Model hiperpersonal: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 0 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan pranala |
||
Baris 19:
Kemudian, Walther menyatakan bahwa komunikasi bermediasi komputer tidak selalu impersonal; melainkan, ini juga dapat menghasilkan suatu hubungan sosial. Meskipun, dalam komunikasi bermediasi komputer terjadi pertukaran informasi personal yang lebih sedikit dikarenakan tidak adanya isyarat nonverbal, seiring dengan meningkatnya waktu berkomunikasi, pertukaran informasi yang terjadi pun turut mengalami peningkatan. Dalam antisipasi komunikasi di masa depan, terdapat kemungkinan bahwa komunikator akan lebih fokus dalam mencari informasi tentang orang lain. Mekanisme ini mengarah pada urgensi yang serupa, kesamaan, penguasaan diri, dan tingkat penerimaan yang sama dengan komunikasi tatap muka. Namun, terdapat juga kekurangan. Dikarenakan konsensus komunikasi bermediasi komputer membutuhkan waktu, apabila waktu dari komunikasi bermediasi komputer terbatas, maka pertukaran informasi yang terjadi akan lebih sedikit apabila dibandingkan komunikasi tatap muka, yang juga nantinya berdampak pada tingkat efisiensi dalam suatu kelompok.<ref name="Walther2"/>
Pada akhirnya, Walther merumuskan konsep hiperpersonal komunikasi yang menunjukkan bahwa 'komunikasi bermediasi komputer adalah jenis [[interaksi sosial]] yang cenderung lebih kita inginkan untuk alami dibandingkan dengan interaksi tatap muka secara paralel'. Walther mengusulkan bahwa pengguna komunikasi bermediasi komputer telah mengambil bagian dalam komunikasi hiperpersonal. Pengirim dan penerima terlibat dalam proses presentasi yang diseleksi secara mandiri melalui pesan yang mereka buat dan kirim. Hal ini dapat menyebabkan idealisasi dari pengirim dengan penerima didasarkan pada atribusi pembuatan dari isyarat paralingual yang tersedia yang ditemukan dalam pesan. Proses ini disempurnakan dengan pertukaran asinkronis, membiarkan masing-masing pengirim dan penerima mempunyai waktu yang cukup untuk mempertimbangkan pesan yang mereka kirim dan terima.
Interaksi hiperpersonal dapat menjadi berlebihan atau di atas interaksi pribadi yang normal. Dengan kata lain, hubungan virtual dapat berkembang menjadi hiperpersonal yang terlalu pribadi. Ketika pengguna mengalami kesamaan dan kesadaran diri, secara fisik dipisahkan, dan berkomunikasi melalui sebuah media dengan isyarat terbatas, mereka dapat secara selektif mempresentasikan diri mereka dan mengubah cara komunikasi mereka, memungkinkan mereka untuk membangun dan membalas pernyataan dari pasangan komunikasi mereka dan menciptakan hubungan tanpa gangguan dari lingkungan realitas.
Baris 63:
=== Manajemen kesan ===
Dalam karya yang berjudul 'The Presentation of Self in Everyday Life' (1959), Goffman menunjukkan bahwa di dalam komunikasi tatap muka, orang-orang menggunakan [[komunikasi verbal]] dan bahasa nonverbal untuk hadir secara pantas dan dengan baik untuk orang lain, hal ini dikarenakan mereka peduli dengan citra atau kesan yang mereka tinggalkan untuk orang lain dan persepsi orang lain terhadap mereka. Fenomena ini disebut [[manajemen kesan]]. Sementara itu dalam komunikasi bermediasi komputer yang berbasis teks, modifikasi dari kesan terbatas pada bahasa, tipografi, dan penyusunan informasi.<ref name="Walther'2007">{{Cite journal|last=Walther|first=J. B.|year=2007|title=Selective self-presentation in computer-mediated communication: Hyperpersonal dimensions of technology, language, and cognition|journal=Computers in Human Behavior|volume=23|pages=2538–2557|doi=10.1016/j.chb.2006.05.002}}</ref>
=== Interaksi tatap muka vs. komunikasi bermediasi komputer ===
Baris 85:
* Satu studi melihat persepsi tingkah laku dari pemimpin yang ditugaskan dengan pemimpin yang mencalonkan di dalam kelompok komunikasi bermediasi komputer, ditemukan bahwa reifikasi terhadap tingkah laku yang niasa sijumpai dalam komunikasi bermediasi komputer mengizinkan pemimpin yang mencalonkan dirinya untuk membentuk pengakuan yang lebih besar.<ref name="Wickham">{{Cite journal|last=Wickham|first=K.R.|last2=Walther, J.B.|year=2007|title=Perceived behaviors of emergent and assigned leaders in virtual groups|journal=International Journal of e-Collaboration|volume=35|pages=59–85}}</ref> Pertanyaan dari para penulis ini berada dalam kondisi dimana, saat memiliki atau tidak memiliki pemimpin yang telah ditetapkan apakah akan mucul pemimpin baru dalam konteks komunikasi bermediasi komputer. Mereka berspekulasi bahwa pemimpin akan muncul dalam grup komunikasi bermediasi komputer tersebut, sebagaimana disebutkan dalam model hiperpersonal melalui pembentukan tingkah laku virtual.<ref name="Wickham"/> Wickham dan Walther menemukan bahwa di dalam kelompok komunikasi bermediasi komputer, terdapat konsensus yang lebih besar di dalam anggota kelompok mengenai pemimpin kelompok ketika pemimpin yang naik berasal dari kelompok yang merupakan lawan dari pemimpin yang sudah dipilih.<ref name="Wickham"/> Di antara kelompok yang sudah ditentukan pemimpinnya, para pemimpin tidak dinilai berdasarkan tingkat kecerdasannya, sedangkan dalam kelompok dengan pemimpin yang belum ditentukan terdapat asosiasi yang kuat antara pandangan kecerdasan dengan pemimpin yang terpilih.
* Penelitian lainnya dengan judul [http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0747563209001502 Facebook: implications of visual cues on initiating friendship on Facebook] mengukuhkan model hiperpersonal dalam hasilnya. Makin banyak pria dan wanita yang menunjukkan preferensi mereka terhadap gambar profil yang menarik saat memulai penjalinan hubungan. Dalam hal ini isyarat nonverbal memainkan peran yang besar dalam penelitian ini. [[Emotions in virtual communication|Teori emosi dalam komunikasi virtual]] juga dikukuhkan dalam studi ini.<ref>{{Cite journal|last=Wang|first=Sharon|last2=Shin ii Moon|date=March 2010|title=Face off: Implications of visualcues on initiatingfriendship on Facebook|url=http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0747563209001502|journal=Computers in Human Behavior|volume=26|issue=2|pages=226–234|doi=10.1016/j.chb.2009.10.001}}</ref>
* Dalam studinya yang berjudul 'Mirror Mirror on my Facebook wall: Effects of exposure to Facebook on self esteem' penulis Amy Gonzales & Jeffrey T. Hancock menggunakan model hiperpersonal untuk mempelajari apakah penggunaan [[Facebook]] dapat meningkatkan rasa percaya diri. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa peserta studi menjadi lebih mawas diri ketika mereka berada dalam halaman profil pribadi mereka. Setelah peserta mengubah profil Facebook mereka, mereka melaporkan adanya peningkatan percaya diri yang dirasakan. Penemuan ini menunjukkan bahwa representasi diri yang selektif dalam [[media digital]] dapat membawa kepada formasi hubungan yang lebih intens. Dengan demikian maka [[media sosial]] memiliki andil yang tinggi dalam meningkatkan kepercayaan diri.<ref>{{Cite journal|last=Gonzales|first=Amy|last2=Jeffrey Hancock|date=17 February 2011|title=Mirror, Mirror on my Facebook Wall: Effects of Exposure to Facebook on Self-Esteem|url=http://online.liebertpub.com/doi/abs/10.1089/cyber.2009.0411|journal=Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking|volume=1-2|doi=10.1089/cyber.2009.0411}}</ref>
* Dalam bukunya yang berjudul 'Truth, Lies & Trust on the Internet' para penulis Monica Whilly dan Adam Johnson juga menguatkan model hiperpersonal. Mereka membicarakan mengenai terbentuknya formasi dari hubungan hiperpersonal di internet disebabkan dari kedekatan dan keakraban yang ekstrim. Dalam buku ini mereka melangkah lebih maju dengan turut membicarakan isu mengenai kebenaran, kebohongan dan kepercayaan dalam jenis hubungan ini. Beberapa cerita dalam buku ini menceritakan bagaimana anonimitas dalam internet memungkinkan pemberian informasi diri tingkat tinggi yang kemudian berujung pada penipuan dan penggelapan.<ref>{{Cite book|title=Truth, Lies & trust on the internet|last=Whitty|first=Monica|year=2010}}</ref>
* Dalam studi dengan judul'Perceptions of trustworthiness online: the role of visual and textual information' karya [http://commarts.wisc.edu/directory/?person=ctoma Catalina L.Toma]{{Pranala mati|date=April 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }},melihat peran dari informasi teks yang tersedia dalam profil dibandingkan dengan gambar yang terdapat dalam profil si individu.<ref>{{Cite journal|last=Toma|first=Catalina L|year=2012|title=Perceptions of trustworthiness online: the role of visual and textual information|journal=Proceedings of the 2010 ACM conference on Computer supported cooperative work|pages=13–22|doi=10.1145/1718918.1718923}}</ref> Ditemukan bahwa informasi yang berupa teks dianggap lebih dapat dipercaya dibandingkan dengan gambar saja.
|