Pengguna:FelixJL111/Test8: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
FelixJL111 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
FelixJL111 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 4:
Dipelopori oleh [[Conrad Theodore van Deventer]], seorang ahli hukum Belanda yang menuliskan [[esai]] pada tahun 1899 mengenai utang budi Belanda kepada penduduk [[pribumi]] [[Hindia Belanda]], dan [[Pieter Brooshooft]], seorang [[Wartawan|jurnalis]] yang menuliskan tentang ketidakadilan yang terjadi di tanah Hindia Belanda, maka pada tanggal 17 September 1901, [[Wilhelmina dari Belanda|Wilhelmina]], Ratu Belanda pada saat itu, mengumumkan kebijakan politik yang sangat kontras dengan kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh Belanda sebelumnya, yaitu [[Politik Etis]].<ref name="etis">{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2022-07-24|title=Politik Etis: Tokoh, Pengertian, Latar Belakang, dan Dampak Halaman all|url=https://regional.kompas.com/read/2022/07/24/120555078/politik-etis-tokoh-pengertian-latar-belakang-dan-dampak|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-05-26}}</ref> Kebijakan ini pada dasarnya membayar utang budi kepada para pribumi di Hindia Belanda dengan menjalankan program ''Trias van Deventer'', yang sejalan dengan ide-ide yang dikemukakan oleh Deventer, yaitu perbaikan dan pengembangan sistem [[irigasi]], pelaksanaan program [[transmigrasi]] dari [[Jawa|Pulau Jawa]] yang semakin padat, serta pembukaan sekolah-sekolah demi meningkatkan taraf [[pendidikan]] para pribumi.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-06-04|title=Trias van Deventer, Politik Balas Budi Belanda Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/04/143709979/trias-van-deventer-politik-balas-budi-belanda|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-05-26}}</ref> Sementara program transmigrasi dan irigasi akhirnya terbukti tidak berjalan secara optimal, meskipun program [[Pendidikan|edukasi]] (pendidikan) tersebut hanya menguntungkan kaum [[priayi]] ([[elite]] pribumi),<ref name="etis" /> kebijakan tersebut telah memberikan sumbangsih terhadap kemunculan gerakan-gerakan nasionalis di tanah Hindia Belanda.
Pada tahun 1907, [[Wahidin Soedirohoesodo]], seorang [[alumnus]] dari [[School tot Opleiding van Inlandsche Artsen]] (STOVIA) di [[Batavia]], mengunjungi almamaternya itu dan menggagaskan kepada para pelajar di sana suatu organisasi yang mampu mendukung biaya [[pendidikan kedokteran]] bagi orang-orang pribumi yang berprestasi tetapi tidak mampu secara finansial. Usul ini menarik perhatian beberapa pelajar di sana, sehingga [[Soetomo]] dan Soeradji Tirtonegoro mengumpulkan Mohammad Soelaiman, Gondo Soewarno, Goenawan Mangoenkoesoemo, [[Angka Prodjosoedirdjo|Raden Angka Prodjosoedirdjo]], [[Mohammad Saleh]], [[Goembrek|Raden Mas Goembrek]], dan Soewarno untuk mewujudkan organisasi usulan Wahidin tersebut. Organisasi yang mereka namakan
[[Sarekat Dagang Islam]] berdiri pada tanggal 16 Oktober 1905 oleh [[Samanhudi]],<ref>{{Cite web|last=Matanasi|first=Petrik|date=13 Oktober 2020|title=Kiprah Haji Samanhudi, Pedagang Batik dan Perintis Sarekat Islam|url=https://tirto.id/kiprah-haji-samanhudi-pedagang-batik-dan-perintis-sarekat-islam-f5EM|website=tirto.id|language=id|access-date=26 November 2021}}</ref> atau menurut versi lain oleh [[Tirto Adhi Soerjo]] pada tanggal 27 Maret 1909.<ref name="si-tirto">{{Cite web|last=Ahsan|first=Ivan Aulia|date=8 Desember 2018|title=Peran Besar Tirto Adhi Soerjo dalam Sejarah Pergerakan Nasional|url=https://tirto.id/peran-besar-tirto-adhi-soerjo-dalam-sejarah-pergerakan-nasional-dbnq|website=tirto.id|language=id|access-date=26 November 2021}}</ref> Meskipun tanggal pendirian sarekat ini tidak begitu jelas, organisasi tersebut diketahui telah beroperasi secara penuh sejak kantor cabang [[Batavia]] (sekarang [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]) dan [[Kota Bogor|Buitenzorg]] (sekarang [[Kota Bogor|Bogor]]) mulai terbentuk sejak tanggal 5 April 1909.<ref name="si-tirto" /> Awalnya, serikat ini didirikan sebagai wadah bagi pedagang-pedagang [[Muslim]] agar dapat bersaing dengan para pedagang [[Tionghoa]], yang pada saat itu memiliki [[status sosial]] dan [[Hak istimewa sosial|privilese]] yang lebih tinggi.<ref>{{Cite web|date=2021-10-13|title=Mengenal Tujuan Sarekat Islam, Lengkap beserta Sejarahnya|url=https://www.merdeka.com/jateng/mengenal-tujuan-sarekat-islam-lengkap-beserta-sejarahnya-kln.html|website=merdeka.com|language=en|access-date=2023-05-29}}</ref>
Pada tanggal 25 Desember 1912, [[National Indische Partij|Indische Partij]] (Partai Hindia) didirikan sebagai [[partai politik]] [[pribumi]] pertama di [[Hindia Belanda]] oleh [[Ernest Douwes Dekker]], [[Tjipto Mangoenkoesoemo]], dan [[Ki Hadjar Dewantara]].
Budi Utomo bergabung dengan Perserikatan Bangsa Indonesia untuk membentuk [[Partai Indonesia Raya]].<ref>{{Cite news|last=Parinduri|first=Alhidayath|date=23 Februari 2021|title=Sejarah Boedi Oetomo: Didirikan Oleh Siapa Saja dan Latar Belakang|url=https://tirto.id/kapan-boedi-oetomo-didirikan-latar-belakang-sejarah-tujuannya-gap1|work=[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|access-date=24 November 2021}}</ref>
|