Masalah lingkungan hidup di Jepang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5
Baris 1:
[[Polusi]] lingkungan di Jepang telah menyertai industrialisasi sejak [[zaman Meiji]]. Salah satu kasus paling awal adalah keracunan tembaga yang disebabkan oleh drainase dari [[Ashio Copper Mine]] di [[Prefektur Tochigi]], mulai pada awal tahun 1878. Banjir berulang terjadi di cekungan [[Sungai Watarase]], dan 1.600 hektar lahan pertanian dan kota-kota dan desa-desa di prefektur Tochigi dan [[Gunma]] rusak oleh air banjir, yang mengandung senyawa tembaga anorganik berlebihan dari Ashio mine.<ref>[http://www.unu.edu/unupress/unupbooks/uu35ie/uu35ie04.htm The Ashio Copper mine pollution case: The origins of environmental destruction] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20101202024654/http://unu.edu/unupress/unupbooks/uu35ie/uu35ie04.htm |date=2010-12-02 }}, Yoshiro Hoshino et al., [[United Nations University]], 1992</ref> Peternak lokal yang dipimpin oleh [[Shōzō Tanaka]], seorang anggota [[Dewan Perwakilan Jepang|Majelis Rendah]] dari Tochigi mengimbau prefektur dan pemerintah untuk menghentikan operasi penambangan. Meskipun perusahaan pertambangan membayar uang kompensasi dan pemerintah terlibat dalam pekerjaan tanggul Sungai Watarase, tidak ada solusi mendasar dari masalah yang dicapai.
 
Jepang adalah importir utama dunia untuk sumber daya alam yang dapat habis dan terbarukan{{Citation needed|date=August 2013}} dan salah satu konsumen terbesar [[bahan bakar fosil]].<ref>{{Cite web|url=https://www.eia.gov/todayinenergy/detail.php?id=13711|title=Japan is the second largest net importer of fossil fuels in the world.|date=Nov 7, 2013|website=US Energy Information Administration}}</ref>