Masker kain: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up |
WanaraLima (bicara | kontrib) Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. |
||
Baris 1:
Pandemi [[Penyakit koronavirus 2019|Covid-19]] yang terjadi di tahun 2020 membuat sebagian besar negara di seluruh dunia mengalami permasalah dari segala bidang seperti pendidikan, [[politik]], [[ekonomi]], dan lain sebagainya. Permasalahan ini semakin berbahaya karena telah menimbulkan banyak korban jiwa yang diakibatkan penyebaran virus Covid-19 yang semakin meluas. Hal ini berdampak pada setiap negara dalam pilihan alternatif dalam langkah pencegahan penyebaran virus Covid-19. Pilihan yang banyak digunakan adalah dengan tetap berdiam diri dirumah apabila tidak memiliki kepentingan diluar rumah, menggunakan [[alat pelindung diri]] (APD), rajin [[mencuci tangan]], dan menjaga jarak sekitar 1-2 meter dengan orang sekitar.{{Sfn|Dewi dan Utami|2020|p=34}}
Alat pelindung diri merupakan salah satu cara untuk melindungi tubuh dari potensi bahaya seperti mencegah penyebaran [[virus]] Covid-19. Salah satu bentuk APD yang disarankan untuk digunakan dalam mencegah penyebaran Covid-19 adalah masker, yang berfungsi untuk melindungi individu dari debu dan partikel-partikel kecil seperti virus masuk ke dalam sistem pernafasan dan dapat berupa kain dengan ukuran serta ketebalan tertentu sesuai dengan anjuran pemerintah.{{Sfn|Muthia dan Hendrawan|2017|p=209}} Bukti yang didapatkan untuk menggunakan masker kain dalam mencegah penularan berbagai [[virus]] pernapasan di masyarakat masih sangat terbatas pada beberapa studi yang dilakukan oleh sebagian besar peneliti.{{Sfn|Cheng, Wong, Chuang, So, Chen, Sridhar, To, Chan, Hung, Ho dan Yuen|2020|p=13}}
Baris 5:
Dalam kondisi pandemi, sebuah negara harus mengambil keputusan secara cepat dan tepat untuk menanggapi kebijakan ''[[Karantina wilayah|lockdown]]'' yang merupakan salah satu tindakan pencegahan pada virus [[Penyakit koronavirus 2019|Covid-19]]. Kebijakan ini sangat sulit untuk diterapkan oleh masyarakat dikarenakan beberapa faktor seperti membutuhkan waktu yang banyak untuk menanamkan suatu kedisiplinan dan pemahaman yang tinggi oleh setiap individu hingga ditemukannya vaksin Covid-19. Penggunaan masker sesuai rekomendasi seperti anjuran pemerintah maupun organisasi kesehatan dunia hanya berperan sementara dalam mencegah gelombang kedua infeksi [[Penyakit koronavirus 2019|Covid-19]] dari sistem layanan perawatan kesehatan pada lembaga kesehatan yang mengalami kelebihan kuota dalam menerima pasien di rumah sakit. Penggunaan masker yang diwajibkan untuk seluruh masyarakat melalui aturan dan kebijakan oleh pemerintah, seharusnya diikuti oleh organisasi atau penyedia layanan publik dalam sektor kesehatan yang memberikan aturan kewajiban menggunakan masker untuk memperoleh pelayanan di setiap insitusi negara yang sedang beroperasi pada masa pendemi untuk mencegah penularan Covid-19. Selain itu, perlu diperhatikan juga mekanisme distribusi masker yang dilakukan oleh pemerintah dan lembaga kesehatan dengan tetap berfokus pada kesehatan masyarakat luas secara merata.{{Sfn|Howard et al|2020|p=7}}
Ketika bertemu dengan pasien yang positif Covid-19 yang tidak menggunakan masker bedah atau masker kain secara efektif tersaring [[partikel]] virus corona selama batuk jika menggunakan masker pelindung baik itu [[masker medis]] ataupun masker kain, bahkan kontaminasi virus ditemukan lebih banyak di luar permukaan masker dibandingkan permukaan bagian dalam.{{Sfn|Atmojo et al|2020|p=88}} Karena terbatasnya ketersediaan masker untuk [[tenaga kesehatan]] mengalami krisis, termasuk masker N95, di beberapa negara masker non-medis dan adanya pratik penimbunan masker secara [[ilegal]] maka beberapa organisasi kesehatan dunia merekomendasikan pemakaian masker kain untuk digunakan oleh masyarakat biasa.{{Sfn|Matusiak, Szepietowska, Krajewski, Bialynicki‐Birula dan Szepietowski|2020|p=3}}
== Bahan ==
|