Teknologi nuklir di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up, added orphan tag
k fix
Baris 1:
{{Orphan|date=Januari 2023}}
 
'''Teknologi nuklir di Indonesia''' telah sampai pada tahap [[eksplorasi]] bahan galian [[nuklir]], khususnya [[uranium]].  [[Indonesia]] juga telah memiliki [[teknologi]] pengolahan pemisahaan uranium dan [[torium]]. [[Penelitian]] dan [[pengembangan]] teknologi nuklir di Indonesia dilakukan melalui fasilitas [[reaktor nuklir]] untuk penelitian. Jumlah reaktor nuklir penelitian ini ada 3 yang semuanya dibangun pada paruh kedua abad ke-20 Masehi. Pembangunannya atas bantuan dari negara [[Amerika Serikat]], [[Rusia]] dan [[Jerman Barat]].
 
Penelitian dan pengembangan teknologi nuklir di Indonesia dilakukan oleh [[Badan Tenaga Nuklir Nasional]] bekerja sama dengan beberapa [[Perguruan tinggi|perguruan tinggi negeri]] di Indonesia. Sementara pengawasannya dilakukan oleh [[Badan Pengawas Tenaga Nuklir]]. Teknologi nuklir di Indonesia dibatasi hingga tidak dapat menciptakan [[senjata nuklir]]. Ini berdasarkan kepada [[Perjanjian Nonproliferasi Senjata Nuklir]] dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1978 tentang Pengesahan Perjanjian mengenai Pencegahan Penyebaran Senjata Nuklir.
Baris 17:
Reaktor nuklir kedua untuk penelitian selesai dibangun di [[Kota Yogyakarta]] pada tahun 1979. Reaktor ini dibuat oleh [[Pemerintah Indonesia]] dan diberi nama [[Reaktor Nuklir Kartini]].{{Sfn|Pandi, dkk.|2019|p=7}} Pembangunan reaktor nuklir ini dibantu oleh [[Rusia]].{{Sfn|Koesrianti|2016|p=15}} Daya kerjanya sebesar 100 kilowatt. Reaktor Kartini digunakan untuk dua kepentingan. Pertama, dimanfaatkan sebagai fasilitas penelitian. Kedua, digunakan sebagai fasilitas pelatihan bagi calon [[operator]] reaktor nuklir.{{Sfn|Peryoga, dkk.|2007|p=49}} Daya kerjanya ditingkatkan menjadi 250 kilowatt.{{Sfn|Pandi, dkk.|2019|p=7}}
[[Berkas:RSG_SIWABESSY.jpg|jmpl|[[Reaktor Nuklir Serba Guna G. A. Siwabessy]], merupakan [[reaktor nuklir]] ketiga di [[Indonesia]] yang digunakan khusus untuk [[penelitian]].]]
Pemerintah Indonesia kemudian mulai merencanakan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir. Rencana ini diawali dengan pembangunan [[Reaktor Nuklir Serba Guna  G. A. Siwabessy]]. Reaktror nuklir ini dibangun di [[Serpong, Tangerang Selatan|Serpong]], [[Kota Tangerang Selatan|Tangerang Selatan]].{{Sfn|Peryoga, dkk.|2007|p=49}} Reaktor nuklir serba guna G. A. Siwabessy diresmikan pada tahun 1987 dan menjadi reaktor nuklir penelitian ketiga di Indonesia. Daya kerjanya sebesar 30 megawatt. Pembangunan reaktor nuklir ini dilakukan oleh Interatom Internationale yang merupakan anak perusahaan dari perusahaan asal [[Jerman Barat]], Kraftwerk Union.{{Sfn|Pandi, dkk.|2019|p=7}} Reaktor Nuklir Serba Guna  G. A. Siwabessy merupakan reaktor nuklir yang terbesar di [[Asia Tenggara]].{{Sfn|Koesrianti|2016|p=15}}
 
Bersamaan dengan pembangunan reaktor nuklir untuk penelitian, dibangun pula fasilitas-fasilitas pendukung pengembangan teknologi nuklir. Fasilitas-fasilitas ini antara lain fasilitas produksi [[bahan bakar]] reaktor penelitian dan reaktor daya, fasilitas pengolahan [[limbah radioaktif]], serta fasilitas pengujian bahan dan keselamatan reaktor daya. Ada pula fasilitas untuk rekayasa instrumentasi nuklir dan fasilitas eksplorasi mineral radioaktif. Keseluruhan fasilitas ini dibangun di [[Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi]] (Puspitek) dan Kawasan Nuklir Pasar Jumat. Kawasan Puspiptek terletak di Serpong.{{Sfn|Peryoga, dkk.|2007|p=49}}