Sekolah Tinggi Diakones HKBP Balige: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ladesman (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Ladesman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5:
| type = Perguruan Tinggi Swasta, milik [[HKBP]]
| head_label = Ketua
| head = Diak. Dr. Eleven Sihotang (Plt.) <ref>{{Cite web|last=https://www.lpp-hkbp.com/|last2=https://www.lpp-hkbp.com/|title=Serah Terima Jabatan Ketua Sekolah Tinggi Diakones (STD) HKBP|url=https://www.lpp-hkbp.com/serah-terima-jabatan-ketua-sekolah-tinggi-diakones-std-hkbp/|website=LPP HKBP|language=id|access-date=2023-06-03}}</ref>
| head = Diak. Dr. Eleven Sihotang (Plt.)
| address = Jalan Gereja No. 17 Kapernaum Balige
| city = [[Balige]]
Baris 19:
 
== Sejarah ==
Sebelum HKBP mempunyai tahbisan Diakones, HKBP telah menerima beberapa misionaris termasuk Diakon dan Diakones dari Jerman melalui [[RhenishRheinische Mission GeselschaftMissionsgesellschaft]] (RMG) yang kini dikenal dengan [[United Evangelical Mission]] (UEM). Pada saat [[I.L. Nommensen]] memulai misinya di tanah [[Batak]], selain membawa serta [[Pendeta]] lainnya, beliau juga melibatkan para Suster atau Diakones. Tahun 1866, Suster atau Diakones telah berpartisipasi dalam pelayanan gereja dan masyarakat di tanah Batak dan bertindak sebagai guru. Pada tahun 1891, Suster Lisette Niemann tiba di Laguboti, sedangkan Suster Thora von Wedell – Jasberg tiba pada tahun 1897 di [[Laguboti]]. Mereka datang dari Lembaga Diakones Kaiserswerth Dusseldorf [[Jerman]].<ref name=":0" />
 
Pada tahun 1922 HKBP meningkatkan pelayanan di bidang diakoni sosial, seperti pelayanan di Hephata Laguboti yang telah dimulai oleh Diakon Rittich terhadap orang buta dan cacat lainnya. Kemudian pada tahun 1952 didirikan panti khusus di Elim [[Pematang Siantar]] untuk menampung dan mendidik anak-anak yatim piatu. Melihat kebutuhan pelayanan ini, tanggal 2 Juni 1952 HKBP memberikan beasiswa kepada 3 orang perempuan Batak untuk pertama kalinya ke Jerman untuk menjalani pendidikan Diakones dan mengikuti Sekolah Diakones di Kaiserswerth, yaitu: Nuria D. Gultom, Bonaria Hutabarat dan Floriana Lumbantobing.<ref name=":0" /><ref>{{Cite web|last=wahananews.co|last2=wahananews.co|date=2021-04-19|title=Suster Nuria Dumomdom Br. Gultom, Sang Penentu Seragam Diakones HKBP Tutup Usia|url=https://wahananews.co/daerah/suster-nuria-dumomdom-br--gultom--sang-penentu-seragam-diakones-hkbp-tutup-usia-|website=Wahana News|language=id|access-date=2021-07-29}}</ref> Mereka diberangkatkan oleh Dr. J. Sihombing, Ephorus HKBP, dalam kebaktian di Gereja HKBP Jl. Cokroaminoto [[Medan]]. Ketiga wanita Batak itu dapat menyelesaikan pendidikannya dengan baik dan menerima pemberkatan sebagai Diakones di Gereja Kaiserswerth – Jerman. Sekembalinya tiga diakones ini, HKBP masih mengutus wanita Batak secara bertahap ke Sekolah Diakones Kaiserswerth Jerman sampai tahun 1969 dan telah menamatkan sejumlah 19 orang diakones. Mereka semua kembali ke Indonesia dan melayani di berbagai pelayanan yang berbeda-beda yaitu : di [[RS GKPS Saribudolok]], [[Panti Asuhan Elim Pematang Siantar]], FKIP Nommensen Pematang Siantar dan [[Rumah Sakit HKBP Balige|RS HKBP Balige]].<ref name=":0" />