Terowongan Neyama: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Terowongan Neyama Lama: Penambahan info |
→Terowongan Neyama Lama: Penambahan info |
||
Baris 19:
Terowongan lalu mulai dibangun pada tanggal 1 Februari 1943 dengan anggaran biaya sebesar 750 ribu gulden, yang mana 300 ribu gulden di antaranya disediakan oleh pemerintah Karesidenan Kediri, sementara sisanya disediakan oleh pemerintah pendudukan Jepang.<ref name="hist" /> Tiap kepala desa setempat diberi tugas untuk menyediakan pekerja dalam jumlah tertentu, sehingga terkadang kepala desa juga harus membujuk warga agar jumlah pekerja dapat terpenuhi. Tiap pekerja mendapat upah bersih sebesar 0,14 gulden per hari, sementara mandor mendapat upah bersih sebesar 0,38 gulden per hari. Selama sembilan bulan pertama, jumlah pekerja yang dikerahkan untuk pembangunan rata-rata mencapai 6.666 orang per hari. <ref name="sato" />
Sebelum terowongan mulai dibangun, dilakukan pembangunan saluran air di kaki bukit dengan menggunakan peralatan sederhana. Pada akhir bulan September 1943, telah berhasil dibangun saluran air sepanjang 4 kilometer di kaki bukit.<ref name="sato">{{cite book | last = Sato | first = Shigeru | author-link = | title = War, Nationalism and Peasants: Java Under the Japanese Occupation, 1942-1945 | publisher = M.E. Sharpe | series = | volume = | edition = | date = 1994 | location = New York | pages = | language = Inggris | url = https://books.google.co.id/books?id=woKPV5uVxU0C&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false | doi = | id = | isbn = 1-56324-544-2 }}</ref> Untuk meledakkan batu-batu kapur di perut bukit, digunakan bahan peledak yang disisihkan dari proyek pengembangan tambang batu bara di [[Bayah]]. Selain itu, juga digunakan [[mesiu]] yang terdapat di puluhan bom yang ditenggelamkan oleh pasukan Belanda ke dalam rawa.
Pada bulan Oktober 1943, terowongan mulai dibangun. Selama proses pengeboran terowongan, jika terjadi kerusakan pada mesin bor, maka mesin tersebut akan dibawa ke [[Pabrik Gula Modjopanggoong]] untuk diperbaiki terlebih dahulu.<ref name="upi" /> Pada tanggal 27 April 1944, [[Jawashinbun]] memberitakan bahwa Pemerintah Karesidenan Kediri bertekad menyelesaikan pembangunan terowongan tersebut pada bulan Juni 1944 dengan jumlah pekerja rata-rata 740 orang per hari.<ref name="sato" /> Terowongan tersebut kemudian diresmikan langsung oleh Kumakichi Harada pada bulan Juli 1944 dan diberi nama Terowongan Neyama.<ref name="upi" />
Selama proses pembangunan terowongan, puluhan pekerja meninggal, antara lain karena beratnya beban kerja, beratnya medan kerja, dan terjangkit [[malaria]].<ref name="hist">{{Cite web|url=https://historia.id/amp/urban/articles/terowongan-neyama-romusha-PRkO6|title=Terowongan Neyama Romusha|publisher=Historia|first=Hendri|last=Isnaeni|date=14 April 2012|language=id|access-date=23 Oktober 2022}}</ref> Meninggalnya puluhan pekerja tersebut lalu menjadi salah satu pemicu terjadinya [[Pemberontakan PETA Blitar]] pada tanggal 14 Februari 1945.<ref name="sato" /> Setelah selesai dibangun, terowongan sepanjang 800 meter tersebut tidak dirawat dengan baik, sehingga akhirnya runtuh dan hanya menyisakan sebagian terowongan di bagian belakang.<ref name="jica4" />
=== Terowongan Neyama 1 ===
|