Kerajaan Chola: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Penambahan konten.
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Nyilvoskt (bicara | kontrib)
k Pengembalian suntingan oleh 103.169.238.51 (bicara) ke revisi terakhir oleh Arwinar
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 61:
Kawasan nadi Cholas ialah lembah [[Sungai Kaveri]] yang subur.Namun, mereka memerintah kawasan yang jauh lebih besar pada kemuncak kuasa mereka dari separuh akhir abad ke-9 hingga awal abad ke-13. Mereka menyatukan semenanjung India, selatan Tungabhadra, dan memegang sebagai satu negeri selama tiga abad antara 907 dan 1215 AD<ref name="sastri5">[[K. A. Nilakanta Sastri]], ''A History of South India'', p 157</ref>. Di bawah [[Rajaraja I]] dan penerusnya [[Rajendra Chola I]], [[Rajadhiraja I]], [[Rajendra II]], [[Virarajendra]], dan [[Kulothunga Chola I]], dinasti ini menjadi kekuatan militer, ekonomi dan budaya di [[Asia Selatan]] dan [[Asia Tenggara]]{{sfn|Keay|2011|p=215}}.Kekuasaan dan prestise Chola di antara kekuatan politik di Asia Selatan, Tenggara, dan Timur pada puncaknya terbukti melalui ekspedisi mereka ke [[Sungai Gangga]], [[Invasi Chola ke Sriwijaya|serangan laut]] di kota-kota kerajaan [[Sriwijaya]] yang berbasis di [[Sumatra]], dan mereka berulang kali menghantar kedutaan ke Cina <ref name="sastri158">[[K. A. Nilakanta Sastri]], ''A History of South India'', p. 158</ref>. Armada Chola mewakili puncak kapasitas maritim India kuno.
 
Selama periode 1010–1153 M, wilayah Chola membentang dari [[Maladewa]] di selatan hingga tepi [[Sungai Godavari]] di [[Andhra Pradesh]] sebagai batas utara. Rajaraja Chola menaklukkan semenanjung [[India Selatan]], mencaplok bagian dari kerajaan Rajarata di Sri Lanka saat ini, dan menduduki pulau-pulau Maladewa. Putranya Rajendra Chola semakin memperluas wilayah Cholar dengan mengirimkan ekspedisi kemenangan ke India Utara yang menyentuh sungai Gangga dan mengalahkan penguasa Pala dari Pataliputra, Mahipala. Pada 1019, ia juga sepenuhnya menaklukkan kerajaan Rajarata di Sri Lanka dan mencaploknya ke kerajaan Chola<ref>{{Cite journal |last=Spencer |first=George W. |date=1976 |title=The Politics of Plunder: The Cholas in Eleventh-Century Ceylon |url=https://www.jstor.org/stable/2053272 |journal=The Journal of Asian Studies |volume=35 |issue=3 |pages=405–419 |doi=10.2307/2053272 |issn=0021-9118}}</ref> .Pada tahun 1025, Rajendra Chola juga berhasil menyerbu kota-kota kerajaan Sriwijaya, yang berbasis di pulau Sumatera<ref name=meyer73>Meyer, p. 73</ref>.Dinasti Chola mengalami kemunduran pada awal abad ke-13 dan akhir abad ke-12 Masehi dengan munculnya dinasti [[Kerajaan Pandya|Pandya]] serta kebesaran-kebesaran [[Islam]] di Asia Tenggara, yang pada akhirnya menyebabkan kejatuhan mereka.<ref name=sastri195>[[K. A. Nilakanta Sastri]], ''A History of South India'', p. 195–196</ref>
 
Chola berhasil membangun kerajaan thalassocrates terbesar dalam sejarah India, sehingga meninggalkan warisan abadi. Mereka membentuk bentuk pemerintahan yang terpusat dan birokrasi yang disiplin. Selain itu, perlindungan mereka terhadap [[Sastra Tamil]] dan semangat mereka untuk membangun kuil telah menghasilkan beberapa karya sastra dan arsitektur Tamil terbesar.{{sfn|Keay|2011|p=215}}Raja Chola adalah pembangun yang rajin dan membayangkan kuil-kuil di kerajaan mereka tidak hanya sebagai tempat ibadah tetapi juga sebagai pusat kegiatan ekonomi.<ref name=geeta20>Vasudevan, pp. 20–22</ref>{{sfn|Keay|2011|pp=217-218}} Sebuah situs warisan dunia UNESCO, kuil [[Kuil Brihadiswara|Brihadisvara]] di Thanjavur, yang dibangunkan oleh Rajaraja Chola pada tahun 1010 M, adalah contoh utama untuk arsitektur Cholar.