Ko Kwat Tiong: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gladius Oceanus (bicara | kontrib)
k Mengganti pernyataan hiperbolis sesuai dengan ketentuan di dalam WP:PEACOCK.
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 0 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.9.5
Baris 19:
Saat [[Liem Koen Hian]] mendirikan [[Partai Tionghoa Indonesia]] pada tanggal 25 September 1932, Ko pun bergabung ke partai tersebut.<ref name="Setyautama (2008)" /><ref name="Suryadinata (2015)" /> Atas inisiatifnya sendiri, Ko lalu mendirikan cabang PTI di Semarang pada tanggal 9 Oktober 1932, dan bertindak sebagai chairman di cabang tersebut hingga tahun 1934, saat ia dipilih sebagai presiden dewan pusat PTI untuk menggantikan Liem.<ref name="Suryadinata (2012)" /> PTI sangat mendukung gerakan nasionalis Indonesia dan melihat bahwa etnis Cina, sebagaimana etnis lain di Hindia Belanda, adalah bagian dari Hindia Belanda.<ref name="Suryadinata (2012)" /> Pada tahun 1935, sebagai perwakilan PTI, Ko berhasil [[pemilihan anggota Volksraad 1935|terpilih]] sebagai anggota Volksraad.<ref name="Setyautama (2008)" /><ref name="Suryadinata (2015)" />
 
Selama menjadi anggota Volksraad mulai tahun 1935 hingga 1939, Ko mengkampanyekan kesetaraan ras di dalam hukum Hindia Belanda dan aturan buruh yang lebih progresif.<ref name="Suryadinata (2012)" /> Pada tahun 1936, bersama [[Soetardjo Kartohadikoesoemo]], [[Ismail Alatas|Sayyid Ismail Alatas]], [[Ignatius Joseph Kasimo Hendrowahyono|I. J. Kasimo]], [[Sam Ratulangi]], dan [[Datoek Toemoenggoeng]], Ko menjadi penanda tangan [[Petisi Soetardjo]], yang meminta kepada [[Ratu Wilhelmina]] agar Indonesia dimerdekakan sebagai bagian dari persemakmuran Belanda di bawah [[Monarki Belanda]].<ref name="Klinken (2003)">{{cite book |last1=Klinken |first1=Geert Arend van |last2=Klinken |first2=Gerry Van |title=Minorities, Modernity and the Emerging Nation: Christians in Indonesia, a Biographical Approach |date=2003 |publisher=KITLV Press |location=Leiden |isbn=978-90-6718-151-8 |url=https://books.google.com/books?id=fuOwhUwUgScC&q=%22ko+kwat+tiong%22+war&pg=PA106 |accessdate=1 May 2020 |language=en }}{{Pranala mati|date=Juni 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref><ref name="Suryadinata (2012)" /> Pada tanggal 19 September 1936, Ko pun berpidato untuk mendukung petisi yang telah disetujui oleh Volksraad tersebut, tetapi petisi tersebut akhirnya ditolak oleh pemerintah Belanda dan pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1938.<ref name="Klinken (2003)" /><ref name="Suryadinata (2012)" /> Pada tahun 1939, Ko terpilih sebagai chairman [[Federasi Perkoempoeloan Boeroeh Tionghoa]].<ref name="Suryomenggolo (2013)">{{cite book |last1=Suryomenggolo |first1=Jafar |title=Organising under the Revolution: Unions and the State in Java, 1945–48 |date=2013 |publisher=NUS Press |location=Singapore |isbn=978-9971-69-696-2 |url=https://books.google.com/books?id=on3GBgAAQBAJ&q=%22ko+kwat+tiong%22+war&pg=PA186 |accessdate=1 May 2020 |language=en}}</ref>
 
Walaupun progresif, pandangan politik Ko tidak seradikal anggota PTI yang lain, seperti Liem, [[Tan Ling Djie]], dan [[Tjoa Sik Ien]], yang mendukung [[sosialis]] atau bahkan [[komunis]], mengadvokasi nasionalisme Indonesia anti-Belanda, dan menolak bekerja sama dengan pemerintah Hindia Belanda.<ref name="Suryadinata (2012)" /> Ko juga berselisih dengan Liem mengenai keputusan Ko yang membuka PTI tidak hanya untuk Tionghoa yang lahir di Hindia Belanda, tetapi juga untuk semua Tionghoa yang ada di Hindia Belanda, termasuk Tionghoa ''[[totok]]''.<ref name="Suryadinata (2012)" /> Menjelang pemilihan anggota Volksraad pada tahun 1939, perselisihan tersebut akhirnya mengemuka dan mengarah pada pemberhentian Ko dari PTI.<ref name="Setyautama (2008)" /><ref name="Suryadinata (2015)" />