Dyah Raṇawijaya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 91:
== Mengalahkan Bhre Kertabhumi ==
pada tahun 1466, [[Girisawardhana]] wafat dan digantikan oleh [[Suraprabhawa]] (Singhawikramawardhana), adiknya. Hal ini mengakibatkan, Bhre [[Kertabhumi]] melakukan pemberontakan terhadap Suraprabhawa pada tahun 1468, karena ia adalah salah satu putra [[Rajasawardhana]], dan merasa lebih berhak atas takhta Majapahit dibanding pamannya. Kemudian Dyah Suraprabhawa dan keluarganya termasuk Dyah Wijayakarana, Dyah Wijayakusuma, [[Dyah Ranawijaya]] melarikan diri ke daerah [[Keling, Kepung, Kediri|Keling, Kediri]] dan menjadi penguasa Keling dengan gelar [[Girindrawardhana]]. Setelah mengumpulkan kekuatan, mereka menyerang balik ''Kerthabumi''. Kekuasaan Bhre Kertabhumi berakhir setelah dikalahkan oleh [[Dyah Ranawijaya]], yang kemudian menjadi raja [[Majapahit]] yang memerintah sejak tahun 1474. Hal ini diperkuat juga dalam prasasti Jiyu (I, II, III, IV) dan Petak, tahun 1486, yang isinya yaitu memperingati 12-tahun kematian [[Singhawikramawardhana]]. Dyah Ranawijaya memberikan penghargaan tanah untuk pembangunan "Trailokyapuri" kepada "Sri Brahmaraja Ganggadara" yang membantunya mengalahkan [[Kertabhumi]] <ref name="SNI448">Poesponegoro & Notosusanto (1990), hal. 448-451.</ref>, serta memindahkan ibu kota Majapahit ke Daha ([[Kediri]]). Kekalahan Bhre Kertabhumi memicu perang antara Majapahit melawan Demak, karena penguasa Demak adalah keturunan Bhre Kertabhumi.
== Masa Akhir Majapahit ==
|