Bima Sakti: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Nama: Memperbaiki wikilink "Kutip sumber tulisan" yang salah ketik
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
→‎Nama: Memperbaiki link citation needed
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 57:
Nama dalam bahasa Indonesia mengadopsi istilah dalam perbintangan Jawa. Sebutan "Bima Sakti" dalam astronomi orang Jawa diilhami dari gambaran tokoh [[Wayang|pewayangan]], yaitu [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]] yang tengah dililit ular naga, sebagaimana diceritakan dalam lakon "[[Dewa Ruci|Bima Suci]]". Gambaran pewayangan itu dikenal sebagai "Sang Bima Sakti". Susunan kabut putih yang melintasi angkasa dan diselingi alur hitam di tengahnya memberikan kesan pada orang Jawa seperti Bima (kabut putih) yang tengah dililit naga (alur hitam).<ref>{{Cite web|url=https://planetarium.jakarta.go.id/index.php/artikel-astronomi/58-bima-sakti-mitologi-dalam-budaya-jawa|title=BIMA SAKTI, Mitologi dalam Budaya Jawa|last=Sawitar|first=W.|date=26 Oktober 2016|website=planetarium.jakarta.go.id|access-date=31 Juli 2020|archive-date=2017-10-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20171018182834/http://planetarium.jakarta.go.id/index.php/artikel-astronomi/58-bima-sakti-mitologi-dalam-budaya-jawa|dead-url=yes}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://sains.kompas.com/read/2018/10/19/100100623/9-fakta-galaksi-bima-sakti-dari-kisah-wayang-sampai-serangan-bintang?page=all|title=9 Fakta Galaksi Bima Sakti, dari Kisah Wayang sampai Serangan Bintang|last=Putri|first=Gloria Setyvani|date=19 Oktober 2018|work=[[Kompas.com]]|access-date=30 Juli 2020|editor-last=Putri|editor-first=Gloria Setyvani}}</ref>
 
Nama Bima Sakti berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu "Gagalaxy Bima Saktiyah"{{KutipCitation sumber tulisanneeded|reason= Kata-kata "Gagalaxy" dan "Saktiyah" bukan bagian dari bahasa Sansekerta.|date=2 Jun 2023}}. Nama ini menggambarkan sebuah jalan cahaya yang terlihat di langit, yang menurut kepercayaan Hindu, melambangkan panah Bima, salah satu tokoh dalam kisah pewayangan Mahabharata. Penggunaan nama "Bima Sakti" untuk menyebut galaksi kita pertama kali dikenal pada zaman kuno di India, dan kemudian diadopsi oleh bangsa-bangsa lain di seluruh dunia. Nama "Bima Sakti" digunakan karena galaksi kita terlihat seperti sebuah jalur cahaya yang terang di langit malam, yang menyerupai panah Bima dalam legenda Hindu. Pada abad ke-17, ilmuwan Inggris bernama Thomas Wright mengajukan teori bahwa jalur cahaya ini merupakan suatu konstruksi 3 dimensi dari bintang-bintang yang tidak terlihat dengan mata telanjang. Namun, baru pada abad ke-20, para astronom dapat membuktikan bahwa jalur cahaya tersebut merupakan struktur spiral dari bintang-bintang dan materi lain yang membentuk galaksi kita, yaitu Bima Sakti. Kini, nama "Bima Sakti" digunakan secara luas di seluruh dunia untuk menyebut galaksi kita. Galaksi Bima Sakti menjadi objek penelitian dan eksplorasi antariksa yang menarik bagi para astronom dan peneliti, dan terus memberikan informasi dan pengetahuan baru tentang alam semesta kita.
 
Sementara itu, masyarakat Eropa menyebutnya "Jalur Susu" (misalnya [[bahasa Inggris|Ing.]]: ''Milky Way'', [[bahasa Jerman|Jer.]]: ''Milchstrasse,'' [[Bahasa Prancis|Pra.]]: ''voie lactée''), yang merupakan terjemah langsung dari [[bahasa Latin]] ''Via Lactea'', yang pada gilirannya diambil dari [[bahasa Yunani]]: ''Γαλαξίας κύκλος'' ("Galaxias kyklos") yang berarti "lingkaran susu". Mereka melihatnya sebagai kabut ber[[cahaya]] [[putih]] seperti [[susu]] yang membentang pada [[bola langit]]. Dalam [[mitologi Yunani]], itu adalah tumpahan susu yang mengalir di langit saat Dewi [[Hera]] (Juno dalam [[mitologi Romawi]]) menyusui [[Herakles]] (Herkules).