Neoteni: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
fix |
k fix |
||
Baris 12:
[[Berkas:Unnatural_selection,_2_heads,_one_species.jpg|jmpl|Neoteni dan penyusutan ukuran pada tengkorak [[serigala abu-abu]] dan [[chihuahua]]]]
Ketika peran anjing berkembang dari sekadar anjing pekerja menjadi anjing sahabat, manusia mulai mengembangbiakkan anjing secara selektif untuk mendapatkan neoteni morfologis, dan pengembangbiakan selektif untuk "neoteni atau paedomorfisme" ini "memperkuat ikatan antara manusia dan anjing."<ref name="McGreevy">McGreevy, P.D. & Nicholas, F.W. (1999). Some Practical Solutions to Welfare Problems in Dog Breeding. In Animal Welfare. 8: 329-341.</ref> Manusia mengembangbiakkan anjing untuk memiliki lebih banyak "ciri-ciri fisik remaja" saat dewasa, seperti moncong pendek dan mata lebar yang diasosiasikan dengan anak anjing karena orang biasanya menganggap ciri-ciri ini lebih menarik.
Pada tahun 2004, sebuah penelitian yang menggunakan 310 tengkorak serigala dan lebih dari 700 tengkorak anjing yang mewakili 100 ras anjing menyimpulkan bahwa evolusi tengkorak anjing secara umum tidak dapat dideskripsikan dengan proses heterokronik seperti neoteni, meskipun beberapa ras anjing paedomorfis memiliki tengkorak yang mirip dengan tengkorak serigala remaja.<ref>Drake, Abby Grace, "Evolution and development of the skull morphology of canids: An investigation of morphological integration and heterochrony" (1 Januari 2004). Doctoral Dissertations Available from Proquest. Paper AAI3136721. [http://scholarworks.umass.edu/dissertations/AAI3136721 link]</ref> Pada tahun 2011, temuan dari peneliti yang sama menyatakan bahwa "Anjing bukanlah serigala pedomorfik."<ref>{{cite journal|last1=Drake|first1=Abby Grace|year=2011|title=Dispelling dog dogma: An investigation of heterochrony in dogs using 3D geometric morphometric analysis of skull shape|journal=Evolution & Development|volume=13|issue=2|pages=204–213|doi=10.1111/j.1525-142X.2011.00470.x|pmid=21410876|s2cid=20893501}}</ref>
|