R. Widagdo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Faustaadp (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: gambar rusak VisualEditor
Faustaadp (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: gambar rusak VisualEditor
Baris 19:
}}
 
'''R. Widagdo''' (lahir di Kampung Macanan, [[Danurejan, Yogyakarta|Danurejan]], [[Yogyakarta]], 7 Agustus 1942) adalah [[Wali Kota Yogyakarta]] Ke-7 dan seorang pensiunan tentara Indonesia berpangkat Kolonel Artileri. Ia merupakan putra sulung dari pasangan Jalil Wiryosumarto dan Rr. Siti Maningrum. Widagdo menempuh pendidikan [[Sekolah Rakyat]] di Brebes (1955), kemudian, dilanjutkan SMP di Yogyakarta (1958), dan [[SMA Negeri 4 Yogyakarta|SMA IV B Yogykarta]] (1961). Setelah menamatkan pendidikan formalnya, ia kemudian masuk ke [[Akademi Militer]] hingga lulus berpangkat Letna Dua dan dilanjutkan pendidikan SUSCARCAB ARM hingga tahun 1966.<ref name=":0">{{Cite web|last=Suhartini|first=Sri|date=2018|title=Mengenang R. Widagdo Walikotamadya KDH Tk. II Yogyakarta Periode 1991-2001|url=https://arsipdanperpustakaan.jogjakota.go.id/arya/images/arya/arya18_2_03.jpg|access-date=2023-05-30}}</ref> Untuk periode kedua dengan masa jabatan Tahun 1996-2001, R Widagdo menjadi Walikotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta berdasarkan Surat Keputusan Menteri dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 131.34-730 tanggal 12 September 1996, dan dilantik oleh Sri Paduka Paku Alam ke VIII pada Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kotamadya Daerah Tingkat Il Yogyakarta, tanggal 17 September 1996.
 
== Karier politik ==
R. Widagdo menjabat sebagai Walikotamadya kepala Daerah Tingkat II Yogyakarta untuk 2 periode masa jabatan, yaitu periode 1991–1996 dan periode 1996–2001. Untuk masa jabatan pertama periode 1991–1996, R. Widagdo secara resmi dilantik menjadi Walikotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta sejak tanggal 17 September 1991 oleh [[Paku Alam VIII]] berdasarkan ''Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 131.34-777, tanggal 4 September 1991''. Dengan demikian R. Widagdo melanjutkan kepemimpinan Kotamadya Yogyakarta dari Walikotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta sebelumnya, Djatmikanto Danumartono.<ref name=":0" />
 
Untuk periode kedua dengan masa jabatan Tahun 1996-2001, R Widagdo menjadi Walikotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta berdasarkan ''Surat Keputusan Menteri dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 131.34-730'' ''tanggal 12 September 1996'', dan dilantik oleh [[Paku Alam VIII]] pada Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kotamadya Daerah Tingkat Il Yogyakarta, tanggal 17 September 1996.<ref name=":1">{{Cite web|last=Suhartini|first=Sri|date=2018|title=Mengenang R. Widagdo Walikotamadya KDH Tk. II Yogyakarta Periode 1991-2001|url=https://arsipdanperpustakaan.jogjakota.go.id/arya/images/arya/arya18_2_04.jpg|access-date=2023-06-02}}</ref>
 
=== Kebijakan dalam Pemerintahan ===
Dibawah kepemimpinan R. Widagdo, Kota Yogyakarta mendapat kemajuan yang cukup signifikan. Beberapa prestasinya, seperti pertumbuhan ekonomi [[Kota Yogyakarta]] yang mengalami peningkatan sebesar 7,25% per tahun pada periode 1990 hingga 1994, serta naiknya pendapatan perkapita masyarakat [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]] sebesar 6,94%. Sementara itu, pada bidang pemerintahan, ia mampu memperoleh nilai tertinggi dalam pelaksanaan otonomi daerah tingkat II se-Provinsi [[DIY]].<ref>{{Cite web|title=Mantan Walikota Yogya Era Orde Baru, R Widagdo Dikebumikan di TPU Karangkajen|url=https://jogja.tribunnews.com/2018/06/09/mantan-walikota-yogya-era-orde-baru-r-widagdo-dikebumikan-di-tpu-karangkajen|website=Tribunjogja.com|language=id-ID|access-date=2023-05-30}}</ref>
Sedangkan kiprah pada birokrasi pada masa pemerintahan, R Widagdo berhasil melaksanakan pembentukan organisasi yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan daerah serta tuntutan pelayanan kepada masyarakat.
 
Layanan masyarakat yang dapat dirasakan diantaranya:
 
# Sektor pendidikan yang ditandai dengan banyaknya fasilitas pendidikan di Kota Yogyakarta mulai dari tingkat dasar sampai dengan perguruan tinggi.
# Sektor Infrastruktur transportasi dengan adanya 2 (dua) buah Stasiun Kereta Api dan 1 (satu) buah terminal Induk yaitu Terminal Induk Bis di Umbulharjo, serta 2 buah sub terminal Sub Terminal Terban dan Sub Terminal Rejowinangun.
 
Mengingat perkembangan trayek dan transportasi, maka R Widagdo juga merencanakan pembangunan Terminal Type A Giwangan. Kebijakan Pembangunan Terminal Type A Giwangan diharapkan dapat dilanjutkan oleh pemimpin Kota Yogyakarta selanjutnya.<ref name=":1" />
 
=== Prestasi ===
Saat R Widagdo menjabat Walikotamadya R Widagdo mencatatkan prestasi sebagai Walikota yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang signifikan pada periode 1990-1994 sebesar 7,25 per-tahun.
 
R Widagdo juga mampu meningkatkan pendapatan per-kapita penduduk Daerah tingkat Il Kota Yogyakarta. Dengan membandingkan perkembangan produk domestik bruto regional bruto dengan jumlah penduduk di Kota Yogyakarta, maka dapat diketahui besarnya pendapatan perkapita penduduk Kota Yogyakarta. Selama kurun waktu tahun 1990-1994 besarnya pendapatan perkapita masyarakat di Kota Yogyakarta telah mengalami kenaikan sebesar 6,94
 
Walikotamadya R Widagdo, berhasil merealisasikan ide dari walikota sebelumnya, yaitu dengan membuat banyak sumur peresapan dalam tanah. Hal ini dilakukan dalam upaya menampung air lebih banyak dalam tanah Realisasi dari pembuatan sumur resapan ini sampai dengan tahun 1991 terbangun kurang lebih 2500 unit.
 
Pada bidang pemerintahan pemerintahan, R Widagdo mampu memperoleh nilai tertinggi dalam pelaksanaan otonomi daerah tingkat II se Provinsi DIY. Pemerintah Dati II dalam pelaksanaan otonomi daerah mendapatkan nilai 113 dari 120 nilai tertinggi yang ada di  seluruh wilayah Indonesia.
 
R Widagdo juga berhasil dalam mengembangkan 10 sukses program pembangunan, sangat menonjol pada upaya perkembangan budidaya ikan dalam keramba. Pada tahun 1992 sekitar 427 unit, menjadi 729 unit pada tahun 1993 dengan nilai produksi 469 kuintal; menurunkan angka pertumbuhan penduduk, dari 1,7 % pada tahun 1980 menjadi 0,33 % pada tahun 1990; serta adanya pembinaan secara intensif Pengusaha Ekonomi Lemah (PEGEL) sehingga mampu memperoleh penghargaan dari Presiden [[Soeharto]] dan IBM Rotary Club.
 
Pada bidang penanggulangan masalah kemiskinan, R Widagdo juga melaksanakan berbagai kebijakan yang sangat efektif bagi masyarakat. Program tersebut berupa peningkatan pengetahuan dan ketrampilan melalui peningkatan pembinaan, penyuluhan, dan bimbingan sosial. Langkah yang ditempuh antara lain pembinaan kepada Pekerja Sosial Kemasyarakatan RT, RW, PKK, Karang Taruna dan Tokoh Masyarakat. Juga dilakukan pemberikan bantual modal usaha, bantuan kesejahteraan sosial bagi para jompo, pelayanan rehabilitasi dan sosial penyandang cacat. Adanya jaminan kebutuhan sandang pangan, papan, kesehatan dan pendidikan. Juga adanya program peningkatan sarana dan prasarana bagi warga masyarakat seperti pembuatan cor blok jalan, peninggian jalan maupun pembuatan talud. Dari data yang ada, dalam kurun waktu 1970-1992, dari rasio kemiskinan masyarakat sekitar 30% menjadi 6,08% dari jumlah penduduk.
 
Selain prestasi dan keberhasilan pada bidang ekonomi, prestasi lain ditingkat  nasional yang berhasil diraih pada masa kepemimpinan R Widagdo sejumlah 37 kejuaraan, dan di Tingkat Provinsi 409. Untuk Tingkat Nasional yang secara rutin diperoleh adalah Piala [[Adipura]].<ref name=":1" />
 
== Kematian ==
Mantan Walikotamadya Yogyakarta periode tahun 1991-2001 itu tutup usia pada al 8 Juni 2018 di RSUP DR Sardjito yogyakarta. Jenazah almarhum R Widagdo makamkan di [[Makam Karangkajen]], [[Yogyakarta]] pada tanggal 9 Juni 2018.<ref name=":1" />
Beliau meninggal pada tahun 2018, dan dimakamkan di [[Makam Karangkajen]], [[Yogyakarta]].<ref>{{Cite web|title=R Widagdo Sosok Penyayang Keluarga Yang Mampu Entaskan Kemiskinan di Kota Yogya|url=https://jogja.tribunnews.com/2018/06/09/r-widagdo-sosok-penyayang-keluarga-yang-mampu-entaskan-kemiskinan-di-kota-yogya|website=Tribunjogja.com|language=id-ID|access-date=2023-05-30}}</ref>
 
== Referensi ==