Usaba Sumbu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 2 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.2
k fix
 
Baris 1:
'''Usaba Sumbu''' adalah ritual adat agama di [[Kabupaten Karangasem]] yang masih dapat dijumpai di beberapa Desa Pakraman, seperti di Desa Timbrah, Desa Pertima, [[Karangasem, Karangasem|Kecamatan Karangasem]], [[Kabupaten Karangasem]]. [[Bali]]. Ritual Usaba Sumbu memiliki keunikan berupa adanya tradisi [[Guling Siyu]] yang menjadi sebuah tradisi  turun temurun yang diwariskan dari waktu ke waktu.<ref name=":0" />
 
== Sejarah ==
Baris 5:
 
== Upacara ==
Secara etimologis, Usaba Sumbu dengan tradisi Guling Siyu memiliki tiga arti, yaitu ''usaba'' yang didefinisikan sebagai upacara, ''guling'' yang merupakan babi yang dipotong  secara utuh yang kemudian perutnya diisi dengan bumbu bumbu tradisional dan kemudian dijarit kembali lalu dibakar diatas bara api dengan cara diputar putar, dan ''siyu'' yang berarti seribu. Tradisi Guling Siyu dapat dikatakan sebagai persembahan suci kehadapan Ida Sang [[Sang Hyang Widhi|Hyang Widhi]] dalam bentuk sesajen dan guling dalam jumlah ribuan oleh masyarakat [[Desa Timbrah.]]<ref name=":0">{{Cite book|title=Katalog warisan budaya takbenda indonesia|last=|first=|publisher=direktorat warisan dan diplomasi budaya|year=2018|isbn=|location=jakarta|pages=63-64|url-status=live}}</ref>
 
Usaba Sumbu yang dilaksanakan dengan tradisi Guling Siyu memiliki kegunaan kompleks dalam lingkup masyarakat yang memiliki nilai budaya, nilai persaudaraan dan nilai ekonomi. Tradisi ini masih tetap bertahan sebagai sebuah  jati diri budaya dari masyarakat Desa Pakraman Timbrah yang menggambarkan kehidupan sehari hari mereka.
 
Nilai persaudaraan terlihat dari saling berbagi kepada sesama yang belum bisa memberikan guling sebagai persembahan karena satu dan lain alasan maupun dikarenakan kondisi ekonomi yang tidak memadai. Nilai ekonomi yang dapat dipetik dari tradisi ini adalah meningkatnya ekonomi masyarakat yang dikarenakan adanya permintaan pemasokan babi maupun ayam dan ternak lainnya sehingga masyarakat membuk usaha ternak ataupun beternak untuk persiapan dipergunakan sendiri. Hal tersebut secara tidak langsung meningkatkan perekonomian warga setempat.<ref>{{Cite news|url=https://baliexpress.jawapos.com/read/2018/06/14/81512/usaba-sumbu-simbol-ketangguhan-dan-kemakmuran-di-bungaya|title=Usaba Sumbu, Simbol Ketangguhan dan Kemakmuran di Bungaya|last=JawaPos.com|date=2018-06-14|work=[[Jawa Pos|JawaPos.com]]|language=id|access-date=2019-09-21|archive-date=2019-09-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20190921055254/https://baliexpress.jawapos.com/read/2018/06/14/81512/usaba-sumbu-simbol-ketangguhan-dan-kemakmuran-di-bungaya|dead-url=yes}}</ref>