Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Harinurcahyo (bicara | kontrib)
Penambahan Tabel Tokoh pendiri.
Harinurcahyo (bicara | kontrib)
k memperbaiki beberapa penulisan yang salah.
Baris 12:
Berawal pada tahun 1952, 14 orang tokoh islam dan pemuka masyarakat di Jakarta bersepakat untuk mendirikan sebuah [[Yayasan]] yang awalnya bernama Yayasan Pesantren Islam.
 
Yayasan Pesantren Islam memperoleh sebidang tanah yang terletak di daerah Kebayoran yang pada waktu itu merupakan daerah satelit dari Ibukota Jakarta. Di atas tanah itulah pada tahun 1953 mulai dilaksanakan pembangunan sebuah [[masjid besar]] dan rampung pada tahun 1958, yang kemudian dinamakan Masjid Agung Kebayoran.
 
Pada tahun 1961 Mahmoud Syaltout, Grand Syekh [[Universitas Al-Azhar]] ketika itu, mengunjungi tanah air sebagai tamu negara dan menyempatkan diri singgah di Masjid Agung Kebayoran. Kedatangan beliau disambut oleh sahabatnya Buya Prof. Dr. Hamka, Imam Masjid Agung Kebayoran.
Baris 24:
Kini jamaah Masjid Agung Al-Azhar datang dari berbagai lapisan umat, tidak saja mereka yang bermukim di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, bahkan dari luar daerah seperti [[Kota Tangerang|Tangerang]], [[Kota Bekasi|Bekasi]], [[Kota Depok|Depok]], [[Kota Bogor|Bogor]], dan lain-lain.
 
Semaraknya kegiatan-kegiatan pembinaan ummatumat dan syiar Islam di Masjid Agung Al-Azhar tidak dapat dilepaskan dari peran Buya Prof. Dr. Hamka sebagai Imam Besar di masjid ini.
 
Figur Buya yang ceramahnya senantiasa membawa kesejukan dengan pilihan kalimat-kalimat yang santun, telah mengikat perhatian ummat di berbagai pelosok, terutama melalui acara Kuliah Subuh yang disiarkan oleh [[Radio Republik Indonesia|RRI]].