesi yang kemudian membentuk sebuah perkampungan Bugis yang bekerja untuk Sultan-Sultan Sambas pada masa awal dan pertengahan Kesultanan Sambas).{{cn}}