Sardjono Dipokusumo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k fix
Baris 33:
Soekarno yang pada saat itu ditangkap oleh Belanda di Yogyakarta dan kemudian dipenjara di Bandung (Penjara Banceui). Pada waktu di pengadilan Seokarno selalu mengumandangkan pidato yang membangkitkan semangat,para pemuda hingga pada akhirnya Soekarno dan Hatta diasingkan ke Ende.
 
Pada tahun 1940 ketika awal [[Perang Dunia II|Perang Dunia ke-II]], Belanda jatuh ke tangan Jerman (Nazi). Saat itu juga Jepang sudah mulai melakukan penaklukkan Asia Tenggara salah satunya dengan mengalahkan Amerika  ([[Perang Pasifik]]) melalui [[Pengeboman Pearl Harbor|penyerangan basis Amerika Serikat di Pearl Harbor (Hawaii)]]. Sardjono kemudian masuk menjadi anggota partai politik “[[Partai Indonesia Raya|Parindra]]“ cabang Surabaya (1940-1942) yang pada waktu itu dipimpin oleh Jenderal Sudirman sebagai pengurus besar partai tersebut.
 
== Pada Zaman Penjajahan Jepang (1942-1945) ==
Baris 53:
Untuk penyelenggaraan perusahaan daerah maka dibentuklah Panitia Penyelenggara Perusahaan Daerah Jogyakarta (PPPDJ). Sardjono ditunjuk sebagai ketuanya dan dalam perkembangannya badan tersebut berubah menjadi Kantor Oeroesan Perusahaan Perusahaan (KOPP). Selanjutnya berubah menjadi Badan Industri Negara (BIN) yang lingkup pelayanannya tersebar di seluruh Indonesia dan ia duduk sebagai direktur utama sampai dihapusnya badan ini pada tahun 1949. Bekas pengurus badan antara lain Prof Ir. Ali Djoyoadinoto, Ir. Tjokronolo, Lacuba, Adam Basori dll.
 
Pada tahun 1946, Sardjono mendirikan kursus perindustrian guna menambah tenaga pimpinan perusahaan industri. Ia juga mensponsori pendirian Persatuan Kaum Teknik (PKT) dan menjadi ketua umum pertama. Pada  tahun 1947, Ia diangkat menjadi anggota ''“Braintrust”'' Republik Indonesia yaitu suatu badan untuk merencanakan kebijakan di bidang ekonomi dan Industri sebagai bahan perundingan dengan Belanda khususnya dalam kerangka [[Perundingan Linggarjati|Persetujuan Linggarjati]] dan [[Perjanjian Renville|Renville]]. Badan ini diketuai oleh [[Mohammad Hatta]].
 
Dalam menjalankan tugasnya sebagai Direktur Utama Badan Industri Negara ke Madiun bersama dengan Gubernur Jawa Timur, [[Ario Soerjo]], mereka hampir terbunuh oleh [[Partai Komunis Indonesia|PKI]]. Namun, pada perjalanan pulang dari Surabaya ke Yogyakarta Gubernur Soerjo tewas terbunuh.
Baris 64:
Perang geriliya dimulai dari kota ke desa Jurug, kurang lebih 5 km sebelah selatan Kota Yogyakarta, di mana Badan Industri Negara pernah mempunyai cabang usaha. Pada saat perjalanan menuju Pos Gandog, ia bertemu dengan Letkol Soeharto beserta pasukannya.
 
Selanjutnya, Sardjono lari ke Wonokromo karena adanya  patroli Belanda yang menyusuri daerah selatan Yogyakarta dan pada saat itu bertemu kembali  dengan Letkol Soeharto. Dari Wonokromo, geriliya dilanjutkan ke [[Imogiri, Bantul|Imogiri]] di mana ia bertemu dengan [[Zulkifli Lubis|Letkol Zulkifli Lubis]].
 
Selanjutnya Sardjono naik ke Gunung Kidul yang merupakan markas Mayor Hajid. Ia menyampaikan pesan [[Soeharto]] yang meminta bala bantuan sambil menunggu kedatangan anggota dari Pemerintah Darurat RI yaitu Pak [[Ignatius Joseph Kasimo Hendrowahyono|I.J. Kasimo]] dan Pak [[Soeroso|Pandji Soeroso]]. Di daerah [[Wonosari, Gunungkidul|Wonosari]], [[Wiladeg, Karangmojo, Gunungkidul|Wiladeg]] dan [[Ngawis, Karangmojo, Gunungkidul|Ngawis]] tersebut Sardjono kemudian bertemu dengan [[Sutomo|Bung Tomo]], Sdr. [[Soediro]], dan [[T.B. Simatupang|Kolonel T.B. Simatupang]]. Setelah bertemu dengan rombongan tersebut, Ia mendapat tugas untuk menyusun laporan radio telegram ke Bukit Tinggi mengenai keadaan Pemerintah Darurat di Jawa dan medan pertempuran. Di Ngawis, ia ditugasi untuk membuat bahan cadangan makanan/ ransum bagi para pejuang di garis terdepan.
Baris 82:
 
== Setelah Lulus dari [[Institut Teknologi Bandung|Technicshe Hoogeschool Bandung]] ==
Pada Tahun 1938, Sardjono bekerja pada ''N.V. Volkermaatschapay'', sebuah perusahaan pemborong sipil Belanda, ia ditugasi untuk melakukan supervisi di Palembang pada [[Pertamina|proyek kilang minyak ''Stanvac''  (Plaju)]] dan jembatan “Ophaalbrug” (Komering) dari PU pada tahun 1939–1940.
 
Pada Tahun 1940-1942, ia ditunjuk sebagai designer pada CV ''Machinfabrik & Constructiewerkplaats'' “De Vulkaan“ di [[Ngagel, Wonokromo, Surabaya|Ngagel, Surabaya]]. Pada saat itu, Ia ditugasi untuk merencanakan berbagai bangunan untuk beberapa pabrik, ''onderneming'' (perkebunan swasta besar), jembatan, tangki, dan hanggar lapangan udara [[Morokrembangan, Krembangan, Surabaya|Morokrembangan]].
Baris 92:
Pada tahun 1944, Sardjono ditugasi Kesultanan Ngajogyakarta Hadiningrat, mengenai penelitian atas usaha industri kecil dalam keadaan darurat dan berkantor di kantor Pengaotan, Pancarworo. Sebagai pegawai tinggi, ia dianugerahi kedudukan sebagai “Bupati Anom” dan mendapat gelar Kanjeng Raden Tumenggung Dipokusumo
 
== Membantu  pengalihan Perusahaan ex-Belanda dari tangan Jepang ==
Pada Tahun 1945-1948, Sardjono turut membantu Pemerintah RI mengalihkan perusahaan bekas Belanda dari tangan Jepang, kemudian memimpin badan yang mengawasi perusahaan tersebut. Selanjutnya ia diangkat menjadi Ketua Panitia Penyelenggara Perusahaan Perusahaan daerah Jakarta (PPPDJ), lalu diangkat menjadi Ketua dari KOOP Kantor Oerosan Perusahaan Perusahaan (KOOP).
 
Baris 104:
 
== Penganugerahan Pangkat Letnan Kolonel Tituler ==
Sardjono juga turut  membantu Pemerintah Darurat RI dan Tentara RI, dengan pangkat [[Letnan Kolonel (Indonesia)|Letnan Kolonel Tituler]]. Ia bergabung dalam Markas Besar Angkatan Darat (MBAD)
 
== Ikut Mendirikan Dewan Ekonomi Indonesia Pusat (DEIP) (1950) ==
Baris 115:
 
== Membangun Perusahaan Sendiri ==
Pada tahun 1954-1959, Sardjono mendirikan perusahaan bernama “Biro Insinyur Dan Konstruksi Baja“  yang membuat konstruksi baja dengan karya antara lain Vem di [[Pelabuhan Tanjung Priok|Tanjung Priok]], bangunan Pasar [[Rawa Bunga, Jatinegara, Jakarta Timur|Rawa Bangke]], [[Madukismo|Pabrik Gula Madukismo]], jembatan, kantor di Jalan Raden Saleh nomor 3, ''workshop'' di Jl. Gatot Subroto (sekarang bekas lokasi PT Kapin).
 
== Karier di Parlemen ==
Baris 131:
Sardjono dipercaya oleh Presiden Soekarno pada tanggal 10 Juli 1959 - 18 Februari 1961 untuk menjabat sebagai Menteri Muda Pekerjaan Umum dan Tenaga, di dalam Kabinet Kerja I. Pada waktu itu Perdana Menteri adalah Ir. Soekarno dan menteri pertama adalah Ir. Djuanda. bersama dengan menteri lainnya yaitu Suprayogi, [[Johannes Leimena|J. Leimena]], [[Soebandrio]], [[Mohammad Yamin]], [[Achmadi Hadisoemarto]], [[Abdul Haris Nasution|A.H Nasution]], [[R. E. Martadinata|RE Martadinata]], [[Roeslan Abdulgani]], [[Saharjo|Sahardjo]], [[Chaerul Saleh]].
 
Pada 18 Februari 1960 - 6 Maret 1962 . Sardjono ditunjuk kembali sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Kabinet Kerja II, di dalam Kabinet Kerja II, yang bertindak sebagai Perdana Menteri adalah Ir. Soekarno dan Menteri pertama adalah [[Djoeanda Kartawidjaja|Ir. Djuanda]]. Wakil Menteri Pertama adalah J. Leimena bersama dengan menteri lainnya,antara lain  A.H Nasution, Soebandrio, Suprayogi, Roeslan Abdulgani, Mohammad Yamin, [[Maladi]], RE Martadinata, [[Ahem Erningpradja|Ahem Erningpraja]], [[Hamengkubuwana IX|Hamengkubuwono IX.]]S
 
Sardjono ditugasi antara lain mengawasi pembangunan [[Stadion Utama Gelora Bung Karno|Stadion Senayan]], [[Hotel Indonesia]], menyusun rencana tiga tahun irigasi, instalasi air minum, rencana rehabilitasi jalan, pusat tenaga listrik di seluruh Indonesia. Karena tugasnya sebagai menteri tidak memperbolehkannya memiliki perusahaan, maka Perusahaan Biro Insinyur dan Konstruksi Baja dijual kepada Mr. Widjatmika (NV Prana).