Aksara Komering: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 54:
 
Selain karena disimpan sembarangan, sejak kemerdekaan [[Indonesia]] dan sistem pemerintahan berbentuk marga dibubarkan, maka secara beramai-ramai Bahasa Daerah di Indonesia mengadopsi [[Alfabet Latin]] sebagai sistem penulisan baru karena sangat mudah digunakan, yang dimana ini berakibat fatal bagi aksara-aksara daerah. Saat ini tidak ada lagi generasi muda yang mau belajar aksara daerah, mereka sudah terbiasa membaca dan menulis menggunakan [[Alfabet Latin]] sehingga susah untuk menghidupkan Aksara Ulu Komering, dan saat ini tidak ada upaya untuk menghidupkan kembali aksara ini, baik itu digunakan di plang nama jalan, gapura selamat datang desa, pintu gerbang, ataupun papan nama sekolah, atau kantor pemerintah.<ref>https://ctzonedehasenbkl.com/ka-ga-nga-antara-ada-dan-tiada/</ref>
 
Bahkan pada saat ini, hampir seluruh generasi muda tidak tahu tentang aksara ini dan sangat asing di mata mereka, tak banyak mereka menduga ini adalah aksara yang secara sengaja dibuat-buat. Ini dikarena pengaruh Alfabet Latin yang telah mendarah-daging yang diajarkan sejak dini, kepedulian terhadap kebudayaan daerah sendiri yang sangat rendah, dipandang sebelah mata, dan dianggap sepele. Pemikiran mereka terlalu modern sehingga masa lalu biarlah masa lalu.
 
==Galeri==