Teori Adam Smith: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k pembersihan kosmetika dasar, added orphan tag
k fix
Baris 18:
Smith mengungkapkan bahwa dalam jangka panjang harga alamiah dapat dianggap sebagai harga yang adil atau fair karena merupakan kompensasi atas biaya produksi. Dalam kaitan dengan keuntungan misalnya, tingkat keuntungan yang biasa pasti selalu sedikit lebih dari apa yang cukup untuk menggantikan kerugian yang kebetulan terjadi untuk setiap penggunaan modal<ref name="Hasanuddin 193–204">{{Cite journal|last=Hasanuddin|first=Iqbal|date=2018-12-27|title=Keadilan Sosial: Telaah atas Filsafat Politik John Rawls|url=http://dx.doi.org/10.15408/ref.v17i2.10205|journal=Refleksi|volume=17|issue=2|pages=193–204|doi=10.15408/ref.v17i2.10205|issn=2714-6103}}</ref>.
 
Smith secara teguh dan konsisten mempertahankan teorinya bahwa harga alamiah harus dibiarkan berlaku sesuai dengan mekanisme pasar. Ia yakin bahwa harga alamiah akan berlaku tanpa perlu dibakukan oleh penguasa sipil. Praktik-praktik ekonomi di zamannya juga membuatnya yakin bahwa apa yang akan dibakukan oleh pemerintah bukanlah harga alamiah atau harga yang adil, tetapi harga yang pada akhirnya hanya akan menguntungkan segelintir orang yang kaya dan berkuasa dan bukannya menguntungkan semua pihak. Karena itu, jalan terbaik untuk bisa mewujudkan harga yang adil adalah dengan membiarkan harga alamiah berkembang sesuai dengan mekanisme pasar. 
 
Smith kemudian menjelaskan bahwa karena harga alamiah dipengaruhi dan ditentukan oleh berbagai situasi, harga alamiah ini hanya akan berfungsi sebagai kecenderungan jangka panjang ke arah mana harga berbagai komoditas berfluktuasi. Tidak otomatis bahwa jika suatu komoditas dijual pada tingkat harga alamiahnya. Karena hanya melalui mekanisme pasar dan faktor-faktor yang terjadi di luar pasarlah itu semua terbentuk, dalam kenyataannya berbagai peristiwa kadang-kadang membuat harga barang bergerak jauh di atas tingkat harga alamiahnya, dan kadang-kadang memaksanya turun bahkan di bawah harga alamiahnya<ref name="Hasanuddin 193–204"/>.