Perkawinan Adat Makassar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
replaced: atau pun → ataupun using AWB
Han4299 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 21:
Bentuk-bentuk perkawinan adat Makassar sebagai berikut:
 
1.=== ''Bunting'', Perkawinan dengan peminangan ''"akbayuang"'' ===
Bentuk ini berlaku umum, baik bangsawan maupun golongan biasa. Hanya saja golongan bangsawan melalui proses yang panjang dan upacara dat tertentu.  Apabila terjadi kesepakatan antara kedua calon maka ini disebut ‘''abbayuang’akbayuang’'' (bertunangan) . Ini adalah suatu cara adat untuk menjamin terciptanya lingkungan keluarga yang diterima, baik oleh keluarga maupun masyarakat.
 
Bentuk ini berlaku umum, baik bangsawan maupun golongan biasa. Hanya saja golongan bangsawan melalui proses yang panjang dan upacara dat tertentu.  Apabila terjadi kesepakatan antara kedua calon maka ini disebut ‘''abbayuang’'' (bertunangan) . Ini adalah suatu cara adat untuk menjamin terciptanya lingkungan keluarga yang diterima, baik oleh keluarga maupun masyarakat.
 
2''.'' Perkawinan dengan ''Annyala''
 
2''.''=== Perkawinan dengan ''Annyala'' ===
''“Annyala”'' artinya berbuat salah, dalam hal ini berbuat salah terhadap adat perkawinan yang diwujudkan dengan kawin lai. Pihak keluarga gadis menderita sirik, sehingga ''tumasirik'' berkewajiban “''Appaenteng sirik”.'' Dengan membunuh lelaki yang melarikan anaknya, dan kekecualian yaitu apabila lelaki itu telah berada dalam rumah atau pekarangan rumah anggota hadat/pemuka masyarakat, atau setidak-tidaknya telah sempat membuang songkoknya ke dalam pekarangan rumah anggota hadat tersebut yang berarti ia telah berada dalam lindungan hadat, makai a tidak dapat diganggu lagi. Bagi kadhi/hadat merupakan kewajiban baginya untuk menikahkan si ''Annyala (Tumannyala).''
 
Baris 39 ⟶ 37:
* Penghinaan angsung dari gadis yng dipinangnya.
 
=== Erangkale ===
3. ''Erangkale,'' artinya membawa diri, terjadi karena perempuan sendiri datang pada laki-laki minta dikawini atau ke rumah ''kadhi'' meminta dikawinkan dengan laki-laki tertentu yang dipilihnya. Sebab khusus dari ''Erangkale'' ini:
 
* karena ''pangngassengan'' (guna-guna) hal ini bila pemuda dihina oleh gadis ataupun keluarganya.
Baris 57 ⟶ 56:
 
==== ''Accinik rorong'' (Penjajakan) ====
Pada tahap ini pihak laki-laki melakukan penjajakan dengan penuh rahasia sehingga pihak perempuan belum mengetahui maksud kedatangan tamunya. Salah satu cara untuk mengungkapkan maksudnya ialah dengan menggunakan paruntukkana''[[paruntuk ebaraknakana]]'', contohnya dari pihak laki-laki:<blockquote>''Lompona anne rappona untia, erokku ampalessoki anakna.''</blockquote>Sedangkan dari pihak perempuan<blockquote>''Io, sallomi 'ntu erok nipalessok, mingka tenanaji nakke paklamungangku.''</blockquote>
 
''Pihak laki-laki: Lompona anne rappona untia, erokku ampalessoki anakna.''
 
''Pihak perempuan: “Io sallomintu erok nipalessok, mingka tenanaji nakke paklamungangku.''
 
==== ''Appabattu kana'' (Melamar) ====
Merupakan lanjutan dari ''Pihak'''‘accinik perempuanrorong’'''''. Contoh ungkapan yang digunakan oleh pihak laki-laki:<blockquote>''Niak anne nasuro pakkutaknanngang Daeng Nanganu... Anjo mae bunga sibolloa, apa niakmo angkalliki? Na punna tenapa, niak illak takasimbangangna Daeng Nganu... Erok ampakabani bellaya, ampakajarreki takrokaya.''</blockquote>Sebaliknya, berikut adalah ungkapan pihak perempuan<blockquote>''Alhamdulillah, rannu dudumak antu allanngereki ri kabattuantakabattuangta, mingka takuassengapi anne ri niakna ri tenana angkalliki. Lanri kammanami anjo na kupauang aseng todok rodok toana siagang purinanna.''<ref>{{Cite book|title=Sastra Kelong|last=Labbiri|first=Labbiri|publisher=CV Kanaka Media|year=2018|isbn=978-623-7029-09-0|location=Makassar|pages=|url-status=live}}</ref></blockquote>
Merupakan lanjutan dari '''''‘accinik rorong’'''''. Contoh ungkapan yang digunakan
 
''Pihak laki-laki: Niak annae nasuropakkutaknanngang Daeng Nanganu…Anjo mae bunga sibolloa apa niakmo angkalliki? Na punna tenapa, niak illak takasimbanganna Daeng Nganu…erok ampakabani bellaya, ampaka jarreki takrokaya.''
 
''Pihak perempuan: Alhamdulillah, rannu dudumak antu allanngereki ri kabattuanta, mingka takuassengapi anne ri niakna ri tenana angkalliki. Lanri kammanami anjo na kupauang aseng todok rodok toana siagang purinanna.''<ref>{{Cite book|title=Sastra Kelong|last=Labbiri|first=Labbiri|publisher=CV Kanaka Media|year=2018|isbn=978-623-7029-09-0|location=Makassar|pages=|url-status=live}}</ref>
 
==== ''Appakkuling'' (Mengulangi untuk Mempertegas) ====
Baris 78 ⟶ 69:
=== Tahapan Pernikahan ===
 
# '''[[''Simorong/naikmi''''' atau '''''Naikmi kalenna]]''''' (Pengantin laki-laki di antar ke rumah pengantin perempuan). Laki-laki disambut dengan ganrang iareka nirateki. Setelah itu, pengantin diapanggil oleh ''Anrong bunting/''yang ditunjuk untuk melantunkan syair ''pakkiok bunting.''
# '''[[Appabattu Nikka|''Appabattu Nikka'']]''' ‘Ijab Kabul’
# '''''[[Nilekka,Nilekkak]]'',''' yaitu pengantin perempuan diantar ke rumah pengantin laki-laki. Pada acara ini, pengantin perempuan juga membawa pakblasak iareka ''pakmatoang ia siratannaya.'' Biasanya pengantin perempuan dipanggil pula dengan syair, lalu mereka diberikan sesuatu yang berharga ''‘pannimbaranngi’.'' <ref>{{Cite book|title=Bahan Ajar Bahasa Makassar|last=Daeng|first=Kembong|publisher=FBS UNM|year=2008|isbn=978-602-1347-41-6|location=Makassar|pages=|url-status=live}}</ref>
 
== Adat Sesudah Perkawinan ==