[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De Regent van Tjiandjoer en zijn echtgenote voor hun huis in een auto van het merk Opel TMnr 60019212.jpg|jmpl|250px|ki|''[[bupati|Regent]]'' Cianjur dan isterinya naik mobil di depan kediaman mereka pada tahun 1920-an]]
Pemukiman di sekitar kecamatan Cianjur saat ini pertama kali dibuka oleh Raden DjajasasanaJayasasana, putra Aria Wangsa Goparana yang berasal dari [[Kerajaan Talaga Manggung|Talaga]] (sekarang [[Kabupaten Majalengka|Majalengka]] selatan) dan masih keturunan Sunan Talaga. Di abad ke-17, dengania membawa 100 cacah (rakyat) yang ditugaskan oleh Sultan Sepuh I dari [[Kesultanan Cirebon|Cirebon]]<nowiki/>untuk membuka wilayah baru yang bernama Cikundul (sekarang [[Cikalongkulon, Cianjur|Kec. RCikalongkulon]]). DjajasasanaDikarenakan Cirebon saat itu merupakan vasal dari [[Kesultanan Mataram|Mataram]], Jayasasana ditugaskan menjaga wilayah barunya dari kemungkinan serbuan [[Kesultanan Banten|Banten]]<nowiki/>yang bermusuhan dengan Mataram. Ia kemudian berhasil menahan serangan Banten dalamterhadap mempertahankan wilayahnya sehingga diaia dianugerahi gelar panglima (''Wira Tanu)''. Sehingga diaJayasasana akhirnya dikenal dengan gelar Raden Aria Wira Tanu. Sementara itu Aria Wangsa Goparana kemudian mendirikan Nagari Sagara Herang (berarti lautan jernih) dan menyebarkan Agama Islam ke daerah sekitarnya. Sementara itu Cikundul yang sebelumnya hanyalah merupakan sub nagari menjadi Ibu nagari tempat pemukiman rakyat Jayasasana.
AriaSetelah WangsaJayasasana Goparanaatau kemudianAria mendirikanWira NagariTanu SagaraI Herangwafat, danpemerintahan menyebarkandilanjutkan Agamaoleh Islamanaknya keWira daerahTanu sekitarnya. Sementara itu CikundulII, yang sebelumnyamemindahkan hanyalah merupakan subpusat nagari menjadike Ibudaerah Nagari[[Pamoyanan, tempatCianjur, pemukimanCianjur|Pamoyanan]], rakyatdimana Djajasasana.pusat Beberapanagari tahunini sebelummulai tahun 1680 sub nagari tempat Raden Djajasasana disebut Cianjur (Tsitsanjoer-Tjiandjoer), yang namanya berasal dari sungai [[Ci Anjur]] yang membelah daerah ini.<ref name="Sajarah Cianjur">{{cite book|last=Suryaningrat|first=Bayu|authorlink=|year=|title=Sajarah Cianjur sareng Raden Aria Wira Tanu|edition=|publisher=Rukun Warga Cianjur, Jakarta|id= }}</ref><ref>{{Cite web|date=2022-07-23|title=Hikayat Cianjur: Berawal dari Kadaleman Cikundul, Pernah Diincar Kesultanan Banten|url=https://www.merdeka.com/histori/hikayat-cianjur-berawal-dari-kadaleman-cikundul-pernah-diincar-kesultanan-banten.html|website=merdeka.com|language=en|access-date=2023-06-19}}</ref>
== Pemerintahan ==
Baris 178:
# Angka Harapan Hidup (AHH) mencapai rata-rata 66,45 tahun, naik dari keadaan tahun-tahun sebelumnya sebesar 62 tahun.{{butuh rujukan}}
Catatan [[BKKBN]] menyebutkan bahwa Cianjur, bersama dengan [[Kabupaten Bandung|Bandung]], [[Kota Cirebon|Cirebon]], dan [[Garut]], di tahun 2022, menjadi daerah berstatus darurat [[Hambatan pertumbuhan|stunting]]. Hal ini disebabkan persentase stunting pada anak berusia di bawah 12 tahun{{butuh rujukan | date = Agustus 2022}} mencapai lebih dari 30%.<ref name = PR-19-AUG-DEPAN>{{cite news | first1 = Bambang | last1 = Arifianto | first2 = Eva | last2 = Fahas | first3 = Novianti | last3 = Nurulliah | first4 = Yulistyne | last4 = Kasumaningrum | date = 19 Agustus 2022 | title = Jabar Masih Harus Terus Berbenah | work = [[Pikiran Rakyat]] | location = [[Bandung]] | pp = 1}}</ref>
[[Berkas:Ci Anjur River Amalia Rubini 2022.jpg|jmpl|250x250px|Sungai [[Ci Anjur]] yang menjadi asal nama Kabupaten Cianjur]]