Airlangga: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ibuku (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Maulana.AN (bicara | kontrib)
k Penambahan isi
Baris 1:
{{redirect|Erlangga|penerbit|Erlangga (penerbit)|museum|Museum Airlangga|universitas|Universitas Airlangga}}{{Tambah rujukan|date=Juni 2023}}{{infobox royalty
{{infobox royalty
|name = Airlangga
|image = [[Berkas:Airlangga.jpg|jmpl|200px|lurus|Arca perwujudan Airlangga sebagai [[Wisnu|Dewa Wisnu]] mengendarai [[Garuda]]. Koleksi Museum [[Trowulan]], [[Jawa Timur]].]]
Baris 56 ⟶ 55:
 
== Masa pemerintahan ==
Kerajaan dengan pusatnya di Kahuripan ini wilayahnya membentang dari [[Kabupaten Pasuruan|Pasuruan]] di timur hingga [[Kabupaten Madiun|Madiun]] di barat. Pantai utara Jawa, terutama [[Surabaya]] dan [[Tuban]], menjadi pusat perdagangan yang penting untuk pertama kalinya. Airlangga naik tahta dengan gelar abhiseka (wisuda) '''Çri Mahãrãja Rakai Halu Çri Lokeçwara Dharmmawamça Airlangga Anãntawikramottunggadewa'''. Airlangga juga memperluas wilayah kerajaannya hingga ke [[Jawa Tengah]], bahkan pengaruh kekuasaannya diakui sampai ke pulau [[Bali]].
 
Setelah keadaan aman, Airlangga mulai mengadakan pembangunan-pembangunan demi kesejahteraan rakyatnya. Pembangunan yang dicatat dalam prasasti-prasasti peninggalannya antara lain.
Baris 65 ⟶ 64:
* Meresmikan pertapaan Gunung Pucangan tahun 1041.
* Menurut [[prasasti Pamwatan]] (1042), pusat kerajaan kemudian pindah dari [[Kahuripan]] ke [[Daha]] (daerah [[Kediri]] sekarang).
 
Ketika itu, Airlangga dikenal atas toleransi beragamanya, yaitu sebagai pelindung agama [[Hindu]] Siwa dan [[Buddha]].
 
Airlangga juga menaruh perhatian terhadap seni sastra. Tahun 1035 [[Mpu Kanwa]] menulis ''[[Arjuna Wiwaha]]'' yang diadaptasi dari epik ''[[Mahabharata]]''. Kitab tersebut menceritakan perjuangan [[Arjuna]] mengalahkan [[Niwatakawaca]], sebagai kiasan Airlangga mengalahkan ''raja Wurawari''.
 
Selama masa pemerintahannya, Airlangga banyak melakukan perbaikan di empat sektor kehidupan bernegara: politik, ekonomi, agama, dan masyarakat. Di bidang politik, ia berhasil membuat raja-raja bawahannya mengakui kembali kedaulatannya. Ia memperluas wilayah kekuasaaannya hingga ke Bali. Bahkan [[Johannes Gijsbertus de Casparis|Casparis]] menduga bahwa ia mempunyai jaringan dengan raja-raja di kawasan Asia Tenggara. Di bidang ekonomi, ia memiliki ambisi untuk menggantikan posisi [[Sriwijaya]] sebagai pelabuhan transit internasional. Dengan memanfaatkan kondisi Sriwijaya yang lemah karena serangan Raja [[Rajendra Chola I]], kesempatan ini dimanfaatkan dengan membangun pelabuhan transit di Kambang Putih dan membenahi pelabuhan regional di Hujung Galuh untuk memperkuat perdagangan lewat laut. Di bidang agama, Airlangga menempatkan para pendta menjadi orang terdekat raja yang mendampingi raja di upacara penting. Selain itu, agama dan sekte agama lain diberikan kesempatan yang sama untuk berkembang. Di bidang sosial, Airlangga mengembangkan pemberian hak-hak istimewa pada orang-orang yang pernah berjasa kepadanya.<ref>{{Cite journal|last=Susanti|first=Ninie|date=2013|title=Airlangga: His Relations to Kings in South and South-East Asia|url=https://scholarhub.ui.ac.id/paradigma/vol4/iss1/1|journal=Paradigma: Jurnal Kajian Budaya|volume=4|issue=1|pages=1-14|doi=10.17510/paradigma.v4i1.155|issn=2503-0868}}</ref>
 
== Pembagian kerajaan ==