Pembunuhan Engeline: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Pengembalian manual VisualEditor
Baris 193:
Ibu kandung Engeline, Hamidah ({{umur|1989|1|1|{{CURRENTYEAR}}|{{CURRENTMONTH}}|{{CURRENTDAY}}}} tahun), adalah wanita kelahiran Banyuwangi namun sejak usia 15 tahun sudah merantau ke Bali untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Di sana pula ia bertemu dengan suami pertamanya, ayah kandung Engeline yang bernama Achmad Rosyidi ({{umur|1986|1|1|{{CURRENTYEAR}}|{{CURRENTMONTH}}|{{CURRENTDAY}}}} tahun), seorang pekerja buruh bangunan, untuk kemudian menikah dan menetap di Bali. Namun kini mereka sudah bercerai. Hamidah sudah menikah kembali dengan seorang pemuda Bali dan mereka sudah memiliki satu orang putera. Sekarang Hamidah sudah tidak lagi bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
 
=== Proses adopsi anjas ===
Ketika melahirkan Engeline, Hamidah tidak sanggup melunasi biaya persalinannya ke klinik. Saat sedang mengalami kesulitan demikian, seseorang mempertemukan dan memperkenalkannya dengan Margriet Christina Megawe yang menawarkan bantuan untuk melunasi biaya tersebut sekaligus bermaksud untuk meng[[adopsi]] bayinya. Waktu itu, Margriet datang ditemani suaminya yang bernama Douglas Scarborough. Untuk keperluan tersebut, Margriet mengeluarkan biaya sebesar Rp 1,8 juta, dengan rincian biaya persalinan Rp 800 ribu dan biaya perawatan Hamidah Rp 1 juta. Maka tiga hari setelah lahir, Engeline langsung dibawa oleh Margriet dan tidak pernah bertemu lagi dengan kedua orangtuanya. Saat itu, anak tersebut belum diberi nama oleh Hamidah. Nama "Engeline" diberikan oleh Margriet, mikuti nama depan ibunya (nenek angkat Engeline),<ref name=kompas_0622>{{Cite news| url = http://regional.kompas.com/read/2015/06/22/20032591/Ini.Pengakuan.Margriet.soal.Perlakuannya.terhadap.Engeline
| title = Ini Pengakuan Margriet soal Perlakuannya terhadap Engeline