Kaharingan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Busu Neneng (bicara | kontrib) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
k fix |
||
Baris 73:
[[Berkas:KTP pada Tahun 1956.jpg|jmpl|280px|Pemerintahan '''tahun 1956 belum menyediakan kolom agama pada Kartu Tanda Penduduk Indonesia'''. Barulah '''setelah tragedi G30SPKI pemerintah mengharuskan''' seluruh masyarakat Indonesia untuk menganut dan memilih salah satu agama yang resmi diakui negara.]]
Mengikuti jejak penganut agama Tolotang dan agama lokal lainnya yang memilih bergabung dengan Hindu, akhirnya para penganut Kaharingan pun memilih untuk mengintegrasikan agama Kaharingan dengan
Dalam dunia pendidikan masa kini, bentuk ketidakadilan yang diterima oleh para penganut
[[Berkas:Balai Basarah Induk Intan Kaharingan Muara Teweh.JPG|jmpl|300px|''Balai Basarah'' Induk Intan, salah satu tempat ibadah umat Kaharingan di [[Muara Teweh]], [[Kalimantan Tengah]], [[Indonesia]].]]
Kitab suci agama Kaharingan adalah ''[[Panaturan]]'', adapun buku-buku keagamaan Kaharingan lainnya seperti ''Kidung [[Kandayu]]'', ''Talatah Basarah''(Kumpulan Doa), ''Tawur''(petunjuk tatacara meminta pertolongan Tuhan dengan upacara menabur beras), dan sebagainya. Penganut Kaharingan di [[Kalimantan Tengah]] mempunyai tempat ibadah yang dinamakan ''[[Balai Basarah]]'' atau ''Balai Kaharingan''. Perguruan tinggi yang menyediakan pelajaran tentang agama Kaharingan adalah [[IAHN Tampung Penyang]] yang terletak di kota [[Palangka Raya]]. Umat Kaharingan di [[Kalimantan Tengah]] setiap tahunnya akan menggelar suatu festival keagamaan yang disebut [[Festival Tandak Intan Kaharingan]] yang mana kegiatannya mencakup beberapa perlombaan keagamaan Kaharingan seperti lomba melantunkan [[Karungut]], lomba membaca kitab suci [[Panaturan]], lomba melantunkan kidung [[Kandayu]], lomba tari tradisional Dayak, dan masih banyak lagi. Penutup kepala atau topi tradisional umat beragama Kaharingan saat melaksanakan ritual keagamaan di Kalimantan Tengah disebut [[Lawung]], yang kini dikira sebagai topi adat Suku Dayak oleh banyak orang awam. [[Suku Dayak Ngaju]] pada zaman dulu pernah mendirikan kerajaan dengan corak agama Kaharingan yang bernama [[Kerajaan Tanjung Pematang Sawang]] dengan dipimpin oleh seorang ratu yang terkenal bernama [[Nyai Undang]]. Dan kini sisa peninggalan kerajaan tersebut masih bisa dijumpai pada beberapa daerah di [[Kabupaten Kapuas]] dan [[Kabupaten Gunung Mas]], seperti situs "''Kuta Bataguh''" (benteng Bataguh) yang berada di Kabupaten Kapuas, dan situs [[Pasah patahu|Pasah Patahu]] "''[[Tambun Bungai]]''" serta [[Sandung]] milik "''Tamanggung Sempung''"(ayah Nyai Undang) yang berada di Kabupaten Gunung Mas.
|