Dewi Sekardadu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 8:
Karena hal itu, Raja Menak Sembuyu mengadakan [[sayembara]] dimana jika orang yang berhasil menyembuhkan Dewi Sekardadu jika laki-laki maka akan dinikahkan dengan Dewi Sekardadu dan akan memberikan separuh kekuasaan kerajaan Blambangan serta akan menjadi seorang [[raja muda]]. Kabar tersebut segera tersebar ke berbagai penjuru negeri, namun tidak ada yang mengikuti sayembara tersebut.
Patih Blambangan memberi tahu raja bahwa ada seorang petapa di puncak gunung [[Slangu]] yang memiliki tingkah laku yang berbeda, tidak menyembah dewa serta ibadahnya berbeda dari masyarakat Blambangan pada masa itu yang menganut agama Hindu. Patih berkeyakinan mungkin saja petapa itu dapat menyembuhkan Dewi Sekardadu. Kemudian Raja Menak Sembuyu mengutus patihnya yang bernama [[
[[Maulana Ishaq|Syekh Maulana Ishaq]] memanjatkan doa untuk kesembuhan Dewi Sekardadu dan atas izin Allah Dewi Sekardadu dapat sembuh. Dewi Sekardadu kemudian menikah dengan Syekh Maulana Ishaq, Dewi Sekardadu pun menjadi seorang yang [[taat]] menjalankan syariat Islam. Syekh Maulana Ishaq menjadi raja kerajaan Blambangan dengan gelar [[Prabu Anom]] dan raja Menak Sembuyu yang beragama [[Hindu]] kemudian memeluk agama [[Islam]]. Sejak saat itu Syekh Maulana Ishaq dianggap [[sakti]] dan kerajaan yang dipimpinnya menjadi [[makmur]] serta banyak masyarakat memeluk agama Islam. Pada saat itu pula para pembesar kerajaan mulai khawatir agama Islam mendesak agama Hindu yang sudah lama dianut oleh masyarakat kerajaan Blambangan. Raja Menak Sembuyu tidak benar-benar menerima agama Islam, secara sembunyi masih memegang erat ajaran-ajaran agama Hindu.
|