Kesultanan Bacan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 1:
{{Infobox former country
| native_name = كسلطانن باچن <br> ''Dehe ma-Kolano''
| common_name = Kesultanan Bacan
| conventional_long_name = Kesultanan Bacan
Baris 21:
| flag_s1 = Flag of Indonesia.svg
| government_type = Kesultanan
| title_leader = Sultan,
|event_start = Pendirian
|date_start =
Baris 52:
== Sejarah Awal ==
[[File:Batjan map.jpg|thumb|Pulau Bacan (map dari abad ke-19)]]
Menurut legenda yang diketahui dari abad ke-16, raja-raja Bacan, Kepulauan Papua, Banggai dan Buton merupakan keturunan dari sekumpulan telur ular yang telah ditemukan di antara beberapa batu oleh pelaut Bacan Bikusigara. Karena itu, Bacan dapat mengklaim sebagai titik awal tatanan politik Maluku. Mitos itu juga menunjuk pada hubungan awal dengan orang Papua. Namun, ada legenda yang saling bertentangan yang menyatakan bahwa Jailolo di Halmahera adalah kerajaan tertua di Maluku. Legenda ketiga berangkat dari imigran Arab Jafar Sadik yang datang ke Maluku, pada tahun 1245, dan menikahi bidadari surga Nurus Safa. Dari pasangan ini lahirlah empat orang putra yang bernama Buka, Darajat, Sahajat dan Mashur-ma-lamo, yang menjadi nenek moyang para penguasa Bacan, [[Kesultanan Jailolo|Jailolo]], [[Kesultanan Tidore|Tidore]], dan [[Kesultanan Ternate|Ternate]]. Dalam cerita ini pun, Bacan memiliki posisi yang didahulukan. Penguasa itu tetap dikenal sebagai ''Kolano ma-dehe'', Penguasa
== Daftar sultan bacan ==
|