Kekhalifahan Abbasiyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k fix
Baris 74:
Pusat propaganda ada di dua tempat, yaitu Kufah dan Khurasan.<ref name=":0" /> Kufah terhitung negeri baru di wilayah Irak, dan Irak pada masa itu termasuk dalam daerah Persia. Khurasan pun termasuk dalam daerah Persia. Keduanya menjadi pusat perkumpulan rahasia itu sebab Bani Umayah sendiri kuat kedudukannya di kalangan bangsa Arab, sedangkan daulah yang akan berdiri ini hendak berpusat pada Persia, bukan ke Arab. Di kedua negeri itu, banyak orang yang merasa kurang senang jika khalifah tidak dipegang oleh Bani Hasyim, padahal merekalah yang dekat hubungannya dengan Rasul.
 
Mereka mengangkat 12 orang propagandis.<ref name=":0" /> Kedua belas orang tersebut mengembara di negeri Khurasan, Kufah, Irak, lalu mendatangi Mekah pada musim haji. Mereka mengincar orang yang menentang kezaliman pemerintahan Bani Umayah. Diterangkan pula tentang bagaimana keturunan Bani Hasyim yang asli telah didesak dan dirampas hak turun-temurun yang mereka terima dari Rasul.  Salah satu propagandis yang terkenal ialah Abu Muslim al-Khurasany. Ia mula-mula berpropaganda dengan terang terangan di negeri Maru. Disuruhnya seisi negeri berkumpul. Diadakannya pidato yang mengkritik pemerintah sekarang. [[Muhammad bin Ali]], [[cicit]] dari [[Abbas bin Abdul-Muththalib|Abbas]] menjalankan kampanye untuk mengembalikan kekuasaan pemerintahan kepada keluarga Bani Hasyim di [[Iran|Parsi]].{{cn}}
 
Para penyebar Islam Semenanjung Arabia yang merupakan Kekhalifahan Abbasiyah atau Bani Abbasiyah, Keturunan dari Ahlul Bait Sayyidina Hussenin di Pulau Perca pada Abad ke-7 Masehi pada tahun 623 Masehi yakni Syaikh Ushuluddin, Bicitram syah, Sultan Alaudin Mughayat, Sultan Ratu Ngegalang Paksi dari Sultan Ratu Mumelar Paksi anak cucu dari Sayyidina Hussein memiliki tujuan khusus penyebar Islam di Pulau Perca dan mempengaruhi berdirinya kerajaan-kerajaan di pulau tersebut, bukti-bukti penyebaran Islam diantaranya tatanan adat yang masih hidup serta berjalan hingga sekarang, masjid dan makam-makam, sejarah adat dan budaya Islam menumbuhkan cinta tanah air dan memperkuat identitas bangsa.<ref>https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjambi/masuk-dan-berkembangnya-islam-di-sumatera/</ref><ref>https://www.kompas.com/skola/read/2020/06/26/182500369/perkembangan-dan-peninggalan-islam-di-sumatera?page=all</ref>