Suku Tumi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Yaumilmahpud (bicara | kontrib)
k Menambah memperkaiki konten di halaman suku tumi
k Pengembalian suntingan oleh Yaumilmahpud (bicara) ke revisi terakhir oleh Rahmatdenas
Tag: Pengembalian
Baris 6:
|poptime =
|region = [[Lampung]] (historis)
|langs = [[Bahasa Tumi|Tumi]] {{small|(kemungkinan)}}<br>[[Bahasa Sanskerta|Sanskerta]]
|rels = [[Animisme]], [[Dinamisme]] {{small|(hingga abad ke-3)}}<br>[[Hindu]] {{small|(abad ke-3 sampai abad ke-16)}}<br>[[Islam]] {{small|(setelah abad ke-16)}}
|related = [[Suku Tamil|Tamil]] {{small|(diyakini sebagai asal-usul orang Tumi)}}<br>[[Suku Lampung|Lampung]] {{small|(diyakini sebagai keturunan orang Tumi)}}
|population =
|region1 =
|pop1 =
}}
'''Suku Tumi''' ([[bahasa Lampung|Lampung]]: ''Jeghema Tumi'') adalah [[Manusia purba|suku purba]] yang diyakini merupakan [[nenek moyang]] dari [[orang Lampung]] saat ini. Orang Tumi kemungkinan berasal dari [[India Selatan]] yang datang ke [[Nusantara]] beberapa milenium sebelum masehi. Suku Tumi dahulu bermukim di wilayah sekitar lereng [[gunung Pesagi]] dan [[danau Ranau]] di [[Kabupaten Lampung Barat]].<ref>https://identikpos.com/sejarah-tentang-suku-tumi-dan-kerajaan-sekala-brak/</ref>
 
==Etimologi==
Baris 19:
 
==Sejarah==
Dari hasil musyawarah yang dilakukan oleh para keturunan dari [[Kepaksian Sekala Brak]] kuno pada tahun 2001, mengakui pendahulu La Laula sebagai [[Raja]] pertama kerajaan ini sejak awal abad ke-3 Masehi. La Laula bukanlah penduduk asli. Ia bersama pengikutnya tiba di [[Sekala Brak]] dari daratan [[Indochina]] (antara [[Vietnam]] dan [[Kamboja]]) pada awal abad ke-3 Masehi dengan menggunakan [[kano|kapal kano]]. Meskipun demikian, Kepaksian Sekala Brak sekarang membenarkan eksistensi suku Tumi yang telah ada sebelum kedatangan La Laula yang mendirikan Kerajaan Sekala Brak kuno.<ref>https://metropolis.co.id/2018/08/14/4-umpu-sekala-brak-lampung-anak-raja-pagaruyung-minangkabau/</ref>
Pada abad ke-11 Masehi La Laula tiba di sebuah negeri yang di penuhi [[Sekala Brak|pohon sekala]] di mana, di sana telah berdiam suatu [[etnis|entitas masyarakat]] yang dikenal sebagai orang Tumi. Suku Tumi merasa terdesak dengan kehadiran La Laula yang lambat laun berhasil menarik pengikut dari kalangan masyarakat lokal. Setelah melalui pertempuran yang cukup lama, La Laula dan pengikutnya berhasil menaklukkan Suku Tumi serta menyatakan dirinya sebagai Raja pertama [[Kepaksian Sekala Brak|Kerajaan Sekala Brak]].
 
==Kebudayaan==
[[Budaya|Kebudayaan Lampung]] tidak bisa dipisahkan dari dua hal, yakni keberadaan Suku Tumi di [[Gunung Pesagi]], dan kedatangan penyebar [[Islam]] di bawah perintah Ratu Ngegalang Paksi beserta keempat putra cucu dari Ampu Mumelar Paksiputranya, yaitu Umpu Belunguh, Umpu Bejalan Diwai, Umpu Pernong, dan Umpu Nyerupa.<ref>https://pringsewu.site/nenek-moyang-orang-margakaya/</ref> Suku Tumi yang beragama [[hindu|Hindu Bhirawa]] memiliki seperangkat [[adat]] dan [[budaya]]. Suku Tumi kemudian dikalahkan oleh para 4 (empat) Umpu yang juga membawa adat serta budaya yang bersumber dari [[Islam|ajaran Islam]].<ref>https://tirto.id/mengenal-kerajaan-sekala-brak-sebagai-leluhur-lampung-czon</ref> Keempat umpu yang mengalahkan, menumbangkan [[Ratu Sekekhumong]], pemimpin terakhir suku Tumi, seperti para. [[Walisongowalisongo]] di [[Pulau Jawa]], penyebaran agama Islam di Lampung dilakukan dengan melakukan akulturasi kebudayaan yang telah ada sebelumnya diperkirakan abad ke-16 M.<ref>https://www.medianasional.id/sekura-topeng-1000-wajah/</ref>
 
==Kepercayaan==
''Sejarah Daerah Lampung, Depdikbud (1997)'' menyebut bahwa dahulu masyarakat Suku Tumi masih menganut kepercayaan [[Animisme]] atau [[Dinamisme]] sebelum kedatangan [[agama Hindu]] dari daratan [[India]] sejak setelah abad ke-3 Masehi.
==Peninggalan==
[[Berkas:Batu kepampang purba.jpg|ka|jmpl|285px|{{small|Batu Kepampangan, tempat eksekusi mati peninggalan suku Tumi.}}]]