Wahono: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
add
add
Baris 33:
|death_date = {{Death date and age|2004|11|8|1925|3|25|df=y}}
|death_place = [[Kota Administrasi Jakarta Selatan|Jakarta Selatan]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]], Indonesia
|spouse = {{marriage|Mientarsih Syahbandar|1951}}
|children = 6
|serviceyears = 1943–1977
Baris 44:
|residence =
|alma_mater = [[Pembela Tanah Air|PETA]] (1943)
|occupation = Tentara, Politikuspolitikus
}}
 
Baris 52:
Sederhana dan kalem, ia dikenal disiplin dan konsisten. Ia merupakan anak ke-11 dari 13 bersaudara. Ketika lahir ayahnya, R. Soerodidjojo bekerja sebagai Mantri Polisi di Mayangan, [[Ngantru, Tulungagung]]. Pada usia enam tahun Wahono masuk [[Hollandsch-Inlandsche School|HIS]], dan tamat pada tahun 1938. Kemudian melanjutkan ke [[Meer Uitgebreid Lager Onderwijs|MULO]] di [[Kota Kediri]] sampai lulus tahun 1941.
 
==KarierKarir Militermiliter==
ZamanPada [[Pendudukan Jepang di wilayah Hindia Belanda|zaman Jepang]] ia masuk [[Pembela Tanah Air|PETA]], dan memperoleh pendidikan militer di Kanbu Kyoiku di Bogor, tahun 1943. Pada 1945 ia bergabung dalam BKR, cikal bakal TNI sekarang, ia mendapat tugas belajar di SSKAD Bandung, sambil merampungkan SMA sore.
 
Setelah masuk SSKAD (sekarang [[Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat|Seskoad]]), ia menjadi asisten II di [[Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat|Kostrad]] ketika panglimanya [[Soeharto]] menjadi panglimanya. Setelah meninggalkan Kostrad dengan jabatan [[Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat|panglima]], ia kemudian memangku jabatan [[Daftar Panglima Komando Daerah Militer V/Brawijaya|Pangdam VIII/Brawijaya]]. Kembali ke Jakarta, Wahono menjadi Deputi KSAD, dan masih sempat kuliah di [[Universitas Jayabaya]], hingga meraih gelar sarjana muda sosial politik pada 1976.
 
==KarierKarir Sipilsipil==
LaluWahono diangkat sebagai dubes di Burma, dan bertugas antara 1978- dan 1981. Pulang ke tanah air, jabatan Dirjen Bea & Cukai telah menunggunya. Berada kembali di Jakarta, ia berniat merampungkan sarjana penuh. Tetapi, belum sempat terlaksana, ia sudah diangkat menjadi gubernur. Lelaki berperawakan tinggi 171 cm dan berat 71 kg ini tidak merokok, dan enggan disambut secara berlebihan. Wahono juga menolak tinggal di wisma Grahadi, rumah kediaman resmi Gubernur Jawa Timur. Ia menaruh perhatian khusus dalam bidang kependudukan. "Jawa Timur kelebihan penduduk 10 juta jiwa," katanya. Ja-Tim hanya mampu menampung 20 juta jiwa saat ini, padahal sekarang mencapai 30.868.700 jiwa. Dalam 1984, beberapa sektor pembangunan yang diprioritaskan untuk segera ditangani dirumuskannya menjadi 5P3K. Yaitu pendidikan, pekerjaan, prasarana, perumahan, pangan, kesehatan, kesejahteraan keluarga, dan kelestarian lingkungan hidup.
 
Kerja keras yang dilaksanakannya membawa hasil; Ja-Tim kembali beroleh anugerah Presiden berupa Prayojanakarya Pata Parasamya Purnakarya Nugraha, 1984. Letnan jenderal purnawirawan ini sendiri sebelumnya banyak menerima penghargaan berupa 9 bintang jasa dan 11 Satya Lencana. Dari pemerintah Korea Selatan ia beroleh Order of National Security Merit Gugseon Medal, 1977.
 
==Kehidupan Pribadipribadi==
Menikah dengan MintarsihMientarsih Syahbandar, asal Parahyangan, pada tahun 1951, Wahono dianugerahi enam anak. Ia penggemar olah raga sepak bola, bola keranjang, bola voli, bulu tangkis, dan bola basket. Ia terpilih menjadi Ketua Umum Persatuan Catur Indonesia (Percasi) 1982.
 
==Kepangkatan==