Daftar partai politik di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 227:
 
=== Partai politik di masa Orde Baru ===
{{see also|Orde Baru}}
[[Berkas:1997 Indonesian legislative election poster.jpg|jmpl|200px|Kampanye [[Pemilihan umum di Indonesia|pemilihan umum]] pada [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1997|Pemilu 1997]].]]
Setelah naik kekuasaan, Presiden [[Soeharto]] mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap partai politik yang berakibat dari gagalnya [[Konstituante]] dalam menyusun dan memutuskan keputusan-keputusan, sehingga ia menghapus [[sistem multipartai]] di [[Indonesia]].<ref>{{cite web|url=https://www.merdeka.com/politik/penyebab-cuma-boleh-ada-3-partai-politik-di-era-presiden-soeharto.html|title=Ini Penyebab Cuma Boleh Ada 3 Partai Politik di Era Presiden Soeharto|first=Ramadhian|last=Fadillah|date=15 Oktober 2019|publisher=Merdeka.com|language=id}}</ref> Dia mencanangkan agar partai politik disederhanakan berdasarkan esensi ideologis masing-masing partai, baik spiritual maupun material. Hal ini ditanggapi positif oleh partai-partai politik, misalnya partai-partai yang berasaskan [[Islamisme]] mengklaim bahwa fusi partai sejalan dengan resolusi Kongres Nasional Islam yang disepakati pada 1969. Beberapa partai politik yang memiliki paham [[Nasionalisme]]-[[Marhaenisme]] seperti [[Partai Nasional Indonesia|PNI]], [[Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia|IPKI]], [[Partai Kristen Indonesia|Parkindo]], [[Partai Musyawarah Rakyat Banyak|Murba]], dan [[Partai Katolik (Indonesia)|Partai Katolik]] membentuk koalisi partai politik yang dinamai Kelompok Demokrasi Pembangunan yang menjadi cikal bakal [[Partai Demokrasi Indonesia]] (PDI).<ref>{{cite web|url=https://tirto.id/cara-soeharto-menciptakan-partai-demokrasi-indonesia-cC13|title=Cara Soeharto Menciptakan Partai Demokrasi Indonesia|first=Husein|last=Abdulsalam|date=10 Januari 2019|publisher=Tirto.id|language=id}}</ref>
 
Pasca [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1971|Pemilu 1971]], rezim Orde Baru menegaskan kembali pendiriannya untuk menyederhanakan partai politik yang ada dan membuat Ketetapan [[Majelis Permusyawaratan Rakyat|MPR]] yang mengatur pengklasifikasian partai politik pada 1973. Hal inilah yang mendasari penggabungan beberapa partai untuk membentuk partai baru.<ref name=":3">{{cite web|url=https://tirto.id/sejarah-pemilu-1977-taktik-fusi-parpol-ala-soeharto-orde-baru-dl3V|title=Sejarah Pemilu 1977: Taktik Fusi Parpol ala Soeharto & Orde Baru|first=Indira|last=Ardanareswari|date=13 April 2019|publisher=Tirto.id|language=id}}</ref>
 
Partai-partai yang berasaskan [[Pan-Islamisme]] bergabung membentuk [[Partai Persatuan Pembangunan]] (PPP) pada 5 Januari 1973, sedangkan partai politik nasionalis dan nonislam mendeklarasikan pembentukan [[Partai Demokrasi Indonesia]] (PDI) pada 10 Januari 1973.<ref name=":3" /> [[Golongan Karya|Golkar]] secara resmi menjadi wadah politik bagi organisasi-organisasi profesi, seperti [[KOSGORO|Kosgoro]], [[Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia|SOKSI]], [[Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong|MKGR]], Organisasi Profesi, Hankam, Gakari, dan Gerakan Pembangunan yang disebut Kelompok Induk Organisasi sebagai kekuatan politik Golkar. Pada 1985, seluruh partai politik wajib menjadikan [[Pancasila]] sebagai [[Asas tunggal Pancasila|asas tunggal]] dalam ideologi partai.
 
Dominasi Golkar dalam setiap pemilihan umum dan partisipasi dua partai politik dalam pemilihan umum terakhir pada [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1997|Pemilu 1997]] merupakan pertanda tumbangnya rezim Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto. Liberalisasi politik setelahnya menyaksikan sistem multipartai yang kembali diterapkan dan pembentukan partai politik baru pascareformasi, sehingga tercatat 48 partai menjadi peserta [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1999|Pemilu 1999]].
 
Setelah memasuki masa [[Reformasi Indonesia (1998–sekarang)|Reformasi]], PPP tetap berpartisipasi dalam pemilihan umum, meskipun eksistensinya menurun akibat sebagian besar anggotanya memilih keluar partai dan mendirikan partai baru. Begitupun dengan Golkar yang bertransformasi menjadi partai politik. PDI justru semakin terpuruk seusai pemerintah turun tangan dalam kepengurusan partai dan menggulingkan [[Megawati Soekarnoputri]] dari jabatan ketua umum yang menyebabkan menurunnya dukungan rakyat terhadap PDI pada [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1997|Pemilu 1997]]. Suara pemilih yang sebelumnya memilih PDI beralih memilih partai baru pecahan PDI, [[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan]] (PDI-P) pimpinan Megawati pada [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1999|Pemilu 1999]], sehingga PDI hanya memenangkan dua kursi legislatif dibandingkan dengan PDI-P yang meraih 153 kursi dan menjadi pemenang pemilihan umum. Setelah keterpurukan itu, PDI akhinya mengubah diri menjadi [[Partai Penegak Demokrasi Indonesia]] (PPDI).<ref>Bambang Setiawan & Bestian Nainggolan (Eds) (2004) ''Partai-Partai Politik Indonesia: Ideologi dan Program 2004-2009 (Indonesian Political Parties: Ideologies and Programs 2004-2009)'' Kompas {{ISBN|979-709-121-X}}. p213</ref>
 
{| class="wikitable sortable plainrowheaders"
!scope="col" colspan="2"| Partai
Baris 241 ⟶ 253:
| 1964–1999, sejak 1999 (sebagai Partai Golkar)
| Golkar
| [[Otoritarianisme|Otoritarianisme sayap -kanan]]
| Aktif
| 20 Oktober 1964
Baris 266 ⟶ 278:
|
| [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2019|2019]]
|}
 
{| class="wikitable sortable plainrowheaders"
!scope="col" rowspan="3"| [[Pemilihan umum di Indonesia|Pemilu]]
!scope="col"|
!scope="col"|
!scope="col"|
|-
! style="background-color:{{Partai Persatuan Pembangunan/meta/color}}" |
! style="background-color:{{Golongan Karya/meta/color}}" |
! style="background-color:{{Partai Demokrasi Indonesia/meta/color}}" |
|-
! style="text-align:center;" | [[Partai Persatuan Pembangunan|PPP]]
! style="text-align:center;" | [[Golongan Karya|Golkar]]
! style="text-align:center;" | [[Partai Demokrasi Indonesia|PDI]]
|-
! [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1977|1977]]
| {{Composition bar|99|360|{{Partai Persatuan Pembangunan/meta/color}}}}
| {{Composition bar|232|360|{{Golongan Karya/meta/color}}}}
| {{Composition bar|29|360|{{Partai Demokrasi Indonesia/meta/color}}}}
|-
! [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1982|1982]]
| {{Composition bar|94|360|{{Partai Persatuan Pembangunan/meta/color}}}}
| {{Composition bar|242|360|{{Golongan Karya/meta/color}}}}
| {{Composition bar|24|360|{{Partai Demokrasi Indonesia/meta/color}}}}
|-
! [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1987|1987]]
| {{Composition bar|61|400|{{Partai Persatuan Pembangunan/meta/color}}}}
| {{Composition bar|299|400|{{Golongan Karya/meta/color}}}}
| {{Composition bar|40|400|{{Partai Demokrasi Indonesia/meta/color}}}}
|-
! [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1992|1992]]
| {{Composition bar|62|400|{{Partai Persatuan Pembangunan/meta/color}}}}
| {{Composition bar|282|400|{{Golongan Karya/meta/color}}}}
| {{Composition bar|56|400|{{Partai Demokrasi Indonesia/meta/color}}}}
|-
! [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1997|1997]]
| {{Composition bar|89|400|{{Partai Persatuan Pembangunan/meta/color}}}}
| {{Composition bar|325|400|{{Golongan Karya/meta/color}}}}
| {{Composition bar|11|400|{{Partai Demokrasi Indonesia/meta/color}}}}
|}