Kesultanan Bacan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 46:
| common_languages = [[Bahasa Melayu Bacan|Melayu Bacan]]
}}
'''Kesultanan Bacan''' (كسلطانن باچن) adalah suatu [[kerajaan]] yang berpusat di [[Pulau Bacan]], [[Kepulauan Maluku]], Indonesia saat ini, yang muncul dengan perluasan [[Perdagangan rempah|perdagangan rempah-rempah]] di akhir abad pertengahan. Kesultanan ini berawal di [[Pulau Makian]] yang kemudian mengungsi ke [[Pulau Bacan]] akibat [[Gunung Kie Besi]] dan jangkauan kekuasaannya terdiri dari [[Kepulauan Bacan]] (Bacan, Kasiruta, Mandioli, dll) tetapi memiliki pengaruh berkala di [[Pulau Seram|Seram]] dan [[Kepulauan Raja Ampat]]. Kesultanan Bacan jatuh di bawah pengaruh kolonial Portugal pada abad ke-16 dan Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC) setelah 1609. Bacan adalah salah satu dari empat kerajaan Maluku (Maloko Kië Raha) bersama dengan Ternate, Tidore dan Jailolo, tetapi cenderung dibayangi oleh Ternate.<ref>{{Cite book|last=B.|first=Lapian, A.|url=http://worldcat.org/oclc/610792576|title=Bacan and the early history of North Maluku|oclc=610792576}}</ref> Setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|kemerdekaan Indonesia]] pada tahun 1945, fungsi pemerintahan sultan secara bertahap digantikan oleh struktur administrasi modern. Namun, kesultanan telah dihidupkan kembali sebagai entitas budaya di masa sekarang.
Raja Bacan pertama yang memeluk [[Islam]] adalah [[Raja Zainal Abidin]] yang [[syahadat|bersyahadat]] pada tahun [[1521]]. Sedangkan Raja Bacan pertama yang beragama [[Kristen]] adalah Dom João. Meski berada di Maluku, wilayahnya cukup luas hingga ke wilayah [[Papua Barat]]. Banyak kepala suku di wilayah [[Pulau Waigeo|Waigeo]], [[Pulau Misool|Misool]] yang terletak di [[Raja Ampat]] dan beberapa daerah lain sempat berada di bawah administrasi pemerintahan Kesultanan Bacan.
|