Psikologi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LambChopper (bicara | kontrib)
k penggunaan bahasa yang ambigu dan kurangnya spasi setelah tanda baca
Rescuing 7 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5
Baris 8:
 
== Sejarah ==
Sejarah perkembangan psikologi secara umum terbagi menjadi 3 masa, yaitu psikologi pra-sistematik, psikologi sistematik, dan psikologi ilmiah. Psikologi pra-sistematik dimulai ketika manusia mulai melakukan perenungan terhadap keberadaannya. Renungan ini bersifat tidak teratur dan umumnya dikaitkan dengan pemikiran mitologi dan agama. Psikologi sistematik mulai berkembang pada 400 SM melalui pemikiran-pemikiran [[Plato]]. Psikologi mulai diberi perenungan-perenungan yang teratur secara rasional. Sedangkan psikologi ilmiah mulai berkembang pada akhir abad ke-19 Masehi. Psikologi menjadi ilmu tersendiri yang memiliki berbagai kesimpulan yang faktual dengan [[definisi]] yang jelas.<ref>{{Cite book|last=Asrori|date=2020|url=http://repository.um-surabaya.ac.id/4461/1/Buku_Psikologi_Pendidikan.pdf|title=Psikologi Pendidikan: Pendekatan Multidisipliner|location=Banyumas|publisher=CV. Pena Persada|isbn=978-623-7699-72-9|pages=1|url-status=live|access-date=2021-08-18|archive-date=2021-08-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20210818072737/http://repository.um-surabaya.ac.id/4461/1/Buku_Psikologi_Pendidikan.pdf|dead-url=no}}</ref>
 
Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan panjang. Konsep psikologi dapat ditelusuri jauh ke masa [[Yunani kuno]]. Psikologi memiliki akar dari bidang ilmu [[filsafat]] yang diprakarsai sejak zaman [[Aristoteles]] sebagai ilmu jiwa, yaitu ilmu untuk kekuatan hidup. Aristoteles memandang ilmu jiwa sebagai ilmu yang mempelajari gejala-gejala kehidupan. Jiwa adalah unsur kehidupan (Anima), karena itu setiap makhluk hidup memiliki jiwa.<ref name="Walgito">Walgito, Bimo. 2010. "Pengantar psikologi Umum". Yogyakarta: Andi</ref> Sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, namun mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua [[Amerika Serikat|Amerika]].
Baris 16:
 
==== Laboratorium Wundt ====
Pada tahun [[1879]], Wilhelm Wundt mendirikan laboratorium psikologi pertama di Universitas Leipzig, [[Jerman]]. Ditandai dengan berdirinya laboratorium ini, Wundt mengokohkan psikologi sebagai bidang studi eksperimental yang mandiri meskipun [[metode ilmiah]] untuk lebih memahami [[manusia]] belum terlalu memadai.<ref>{{Cite web|title=Pengertian Psikologi: Definisi, Cabang, dan Sejarah|url=https://kampuspsikologi.com/pengertian-psikologi-definisi-cabang-sejarah/|language=id-ID|access-date=2021-03-19|archive-date=2021-03-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20210306171254/https://kampuspsikologi.com/pengertian-psikologi-definisi-cabang-sejarah/|dead-url=no}}</ref> Dengan berdirinya laboratorium ini, maka lengkaplah syarat untuk menjadikan psikologi sebagai [[ilmu pengetahuan]]. Dengan demikian, tahun berdirinya laboratorium Wundt diakui pula sebagai tanggal berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan.
 
==== Psikologi kontemporer ====
Baris 32:
Secara garis besar, psikologi mencakup area keilmuan berikut ini:{{Butuh rujukan}}
 
* Hewan dan manusia — Banyak orang yang menyangka bahwa psikologi hanya mempelajari manusia, tetapi dalam percobaan tentang proses-proses dalam diri ini, hewan juga banyak dilibatkan terutama ketika menghadapi masalah etika tentang objek penelitian yang melibatkan manusia, misalnya ketika menguji-coba sebuah zat percobaan di otak yang belum pernah diketahui hasilnya. Maka dalam hal ini hewan-hewan dianggap pengganti yang lebih diterima secara moral daripada menggunakan objek manusia. Kendati demikian, di Indonesia, objek material psikologi hanya manusia, sehingga definisi psikologi di Indonesia adalah "ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam konteks sosialnya serta proses mental yang melatarbelakanginya".<ref>{{Cite web|title=Naskah Akademik dan Naskah RUU tentang Praktik Psikologi (Februari, 2021)|url=https://himpsi.or.id/blog/berita-pengumuman-2/post/naskah-akademik-dan-naskah-ruu-tentang-praktik-psikologi-februari-2021-153|website=Himpunan Psikologi Indonesia|language=en-US|access-date=2021-09-12|archive-date=2021-09-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20210912185257/https://himpsi.or.id/blog/berita-pengumuman-2/post/naskah-akademik-dan-naskah-ruu-tentang-praktik-psikologi-februari-2021-153|dead-url=yes}}</ref> Dengan demikian, psikologi di Indonesia bersifat [[Antroposentrisme|antroposentris]] (berpusat pada manusia); hewan dipelajari untuk memperoleh pengetahuan tentang manusia. Dalam sejarah psikologi di Indonesia, memang pernah ada psikolog hewan yaitu Gerungan, dari Universitas Padjadjaran.<ref>{{Cite web|date=2021-01-27|title=Sejarah Psikologi di Indonesia: Penuturan Tokoh – Juneman Abraham|url=https://mhs.blog.ui.ac.id/juneman/2017/03/19/sejarah-psikologi-di-indonesia-penuturan-tokoh/|website=web.archive.org|access-date=2021-09-12|archive-date=2021-01-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20210127175358/https://mhs.blog.ui.ac.id/juneman/2017/03/19/sejarah-psikologi-di-indonesia-penuturan-tokoh/|dead-url=unfit}}</ref> Meskipun begitu, hewan atau binatang tidak termasuk objek material dalam definisi sah dari ''psikologi'' di Indonesia.
* Keturunan atau lingkungan — Sepanjang sejarah psikologi selalu ada pertentangan akan mana yang lebih berperan, apakah ''faktor keturunan'' atau ''faktor lingkungan''. Faktor keturunan merujuk pada apa yang diwariskan secara turun-temurun secara genetis, dari generasi ke generasi. Sementara faktor lingkungan merujuk pada apa yang terjadi disepanjang hidup termasuk pengetahuan, pengalaman hidup, trauma, atau luka yang diperoleh fisik misalnya karena kecelakaan lalu-lintas. Walaupun banyak penelitian membuktikan bahwa kedua faktor ini berpengaruh, baik secara sendiri-sendiri maupun dengan cara saling berinteraksi, tetapi kesimpulan ini tidak cukup untuk menghentikan dilakukannya penelitian-penelitian lainnya dengan hasil yang mengarah pada memperkuat atau memperlemah kesimpulan ini.
* Alam sadar dan alam bawah sadar — Sebuah perilaku banyak dipengaruhi oleh ''kesadaran'' atau ''alam sadar'' kita, tetapi ada banyak konsep psikologi yang berpendapat bahwa alam bawah sadar yaitu sebuah ranah diri manusia yang terletak di bawah pengetahuan kesadaran diri mempengaruhi latar/motif tindakan dan respon seseorang.
Baris 130:
Secara sempit [[psikologi klinis]] artinya suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku seseorang yang abnormal atau subnormal. Sedangkan secara luas dapat diartikan sebagai bidang psikologi yang mempelajari dan membahas hambatan emosional pada manusia namun tidak memandang apakah seseorang tersebut abnormal atau subnormal.
 
Secara umum [[psikologi klinis]] adalah sebuah bentuk psikologi terapan yang menentukan kapasitas dan karakteristik tingkah laku seseorang dengan metode pengukuran asesmen, diagnosis dan intervensi serta uji fisik mengenai riwayat sosial sehingga diperoleh saran dan rekomendasi penyesuaian individu yang tepat.<ref>{{Cite web|url=https://www.golife.id/profesi-psikologi-klinis/|title=Psikologi Klinis, Profesi Yang Menarik Untuk Masa Depanmu|last=Mustika|first=Rima|date=10 Maret 2020|website=Psikologi Klinis, Profesi Yang Menarik Untuk Masa Depanmu|access-date=|archive-date=2020-06-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20200610163826/https://www.golife.id/profesi-psikologi-klinis/|dead-url=no}}</ref> Profesi yang berada di dalam sub-disiplin ilmu psikologi ini adalah [[Psikolog Klinis|psikolog klinis]].
 
=== Psikologi Sosial ===
Baris 138:
 
=== Gangguan psikologis/jiwa ===
Berdasarkan UU Nomor 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa, penegakan diagnosis gangguan jiwa hanya bisa ditegakkan (salah satunya) oleh [[psikolog klinis]].<ref>https://ipkindonesia.or.id/media/2017/12/uu-no-18-th-2014-ttg-kesehatan-jiwa.pdf {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210423123021/https://ipkindonesia.or.id/media/2017/12/uu-no-18-th-2014-ttg-kesehatan-jiwa.pdf |date=2021-04-23 }} (PDF). Diakses tanggal 2021-03-25</ref> Gangguan jiwa dapat timbul dari skala ringan hingga berat. Gangguan jiwa ringan misalnya depresi yang tidak terlalu berat yang ditandai oleh gejala seperti murung, tidak bersemangat, atau panik. Sementara gangguan jiwa yang lebih berat misalnya depresi yang ditandai dengan menurunnya kemampuan berpikir, kognitif, psikomotorik, dan terlalu cemas akan masa depan. Yang terberat adalah psikotik yang sudah tidak mampu membedakan imajinasi dan realitas.
 
Semua itu awalnya dipicu oleh stres yang tidak dapat dihadapi dengan adaptasi yang baik. Karena itu, stres merupakan sebuah kondisi, bukan gangguan yang mungkin banyak dimaksudkan orang selama ini.
Baris 167:
 
=== Ekstraversi dan Introversi ===
Di dalam psikologi, terdapat pengelompokkan kepribadian manusia bedasarkan bagaimana manusia memperoleh motivasi yang mendasarinya untuk berperilaku.<ref name="A">{{en}}Castro JB. 2013. [http://io9.com/the-science-behind-extroversion-and-introversion-1282059791 The Science of What Makes an Introvert and an Extrovert] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20151204224900/http://io9.com/the-science-behind-extroversion-and-introversion-1282059791 |date=2015-12-04 }}. IO9. Diakses 17 Juni 2014.</ref> Pengelompokkan ini pertama kali dicetuskan oleh [[Carl Jung]] (1920), dalam bukunya berjudul ''Psychologische Typen''.<ref name="A" /> Secara umum, pribadi yang ekstrover mendapatkan gairah (atau energi) dari interaksi sosial.<ref name="A" /> Ekstrover biasanya memiliki kepribadian yang terbuka dan senang bergaul, serta memiliki kepedulian yang tinggi terhadap apa yang terjadi di sekitar mereka.<ref name="A" /> Sementara introver, di sisi lain, dianggap mendapatkan gairah lewat menyendiri.<ref name="A" /> Introver, biasanya cenderung pendiam, suka merenung, dan lebih perduli tentang pemikiran mereka dalam dunia mereka sendiri.<ref name="A" /> Di antara kecenderungan ekstrem introversi dan ekstroversi, terdapat ambiversi yang merupakan kepribadian penengah antara ekstrover dan introver.<ref name="A" /> Meskipun terdapat perbedaan yang kontras antara introver dan ekstrover, Carl Jung menganggap bahwa jarang terdapat manusia yang sepenuhnya ekstrover atau introver.<ref name="A" />
 
Introver dan ekstrover adalah salah satu bentuk dari stereotip kepribadian yang mudah berkembang menjadi stigmatisasi.<ref>{{Cite web|last=Safira|first=Almira Rahma|date=2019-09-28|title=Personality Stereotype: Seberapa Penting Penggolongan Introver dan Ekstrover?|url=https://pijarpsikologi.org/personality-stereotype-seberapa-penting-penggolongan-introver-dan-ekstrover/|website=Pijar Psikologi|archive-url=https://web.archive.org/web/20201023074704/https://pijarpsikologi.org/personality-stereotype-seberapa-penting-penggolongan-introver-dan-ekstrover/|archive-date=2020-10-23|dead-url=yes|access-date=2021-03-19}}</ref>
Baris 215:
[[Kenakalan remaja]] adalah suatu perbuatan yang melanggar [[norma]], dan [[aturan]] dalam ruang lingkup masyarakat yang dilakukan pada usia [[remaja]] atau transisi masa [[anak-anak]] ke [[dewasa]].
 
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.<ref name="Kenakalan Remaja">[http://belajarpsikologi.com/kenakalan-remaja/ Kenakalan Remaja] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20171108151900/http://belajarpsikologi.com/kenakalan-remaja/ |date=2017-11-08 }} /belajarpsikologi.com</ref>
 
=== Psikologi lingkungan (perilaku) ===