Pengguna:Mdnghtrn/Barbie (film): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mdnghtrn (bicara | kontrib)
Dikembalikan ke revisi 23701160 oleh Mdnghtrn (bicara) (TW)
Tag: Pembatalan
Mdnghtrn (bicara | kontrib)
Dikembalikan ke revisi 23708773 oleh Mdnghtrn (bicara): Ya (TW)
Tag: Pembatalan pranala ke halaman disambiguasi
Baris 115:
Pada Juli 2018, sebuah metaanalisis yang diterbitkan dalam ''Psychology of Popular Media'' menemukan bahwa [[Gangguan kepribadian narsistik|narsisisme muluk]] secara positif berhubungan dengan waktu yang dihabiskan di media sosial, frekuensi [[Mikroblog|pembaruan status]], jumlah teman atau pengikut, dan frekuensi mengunggah [[Swafoto|gambar diri digital]],<ref>{{Cite journal|last=McCain|first=Jessica L.|last2=Campbell|first2=W. Keith|date=2018|title=Narcissism and social media use: A meta-analytic review|url=https://www.researchgate.net/publication/305766785_Narcissism_and_Social_Media_Use_A_Meta-Analytic_Review|journal=Psychology of Popular Media|language=en|volume=7|issue=3|pages=308–327|doi=10.1037/ppm0000137|id=S2CID [https://api.semanticscholar.org/CorpusID:152057114 152057114]|archive-url=https://web.archive.org/web/20230405163537/https://www.researchgate.net/publication/305766785_Narcissism_and_Social_Media_Use_A_Meta-Analytic_Review|archive-date=5 April 2023|access-date=15 Juni 2023}}</ref> sementara sebuah metaanalisis dalam ''[[Journal of Personality]]'' pada April 2018 menemukan bahwa korelasi positif antara narsisisme muluk dan penggunaan [[layanan jejaring sosial]] ini sama untuk sejumlah platform (termasuk Facebook dan Twitter).<ref>{{Cite journal|last=Gnambs|first=Timo|last2=Appel|first2=Markus|date=April 2018|title=Narcissism and social networking behavior: A meta-analysis|url=https://doi.org/10.1111/jopy.12305|journal=Journal of Personality|language=en|volume=86|issue=2|pages=200–212|doi=10.1111/jopy.12305|pmid=28170106}}</ref> Pada Maret 2020, ''Journal of Adult Development'' menerbitkan sebuah [[analisis diskontinuitas regresi]] dari 254 pengguna Facebook [[Milenial]] untuk menyelidiki perbedaan dalam narsisisme dan penggunaan Facebook antara [[Kohort (statistika)|kohort]] usia kelahiran 1977 hingga 1990 dan dari 1991 hingga 2000 dan menemukan bahwa Milenial yang dilahirkan lebih akhir mencetak skor yang secara signifikan lebih tinggi dalam kedua hal.<ref>{{Cite journal|last=Brailovska|first=Julia|last2=Bierhoff|first2=Hans-Werner|date=2020|title=The narcissistic Millenial generation: A study of personality traits and online behavior on Facebook|journal=Journal of Adult Development|language=en|volume=27|pages=23–35|doi=10.1007/s10804-018-9321-1|id=S2CID [https://api.semanticscholar.org/CorpusID:149564334 149564334]}}</ref> Pada Juni 2020, ''Addictive Behaviors Reports'' menerbitkan sebuah tinjauan sistematis yang menemukan sebuah korelasi konsisten, positif, dan signifikan antara narsisisme muluk dan penggunaan media sosial berlebihan.<ref>{{Cite journal|last=Casale|first=Silvia|last2=Banchi|first2=Vanessa|date=Juni 2020|title=Narcissism and problematic social media use: A systematic literature review|url=https://doi.org/10.1016/j.abrep.2020.100252|journal=Addictive Behaviors Reports|volume=11|page=100252|doi=10.1016/j.abrep.2020.100252|pmc=PMC7244927|pmid=32467841|doi-access=free}}</ref> Pada tahun 2018, ahli psikologi sosial Jonathan Haidt dan presiden [[Foundation for Individual Rights and Expression|FIRE]], [[Greg Lukianoff]], mencatat dalam ''[[The Coddling of the American Mind]]'' bahwa mantan presiden Facebook, [[Sean Parker]], menyatakan pada sebuah wawancara tahun 2017 bahwa [[tombol suka Facebook]] didesain secara sadar sehingga pengguna prima yang menerima suka merasakan suatu sensasi [[dopamin]] sebagai bagian dari sebuah "[[Aliran kendali|perulangan]] [[umpan balik]] [[Pengaruh sosial normatif|validasi sosial]]".{{Sfn|Lukianoff & Haidt|2018|p=147}}
 
"''Belas kasihan mencolok''" adalah praktik mendonasikan sejumlah besar uang secara publik kepada yayasan amal untuk meningkatkan [[Reputasi|prestise sosial]] sang donor, dan terkadang digambarkan sebagai sejenis [[konsumsi mencolok]].<ref>{{Cite book|last=West|first=Patrick|date=2004|title=Conspicuous compassion: Why sometimes it really is cruel to be kind|publisher=Civitas, Institut Studi Masyarakat Sipil|isbn=978-1903386347|language=en}}</ref><ref>{{Cite book|last=Payton|first=Robert L.|last2=Moody|first2=Michael P.|date=2008|url=https://archive.org/details/understandingphi0000payt/|title=Understanding philanthrophy: Its meaning and mission|publisher=Indiana University Press|isbn=978-0-253-35049-7|page=[https://archive.org/details/understandingphi0000payt/page/140/ 140]|language=en|jstor=j.ctt16gzg8s}}</ref> Jonathan Haidt dan Greg Lukianoff berpendapat bahwa pelatihan [[mikroagresi]] di [[Pendidikan tinggi di Amerika Serikat|kampus kolese di Amerika Serikat]] telah menyebabkan [[Budaya pengenyahan|budaya penolakan]] dan iklim [[penyensoran diri]] karena ketakutan akan [[Malu|dipermalukan]] oleh mob ''[[virtue signalling]]'' di media sosial dengan pengguna yang sering kali awanama dan cenderung [[Deindividuasi|mendeindividuasi]] sebagai akibatnya.{{Sfn|Lukianoff & Haidt|2018|pp=71–73}} Mengutip data survei Februari 2017 oleh Pew Research Center yang menunjukkan bahwa unggahan kritis di Facebook yang mengekspresikan "pertidaksetujuan marah" lebih berpotensi mendapatkan suka, komentar, dan pembagian (di samping sebuah penemuan serupa untuk unggahan ''PNAS USA'' di Twitter pada Juli 2017),<ref>{{Cite web|date=Februari 2017|title=Partisan conflict and congressional outreach|url=https://www.pewresearch.org/politics/wp-content/uploads/sites/4/2017/02/LabsReport_FINALreport.pdf|publisher=[[Pew Research Center]]|page=[https://www.pewresearch.org/politics/wp-content/uploads/sites/4/2017/02/LabsReport_FINALreport.pdf#page=30 30]|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20220101203121/https://www.pewresearch.org/politics/wp-content/uploads/sites/4/2017/02/LabsReport_FINALreport.pdf|archive-date=1 Januari 2022|dead-url=no|access-date=16 Juni 2023}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Brady|first=Williams J.|last2=Wills|first2=Julian A.|last3=Jost|first3=John T.|last4=Tucker|first4=Joshua A.|last5=Van Bavel|first5=Jay J.|date=11 Juli 2017|title=Emotion shapes the diffusion of moralized content in social networks|url=https://doi.org/10.1073%2Fpnas.1618923114|journal=Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America|volume=114|issue=28|pages=7313–7318|bibcode=2017PNAS..114.7313B|doi=10.1073/pnas.1618923114|pmc=PMC5514704|pmid=28652356|doi-access=free}}</ref> Haidt dan Tobias Rose-Stockwell mengutip frasa "''kesombongan moral''" dalam ''[[The Atlantic]]'' pada Desember 2019 untuk menggambarkan bagaimana memiliki audiens di forum media sosial telah mengubah sebagian besar komunikasi interpersonal menjadi penampilan publik.<ref>{{Cite web|last=Haidt|first=Jonathan|last2=Rose-Stockwell|first2=Tobias|date=Desember 2019|title=The Dark Psychology of Social Networks|url=https://www.theatlantic.com/magazine/archive/2019/12/social-media-democracy/600763/|website=[[The Atlantic]]|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20230604232729/https://www.theatlantic.com/magazine/archive/2019/12/social-media-democracy/600763/|archive-date=4 Juni 2023|dead-url=no|access-date=16 Juni 2023|url-access=limited}}</ref>
 
Menyusul [[pembunuhan George Floyd]] pada Mei 2020 dan [[Unjuk rasa George Floyd|berbagai unjuk rasa yang mengatasnamakan dirinya]], jajak pendapat [[Civiqs]] dan [[YouGov]]/''[[The Economist|Economist]]'' menunjukkan bahwa sementara dukungan net untuk ''[[Black Lives Matter]]'' di antara [[orang kulit putih Amerika]] meningkat dari −4 poin menjadi +10 poin pada awal Juni 2020 (dengan 43% mendukung), poinnya menurun hingga −6 pada awal Agustus 2020,<ref>{{Cite web|last=Tesler|first=Michael|date=19 Agustus 2020|title=Support for Black Lives Matter surged during protests, but is waning among white americans|url=https://fivethirtyeight.com/features/support-for-black-lives-matter-surged-during-protests-but-is-waning-among-white-americans/|website=FiveThirtyEight|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20230524063551/https://fivethirtyeight.com/features/support-for-black-lives-matter-surged-during-protests-but-is-waning-among-white-americans/|archive-date=24 Mei 2023|dead-url=no|access-date=16 Juni 2023}}</ref> dan sejak April 2020, jajak pendapat Cviqs selanjutnya telah menunjukkan bahwa dukungan untuk ''Black Lives Matter'' di antara orang kulit putih Amerika kira-kira telah kembali ke tingkat dukungan sebelum pembunuhan George Floyd (37% mendukung dan 49% menentang).<ref>{{Cite web|last=Samuels|first=Alex|date=13 April 2021|title=How views on Black Lives Matter have changed—and why that makes police reform so hard|url=https://fivethirtyeight.com/features/how-views-on-black-lives-matter-have-changed-and-why-that-makes-police-reform-so-hard/|website=FiveThrityEight|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20230518053754/https://fivethirtyeight.com/features/how-views-on-black-lives-matter-have-changed-and-why-that-makes-police-reform-so-hard/|archive-date=18 Mei 2023|dead-url=no|access-date=16 Juni 2023}}</ref> Dalam sebuah wawancara pada Februari 2021 di acara ''[[Firing Line]]'', jurnalis [[Charles M. Blow]] mengkritik minoritas pengunjuk rasa kulit putih muda pada protes George Floyd di Amerika Serikat. Ia berpendapat bahwa mereka menggunakan unjuk rasa tersebut untuk [[Pengembangan diri|pertumbuhan pribadi]] mereka, menggantikan [[ritus peralihan]] sosial (cth [[malam perpisahan]]) dan perkumpulan sosial musim panas (cth menghadiri teater film atau konser) yang terhalangi oleh [[karantina wilayah Covid-19]] dan tindakan [[pembatasan sosial]], mencatat bahwa sementara karantina wilayah mulai dilonggarkan dan dicabut, dukungan untuk ''Black Lives Matter'' di antara orang kulit putih mulai menurun.<ref>{{Cite interview|last=Blow|first=Charles M.|interviewer=Margaret Hoover|work=Fire Lining|language=en|publisher=[[WNET]]|date=5 Februari 2021|url=https://www.pbs.org/wnet/firing-line/video/charles-blow-a2kchq/|access-date=16 Juni 2023|archive-url=https://web.archive.org/web/20230404121946/https://www.pbs.org/wnet/firing-line/video/charles-blow-a2kchq/|title=Charles M. Blow|archive-date=4 April 2023|dead-url=no}}</ref>
Baris 145:
Perundungan di dunia maya, perundungan atau pelecehan menggunakan media sosial atau saranan elektronik lainnya, telah menunjukkan dampak terhadap kesehatan jiwa. Korban mungkin memiliki harga diri yang lebih rendah, [[ide bunuh diri]] yang meningkat, motivasi melaksanakan hobi yang menurun, dan beragam respons emosional, termasuk rasa takut, frustrasi, marah, gelisah, atau depresi. Korban-korban ini mungkin juga akan menerapkan jarak antara diri mereka dengan teman dan anggota keluarga.<ref>
* {{Cite journal|last=Hinduja|first=Sameer|last2=Patchin|first2=Justin W.|date=2008|title=Cyberbullying: An exploratory analysis of factors related to offending and victimization|journal=Deviant Behavior|language=en|volume=29|issue=2|pages=129–156|doi=10.1080/01639620701457816|id=S2CID [https://api.semanticscholar.org/CorpusID:144024729 144024729]}}
* {{Cite journal|last=Hinduja|first=Sameer|last2=Patchin|first2=Justin W.|date=2007|title=Offline consequences of online victimization: School violence and deliquency|journal=Journal of School Voilence|language=en|volume=6|issue=3|pages=89–112|doi=10.1300/J202v06n03_06}}
* {{Cite book|last=Hinduja|first=Sameer|last2=Patchin|first2=Justin W.|date=2006|url=https://archive.org/details/bullyingbeyondsc0000hind/|title=Bullying beyond the schoolyard: Preventing and responding to cyberbullying|publisher=Corwin Press|isbn=978-1-4129-6688-7|language=en}}
* {{Cite journal|last=Patchin|first=Justin W.|last2=Hinduja|first2=Sameer|date=April 2006|title=Bullies move beyond the schoolyard: A preliminary look at cyberbullying|journal=Youth Voilence and Juvenile Justice|language=en|volume=4|issue=2|pages=148–169|doi=10.1177/1541204006286288}}</ref>
Baris 155:
 
=== Pemeriksaan dan pengobatan ===
Pemeriksaan teliti berdasarkan bukti terhadap penggunaan media digital bermasalah belum diterapkan secara komprehensif. Ini sebagian disebabkan oleh ketiadaan konsensus seputar berbagai konstruksi dan kurangnya pembakuan pengobatan. [[American Academy of Pediatrics|Akademi Peditari Amerika Serikat]] (AAP) telah mengembangkan sebuah Rencana Media Keluarga, dimaksudkan untuk membantu orang tua mengakses dan menstrukturkan penggunaan peremban elektronik dan media pada keluarga dengan lebih aman. Asosiasi tersebut mengajurkan membatasi waktu layar hiburan menjadi dua jam atau kurang per hari.<ref>{{Cite web|date=30 November 2020|title=How to make a Family Media Use Plan|url=https://www.healthychildren.org/English/family-life/Media/Pages/How-to-Make-a-Family-Media-Use-Plan.aspx|publisher=[[American Academy of Pediatrics|Healthy Children]]|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20230523213045/https://www.healthychildren.org/English/family-life/Media/Pages/How-to-Make-a-Family-Media-Use-Plan.aspx|archive-date=23 Mei 2023|dead-url=no|access-date=17 Juni 2023}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Korioth|first=Trisha|date=21 Oktober 2016|title=Family Media Plan helps parents set boundaries for kids|url=https://publications.aap.org/aapnews/news/9082|journal=[[American Academy of Pediatrics|AAP News]]|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20220816132826/https://publications.aap.org/aapnews/news/9082|archive-date=16 Agustus 2022|access-date=17 Juni 2023}}</ref> [[Canadian Pediatrics Society|Perhimpunan Pediatri Kanada]] (CPS) telah menghasilkan pedoman serupa, Ferguson, seorang psikologispsikolog, telah mengkritik pedoman-pedoman tersebut dan pedoman nasional lainnya karena tidak didasarkan dari bukti.<ref>{{Cite journal|last=Ferguson|first=Christopher J.|last2=Beresin|first2=Eugene|date=Juni 2017|title=Social science's curious war with pop culture and how it was lost: The media violence debate and the risks it holds for social science|journal=Preventive Medicine|language=en|volume=99|pages=69–76|doi=10.1016/j.ypmed.2017.02.009|pmid=28212816}}</ref> Pakar-pakar lain, yang dikutip dalam sebuah tinjauan literatur [[Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa|Kantor Penelitian UNICEF]], telah menyarankan untuk mewacanakan masalah yang berpotensi mendasari fenomena ini daripada menerapkan pembatasan waktu layar secara sewenang-wenang.<ref name="Kardefelt-Winther 2017" />
 
Metodologi yang berbeda dalam menilai penggunaan internet patologis, kebanyakan kuesioner lapor diri, telah dikembangkan, tetapi belum ada yang diakui secara meluas sebagai sebuah standar emas.<ref>{{Cite journal|last=Shaw|first=Martha|last2=Black|first2=Donald W.|date=2008|title=Internet addiction: Definition, assessment, epidemiology and cilincal management|journal=CNS Drugs|language=en|volume=22|pages=353–365|doi=10.2165/00023210-200822050-00001|pmid=18399706}}</ref> Untuk gangguan permainan, baik Asosiasi Psikiatris Amerika Serikat maupun Organsisasi Kesehatan Dunia (melalui ICD-11) telah menerbitkan [[Diagnosis (medis)|kriteria diagnosis]].<ref>{{Cite journal|last=Petry|first=Nancy M.|last2=Rehbein|first2=Florian|last3=Gentile|first3=Douglas A.|last4=Lemmens|first4=Jeroen S.|last5=Rumpf|first5=Hans-Jürgen|last6=Mößle|first6=Thomas|last7=Bischof|first7=Gallus|last8=Tao|first8=Ran|last9=Fung|first9=Daniel S. S.|displayauthors=etal|date=September 2014|title=An international consensus for assessing internet gaming disorder using the new DSM-5 approach|journal=Addcition|language=en|volume=109|issue=9|pages=1399–1406|doi=10.1111/add.12457|pmid=24456155}}</ref><ref name="WHO 2019" />
Baris 176:
Lebih lanjutnya, pada anak-anak, manfaat pendidikan penggunaan media digital telah diterapkan dengan baik.<ref name="Reid Chassiakos et al. 2016" /> Contohnya, program berbasis waktu layar dapat membantu meningkatkan baik pembelajaran mandiri maupun kolaboratif. Beragam aplikasi dan perangkat lunak berkualitas juga dapat mengurangi kesejangan belajar dan meningkatkan keterampilan dalam mata pelajaran tertentu.<ref>{{Cite journal|author=Satuan Tugas Kesehatan Digital, Perhimpunan Pediatri Kanada|date=2019|title=Digital media: Promoting healthy screen use in school-aged children and adolescents (pernyataan posisi)|url=https://doi.org/10.1093/pch/pxz095|journal=Pediatrics & Child Health|language=en|volume=24|issue=6|pages=402–498|doi=10.1093/pch/pxz095|pmc=PMC6736327|pmid=31528113|doi-access=free}}</ref>
 
Menurut Pusat Kecanduan Amerika Serikat, aplikasi seperti TikTok juga membantu dalam membagikan cerita pemulihan, perayaan tonggak pencapaian, dan mendukung perjalanan pemulihan sesama pengguna plaform tersebut. Tagar-tagar seperti #sober (#tidakmabuk), #mentalhealthawareness (#kesadarankesehatanmental), dan #soberlife (#hiduptidakmabuk) membantu mendestigmatisasi keadaan tidak mabuk.<ref>{{Cite web|last=Schwartzbach|first=Kevin|date=13 Desember 2019|title=TikTok and recovery on social media|url=https://americanaddictioncenters.org/blog/tiktok-and-recovery|publisher=Pusat Kecanduan Amerika Serikat|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20230407031754/https://americanaddictioncenters.org/blog/tiktok-and-recovery|archive-date=7 April 2023|dead-url=no|access-date=17 Juni 2023}}</ref>
 
== Disiplin lain ==
=== Antropologi digital ===
[[Daniel Miller (antropolog)|Daniel Miller]] dari [[Universitas Kolese London]] telah berkonribusi dalam kajian [[antropologi digital]], terutama dalam penelitian etnografis tentang penggunaan dan konsekuensi media sosial dan ponsel cerdas sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari orang biasa di seluruh dunia. Ia mencatat dampak media sosial sungguh khusus terhadap lokasi dan kebudayaan individual. Ia berdalil bahwa seorang yang awam "mungkin menganggap cerita-cerita ini dangkal. Namun, sang antropolog memperlakukannya dengan serius, dengan empati menjelajahi setiap penggunaan teknologi digital sehubungan dengan konteks sosial dan budaya yang lebih luas."<ref>{{Cite journal|last=Miller|first=Daniel|date=15 Februari 2018|title=The anthropology of social media|url=https://blogs.scientificamerican.com/observations/the-anthropology-of-social-media/|journal=[[Scientific American]]|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20230406094255/https://blogs.scientificamerican.com/observations/the-anthropology-of-social-media/|archive-date=6 April 2023|access-date=17 Juni 2023}}</ref>
 
Antropologi digital adalah sebuah bidang yang berkembang yang menkaji hubungan antara manusia dan teknologi era digital. Bidang tersebut bertujuan mempertimbangkan argumen sehubungan dengan cakupan etis dan masyarakat, daripada hanya mengamati perubahan teknologi.<ref>{{Cite encyclopedia|title=Digital anthropology|encyclopedia=The Open Encyclopedia of Anthropology|last=Miller|first=Daniel|date=28 Agustus 2018|last-editor=Stein|first-editor=Felix|url=https://www.anthroencyclopedia.com/entry/digital-anthropology|access-date=17 Juni 2023|archive-url=https://web.archive.org/web/20230405163551/https://www.anthroencyclopedia.com/entry/digital-anthropology|archive-date=5 April 2023|dead-url=no|doi=10.29164/18digital}}</ref> Brian Solis, seorang antropolog dan analis digital, menyatakan pada tahun 2018, "kita telah menjadi pencandu digital: sekarang waktunya mengontrol teknologi dan bukan membiarkannya mengontrol kita."<ref>{{Cite web|last=Solis|first=Brian|date=28 Maret 2018|title=We've become digital addicts: It's time to take control of technology and not let tech control us|url=https://medium.com/@briansolis/breaking-digital-facades-its-time-to-take-tech-back-c7af059dfd51|website=[[Medium (situs web)|Medium]]|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20230407015959/https://medium.com/@briansolis/breaking-digital-facades-its-time-to-take-tech-back-c7af059dfd51|archive-date=7 April 2023|dead-url=no|access-date=17 Juni 2023}}</ref>
 
=== Sosiologi digital ===
[[Sosiologi internet|Sosiologi digital]] menjelajahi cara orang menggunakan media digital dengan beberapa metodologi penelitian, termasuk survei, wawancara, kelompok fokus, dan penilitian etnografis. Bidang ini berpotongan dengan antropologi digital, dan mengkaji [[geografi budaya]]. Ia juga menyelidiki kekhawatiran lama, dan konteks seputar penggunaan teknologi serupa yang berlebihan pada para pemuda, "akses mereka menuju [[Pornografi internet|pornografi daring]], perundungan di dunia maya atau predasi seksual daring".<ref>{{Cite book|last=Lupton|first=Deborah|date=2012|url=https://ses.library.usyd.edu.au/bitstream/handle/2123/8621/Digital%20Sociology.pdf|title=Digital sociology: An introduction|language=en|publisher=Departemen Sosiologi dan Kebijakan Sosial, [[Universitas Sydney]]|pages=8–9}}</ref>
 
Sebuah kajian sosiologi potong-lintang tahun 2013 di Turki menunjukkan perbedaan pola penggunaan internet yang berkaitan dengan tingkat keagamaan pada 2.698 subjek. Dengan keagamaan yang meningkat, sikap negatif terhadap penggunaan internet juga meninggi. Individu yang amat religius menunjukkan motivasi berbeda untuk penggunaan internet, utamanya untuk mencari informasi.<ref>{{Cite journal|last=Sanaktekin|first=Ozlem Hesapci|date=2013|title=The effects of religiosity on Internet consumption: A study on a Muslim country|journal=Information, Communication & Society|language=en|volume=16|issue=10|pages=1553–1573|doi=10.1080/1369118X.2012.722663}}</ref> Kajian dari 1.296 pelajar remaja Malaysia menemukan hubungan terbalik antara keagamaan dan kecenderungan kecanduan internet pada perempuan, tetapi tidak pada laki-laki.<ref>{{Cite journal|last=Charlton|first=John P.|last2=Soh|first2=Patrick C-H|last3=Ang|first3=Peng Hwa|last4=Chew|first4=Kok-Wai|date=2013|title=Religiosity, adolescent Internet usage motives and addiction: An exploratory study|journal=Information, Communication & Society|language=en|volume=16|issue=10|pages=1619–1638|doi=10.1080/1369118X.2012.735251}}</ref>
 
Sebuah tinjauan tahun 2018 yang diterbitkan dalam ''[[Nature]]'' mempertimbangkan bahwa para pemuda mungkin mengalami peristiwa yang berbeda dalam jaringan, bergantung pada latar belakang sosial eknomi mereka, mencatat bahwa pemuda dengan pendapatn lebih rendah dapat menghabiskan tiga jam lebih per hari menggunakan perangkat digital, dibandingkan dengan pemuda dengan pendapatan yang lebih tinggi. Tinjauan tersebut berteori bahwa pemuda berpenghasilan lebih rendah, yang rentan mengalami penyakit jiwa, mungkin lebih pasif dalam interaksi daring, lebih mudah menerima umpan balik negatif daring, dengan kesulitan meregulasi penggunaan media digital mereka secara mandiri. Artikel tersebut menyimpulkan bahwa ini mungkin menjadi bantuk baru [[kesenjangan digital]] di antara pemuda berisiko dan pemuda lainnya, risiko penyakit jiwa yang sudah ada sebelumnya teramplifikasi di antara populasi yang sudah rentan.<ref>{{Cite journal|last=Odgers|first=Candice L.|date=22 Februari 2018|title=Smartphones are bad for some adolescents, not all|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6121807|journal=[[Nature]]|language=en|volume=554|issue=7693|pages=432–434|bibcode=2018Natur.554..432O|doi=10.1038/d41586-018-02109-8|pmc=PMC6121807|pmid=29469108}}</ref>
 
=== Ilmu saraf ===
Meshi et al. mencatat pada tahun 2015 bahwa para "ahli ilmu saraf mulai mengapitalisasikan ubikuitas media sosial untuk memperoleh wawasan baru mengenai [[Kognisi|proses kognitif]]". Sebuah tinjauan ilmu saraf tahun 2018 yang diterbitkan dalam ''[[Nature Communications]]'' menemukan kerapatan [[aimgdala]], salah satu bagian otak yang terlibat dalam pemrosesan emosional, berkaitan dengan ukuran jejaring sosial baik luring maupun daring pada remaja. Mereka menganggap bahwa bukti ini dan yang lain "mengindikasikan sebuah hubungan timbal balik antara pengalaman sosial sebenarnya, baik luring maupun daring, dan [[Pengembangan sistem saraf|pengembangan otak]]". Para penulis mengasumsikan bahwa media sosial memiliki manfaat, yakni koneksi sosial dengan orang lain, serta mengelola kesan seseorang terhadap individu lain, seperti "pembangunan reputasi, pengelolaan kesan, dan presentasi diri daring". Tinjauan tersebut mengidentifikasi "masa remaja [sebagai] sebuah titik kritis dalam pengembangan untuk bagaimana media sosial dapat memengaruhi konsep diri mereka dan ekspektasi dari diri sendiri dan orang lain", dan mendesak kajian lebih lanjut terhadap ilmu saraf di balik penggunaan media digital dan pengembangan otak pada masa remaja.<ref>{{Cite journal|last=Crone|first=Eveline A.|last2=Konjin|first2=Elly A.|date=2018|title=Media use and brain development during adolescence|url=https://doi.org/10.1038%2Fs41467-018-03126-x|journal=[[Nature Communications]]|language=en|volume=9|page=588|bibcode=2018NatCo...9..588C|doi=10.1038/s41467-018-03126-x|pmc=PMC5821838|pmid=29467362}}</ref> Meskipun [[Modalitas (interaksi manusia–komputer)|modalitas]] pencitraan otak tengah dikaji, penemuan ilmu saraf dalam kajian individual [[Krisis replikasi|gagal direplikasi]] dalam kajian-kajian lanjutan, mirip dengan kecanduan perilaku lainnya; sejak tahun 2017, proses biologis atau neural yang dapat menyebabkan penggunaan media digital berlebihan belum diketahui.<ref name="Kardefelt-Winther 2017" />
 
== Dampak terhadap kognisi ==
Terdapat sebuah penelitian dan pengembangan tentang dampak kognitif dari ponsel cerdas dan teknologi digital. Sekelompok peneliti melaporkan bahwa, bertentangan dengan kepercayaan meluas, bukti ilmiah tidak menunjukkan bahwa teknologi serupa membahayakan kemampuan kognitif dan bahwa mereka justru hanya mengubah cara pokok [[kognisi]]—seperti berkurangnya kebutuhan untuk mengingat fakta atau melaksanakan perhitungan matematika dengan puplen dan kertas di luar sekolah kontemporer. Namun, beberapa kegiatan—seperti membaca novel—yang membutuhkan jangkauan perhatian terfokus yang panjang dan tidak menghadirkan stimulasi memuaskan mungkin menjadi lebih menantang secara umum.<ref>{{Cite web|date=2 Juli 2021|title=Smart technology is not making us dumber: Study|url=https://phys.org/news/2021-07-smart-technology-dumber.html|website=Phys.org|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20230524151428/https://phys.org/news/2021-07-smart-technology-dumber.html|archive-date=24 Mei 2023|dead-url=no|access-date=17 Juni 2023}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Cecutti|first=Lorenzo|last2=Chemero|first2=Anthony|last3=Lee|first3=Spike W.|date=Agustus 2021|title=Technology may change cognition without necessarily harming it|journal=Nature Human Behavior|language=en|volume=5|issue=8|pages=973–975|doi=10.1038/s41562-021-01162-0|id=[[PMID]] [https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/34211150 34211150]}}</ref> Bagaimana penggunaan media daring yang ekstensif memengaruhi pengembangan kognitif pada pemuda tengah diselidiki dan dampaknya mungkin beragam secara substansial berdasarkan apa dan bagaimana sebuah teknologi digunakan—seperti apa dan bagaimana sebuah platform media digital digunakan—dan bagaimana merek dirancang. Pengaruh mungkin beragam sampai-samapai kajian serupa belum mempertimbangkan topik tersebut, dan mungkin termodulasi oleh rancangan, pilihan, dan penggunaan teknologi dan platform, termasuk oleh penggunanya sendiri.<ref>{{Cite journal|last=Firth|first=Joseph|last2=Torous|first2=John|last3=Firth|first3=Josh A.|last4=Steiner|first4=Genevine Z.|last5=Smith|first5=Lee|last6=Alvarez-Jimenez|first6=Mario|last7=Gleeson|first7=John|last8=Vancampfort|first8=Davy|last9=Armitage|first9=Christopher J.|displayauthors=etal|date=Juni 2019|title=The 'online brain': How the Internet may be changing our cognition|url=https://doi.org/10.1002/wps.20617|journal=World Psychiatry|volume=18|issue=2|pages=119–129|doi=10.1002/wps.20617|pmc=PMC6502424|pmid=31059635|doi-access=free}}</ref>
 
[[Berkas:Study about change in intelligence in children 9–12 from screen time watching, screen time Socializing, screen time gaming.webp|thumb|Hasil terukur dari kajian tersebut]]
 
Sebuah kajian mengindikasikan bahwa pada [[Perkembangan anak|anak-anak]] berusia 9–10 tahun, selama dua tahun, waktu [[Permainan video|permainan digital]] atau menonton video digital dapat dikorelasikan secara positif dengan [[Pengembangan kognitif|ukuran inteligensi]], meskipun korelasi dengan waktu layar keseluruhan (termasuk media sosial, bersosialisasi, dan televisi) tidak diselidiki dan "waktu layar permainan" tidak terdiferensiasi di antara kategori permainan video (cth pembagian platform dan [[Daftar genre permainan video|genre]] permainan), dan video digital tidak terdiferensiasi di antara kategori video.<ref>{{Cite web|date=13 Mei 2022|title=Video games can boost children's intelligence: Study|url=https://medicalxpress.com/news/2022-05-video-games-boost-children-intelligence.html|website=Medical Xpress|publisher=[[Institut Karolinska]]|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20221107163121/https://medicalxpress.com/news/2022-05-video-games-boost-children-intelligence.html|archive-date=7 November 2022|dead-url=no|access-date=17 Juni 2023}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Sauce|first=Bruno|last2=Liebherr|first2=Magnus|last3=Judd|first3=Nicholas|last4=Klingberg|first4=Torkel|date=2022|title=The impact of digital media on children's intelligence while controlling for genetic differences in cognition and socioeconomic background|url=https://doi.org/10.1038%2Fs41598-022-11341-2|journal=[[Scientific Reports]]|language=en|volume=12|page=7720|doi=10.1038/s41598-022-11341-2|id=[[PubMed Central|PMC]] <span class="plainlinks">[https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9095723 9095723 {{Free access}}]</span>. [[PMID]] [https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/35545630 35545630]|doi-access=free}}</ref>
 
== Dampak terhadap kehidupan sosial ==
Kesepian dan depresi pada [[Kesehatan remaja|remaja]] di sekolah kontemporer seluruh dunia meningkat secara substansial setelah tahun 2012, dan sebuah kajian menemukan bahwa ini berhubungan dengan akses ponsel cerdas dan penggunaan internet.<ref>{{Cite news|last=Bahrampour|first=Tara|date=20 Juli 2021|title=Teens around the world are lonelier than a decade ago. The reason may be smartphones|url=https://www.washingtonpost.com/local/social-issues/teens-loneliness-smart-phones/2021/07/20/cde8c866-e84e-11eb-8950-d73b3e93ff7f_story.html|dead-url=no|newspaper=[[The Washington Post]]|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20230526110901/https://www.washingtonpost.com/local/social-issues/teens-loneliness-smart-phones/2021/07/20/cde8c866-e84e-11eb-8950-d73b3e93ff7f_story.html|archive-date=26 Mei 2023|access-date=17 Juni 2023|url-access=limited}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Twenge|first=Jean M.|last2=Haidt|first2=Jonathan|last3=Blake|first3=Andrew B.|last4=McAlliester|first4=Cooper|last5=Lemon|first5=Hannah|last6=Le Roy|first6=Astrid|date=Desember 2021|title=Worldwide increases in adolescent loneliness|url=https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0140197121000853|journal=Journal of Adolescence|language=en|volume=93|pages=257–269|doi=10.1016/j.adolescence.2021.06.006|id=[[PMID]] [https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/34294429 34294429]}}</ref>
 
Pada 6 Januari 2023, distrik Seattle Public Schools mengajukan sebuah gugatan hukum terhadap platform media sosial besar seperti Facebook, Instagram, Snapchat, TikTok, dan YouTube. Dokumen gugatannya, sepanjang 91 halaman, mengklaim bahwa kesehatan jiwa pelajar mereka telah memburuk dan perasaan-perasaan ini telah meningkat sebesar 30% dari 2009 hinggga 2019. Ini menyebabkan distrik tersebut mempekerjakan lebih banyak tenaga kesehatan jiwa dan menerapkan rancangan pemebelajaran tambahan serta pelatihan kepada guru. Seksi 230 dari Communcication Decency Act telah melindungi platform serupa dari pertanggungjawaban atas isu seputar apa yang diunggah oleh para pengguna, tetapi terdapat dorongan dalam kasus ini untuk menuntut pertanggungjawaban dari para platform atas perilaku mereka perihal algoritma.<ref>{{Cite news|last=Johnson|first=Gene|date=8 Januari 2023|title=Seattle schools sue tech giants over social media harm|url=https://apnews.com/article/social-media-seattle-lawsuits-mental-health-965a8f373e3bfed8157571912cc3b542|dead-url=no|language=en|agency=[[Associated Press]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20230610233233/https://apnews.com/article/social-media-seattle-lawsuits-mental-health-965a8f373e3bfed8157571912cc3b542|archive-date=10 Juni 2023|access-date=18 Juni 2023}}</ref><ref>{{Cite web|last=Chrostowski|first=Golriz|date=31 Januari 2023|title=Analysis: Schools repurpose Juul claims against Meta, TikTok|url=https://news.bloomberglaw.com/bloomberg-law-analysis/analysis-schools-repurpose-juul-claims-against-meta-tiktok|website=Bloomberg Law|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20230331123539/https://news.bloomberglaw.com/bloomberg-law-analysis/analysis-schools-repurpose-juul-claims-against-meta-tiktok|archive-date=31 Maret 2023|dead-url=no|access-date=18 Juni 2023}}</ref>
 
== Pelayanan kesehatan jiwa digital ==
[[Berkas:Wellmind NHS Mental Health App.jpg|thumb|Wellmind, aplikasi ponsel cerdas Britania Raya dari [[Pelayanan Kesehatan Nasional]].|alt=Tangkapan layar dari aplikasi ponsel cerdas Wellmind.]]
 
Teknologi digital juga telah menyediakan peluang bagi [[Penggunaan teknologi dalam pengobatan gangguan mental|pembawaan pelayanan kesehatan mental daring]]; manfaat telah ditemukan dengan [[terapi perilaku kognitif]] terkomputerisiasi untuk depresi dan kegelisahan.<ref name="Bakker et al. 2016">{{Cite journal|last=Bakker|first=David|last2=Kazantzis|first2=Nikolaos|last3=Rickwood|first3=Debra|last4=Rickard|first4=Nikki|date=Maret 2016|title=Mental health smartphone apps: Review and evidence-based recommendations for future developments|url=https://doi.org/10.2196/mental.4984|journal=JMIR Mental Health|volume=3|issue=1|page=e7|doi=10.2196/mental.4984|pmc=PMC4795320|pmid=26932350|doi-access=free}}</ref> Penelitian intervensi kesehatan digital pada pemuda masih preliminer, dengan sebuah meta-tinjauan tidak dapat menarik kesimpulan yang pasti karena permasalahan metodologi penelitian.<ref>{{Cite journal|last=Hollis|first=Chris|last2=Falconer|first2=Caroline J.|last3=Martin|first3=Jennifer L.|last4=Whittington|first4=Craig|last5=Stockton|first5=Sarah|last6=Glazebrook|first6=Cris|last7=Davies|first7=E. Bethan|date=April 2017|title=Annual research review: Digital health interventions for children and young people with mental health problems{{Snd}} A systematic and meta-review|journal=Journal of Child Psychology and Psychiatry|language=en|volume=53|issue=4|pages=474–503|doi=10.1111/jcpp.12663|pmid=27943285|id=S2CID [https://api.semanticscholar.org/CorpusID:42082911 42082911]}}</ref> Kemungkinan manfaat menurut salah satu tinjauan mencakup "sifat luwes, interaktif, dan spotan dari komunikasi mobil ... dalam mendorong akses berkelanjutan menuju pelayanan di luar latar klinis". ''Mindfulness'' berbasis intervensi daring terlihat memiliki manfaat kecil hingga menengah terhadap kesehatan jiwa. [[Ukuran efek]] terbesar ditemukan untuk pengurangan [[stres psikologis]]. Manfaat lainnya juga ditemukan perihal depresi, kegelisahan, dan kesejahteraan.<ref>{{Cite journal|last=Spijkerman|first=M. P. J.|last2=Pots|first2=W. T. M.|last3=Bohlmeijer|first3=E. T.|date=April 2016|title=Effectiveness of online minfulness-based interventions in improving mental health: A review and meta-analysis of randomised controlled trials|url=https://doi.org/10.1016/j.cpr.2016.03.009|journal=Clinical Psychology Review|langauge=en|volume=45|pages=102–114|doi=10.1016/j.cpr.2016.03.009|pmid=27111302|doi-access=free}}</ref> Aplikasi ponsel cerdas telah digencarkan dalam berbagai domain kesehatan jiwa, dengan rekomendasi yang "terbukti efektif" didaftar dalam sebuah tinjauan tahun 2016 menodorng terapi perilaku kognitif, mewacanakan baik kegelisahan maupun suasana hati. Tinjauan tersebut bagaimanapun juga mendesak lebih banyak uji acak terkendali untuk memvalidasi keefektifan rekomendasi mereka apabila dibawakan oleh aplikasi digital.<ref name="Bakker et al. 2016" />
 
Komisi ''[[The Lancet]]'' untuk kesehatan jiwa global dan laporan keberlanjutan dari tahun 2018 mengevaluasi baik manfaat maupun bahaya teknologi, Tinjauan tersebut mempertimbangkan peran teknologi dalam kesehatan jiwa, terutama dalam pendidikan publik, penapisan pasien, pengobatan, pelatihan dan supervisi, serta perbaikan sistem.<ref>{{Cite journal|last=Patel|first=Vikram|last2=Saxena|first2=Shekhar|last3=Lund|first3=Crick|last4=Thornicroft|first4=Graham|last5=Baingana|first5=Florence|last6=Bolton|first6=Paul|last7=Chisholm|first7=Dan|last8=Collins|first8=Pamela Y.|last9=Cooper|first9=Janice L.|displayauthors=etal|date=27 Oktober 2018|title=''The Lancet'' Commission on global mental health and sustainable development|journal=[[The Lancet]]|language=en|volume=392|issue=10157|pages=1153–1598|doi=10.1016/S0140-6736|pmid=30314863}}</ref> Sebuah kajian tahun 2019 yang diterbitkan dalam ''Frontiers in Psychiatry'' menyatakan bahwa meskipun terdapat proliferasi berbagai aplikasi kesehatan jiwa, belum ada "proliferasi yang setara dalam bukti ilmiah untuk keefektifan mereka".<ref>{{Cite journal|last=Marshall|first=Jamie M.|last2=Dunstan|first2=Debra A.|last3=Bartik|first3=Warren|date=2019|title=The digital psychiatrist: In search of evidence-based apps for anxiety and depression|url=https://doi.org/10.3389%2Ffpsyt.2019.00831|journal=Frontiers in Psychiatry|volume=10|page=831|doi=10.3389/fpsyt.2019.00831|pmc=PMC6872533|pmid=31803083|doi-access=free}}</ref>
 
Steve Blumenfield dan Jeff Levin-Scherz, menulis untuk ''[[Harvard Business Review]]'', mengklaim bahwa "kebanyakan kajian yang telah diterbitkan menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan jiwa melalui telepon sama efektifnya dengan pelayanan langsung dalam mengobati depresi, kegelisahan, dan [[gangguan obsesif kompulsif]]". Mereka juga mengutip sebuah kajian yang dilaksanakan bersama Adminitrasi Kesehatan Veteran sebagai bukti pernyataan tersebut.<ref>{{Cite magazine|last=Blumenfield|first=Steve|last2=Levin-Scherz|first2=Jeff|date=3 Desember 2020|title=Digital tools are revolutionizing mental health care in the US|url=https://hbr.org/2020/12/digital-tools-are-revolutionizing-mental-health-care-in-the-u-s|magazine=[[Harvard Business Review]]|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20230406092751/https://hbr.org/2020/12/digital-tools-are-revolutionizing-mental-health-care-in-the-u-s|archive-date=6 April 2023|dead-url=no|access-date=18 Juni 2023|url-access=limited}}</ref><ref>Karya yang dikutip adalah {{Cite journal|last=Rosen|first=Craig S.|last2=Morland|first2=Leslie A.|last3=Glassman|first3=Lisa H.|last4=Marx|first4=Brian P.|last5=Weaver|first5=Kendra|last6=Smith|first6=Clifford A.|last7=Pollack|first7=Stacey|last8=Schnurr|date=2021|title=Virtual mental health care in the Veterans Health Administration's immediate response to coronavirus disease-19|url=https://doi.org/10.1037/amp0000751|journal=American Psychologist|language=en|volume=76|issue=1|pages=26–38|doi=10.1037/amp0000751|id=[[PMID]] [https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33119331 33119331]|doi-access=free}}</ref>
 
== Industri dan pemerintah ==
Pada Desember 2017, Facebook mengakui bahwa konsumsi pasif media sosial dapat membahayakan kesehatan jiwa, meskipun mereka mengatakan bahwa interaksi aktif bisa membawa dampak positif.<ref>{{Cite news|last=Levin|first=Sam|date=15 Desember 2017|title=Facebook admits it poses mental health risk—but says using site more can help|url=https://www.theguardian.com/technology/2017/dec/15/facebook-mental-health-psychology-social-media|dead-url=no|newspaper=[[The Guardian]]|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20230602043559/https://www.theguardian.com/technology/2017/dec/15/facebook-mental-health-psychology-social-media|archive-date=2 Juni 2023|access-date=18 Juni 2023}}</ref> Pada Januari 2018, platform tersebut menerapkan perubahan besar untuk meningkatkan interaksi pengguna.<ref>{{Cite news|last=Bromwich|first=Jonah Engel|last2=Haag|first2=Matthew|date=12 Januari 2018|title=Facebook is changing. What does that mean for your news feed?|url=http://www.nytimes.com/2018/01/12/technology/facebook-news-feed-changes.html|dead-url=no|newspaper=[[The New York Times]]|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20230425173637/http://www.nytimes.com/2018/01/12/technology/facebook-news-feed-changes.html|archive-date=15 April 2023|access-date=18 Juni 2023|url-access=limited}}</ref> Pada Januari 2019, mantan kepala urusan global Facebook, [[Nick Clegg]], merespons [[kritik terhadap Facebook]] dan kekhawatiran kesehatan jiwa dengan menyatakan bahwa mereka akan melakukan "apa pun untuk membuat lingkungan ini lebih aman daring terutama bagi pemuda". Facebook mengakui "tanggung jawab berat" kepada komunitas global, dan menyambut regulasi oleh pemerintah.<ref>{{Cite news|last=Rajan|first=Amol|date=28 Januari 2019|title=Can Nick Clegg help Facebook grow up?|url=https://www.bbc.com/news/entertainment-arts-47036000|dead-url=no|work=[[BBC News]]|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20230405163540/https://www.bbc.com/news/entertainment-arts-47036000|archive-date=5 April 2023|access-date=18 Juni 2023}}</ref> Pada tahun 2019, Instagram, yang telah diselidiki oleh salah satu kajian tentang kecanduan,<ref>{{Cite journal|last=Kircaburun|first=Kagan|last2=Griffiths|first2=Mark D.|date=Maret 2018|title=Instagram addiction and the Big Five of personality: The mediating role of self-liking|url=https://doi.org/10.1556/2006.7.2018.15|journal=Journal of Behavioral Addictions|language=en|volume=7|issue=1|pages=158–170|doi=10.1556/2006.7.2018.15|pmc=PMC6035031|pmid=29461086|doi-access=free}}</ref> mulai menguji sebuah perubahan platform di Kanada untuk menyembunyikan angka "suka" dan penayangan yang diterima oleh foto dan video demi mengurangi tekanan lingkungan mereka.<ref>{{Cite news|last=Shaban|first=Hamza|date=1 Mei 2019|title=Here's why Instagram is going to hide your 'likes'|url=https://www.washingtonpost.com/technology/2019/05/01/heres-why-instagram-is-going-hide-your-likes/|dead-url=no|newspaper=[[The Washington Post]]|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20210610063644/https://www.washingtonpost.com/technology/2019/05/01/heres-why-instagram-is-going-hide-your-likes/|archive-date=10 Juni 2021|access-date=18 Juni 2023|url-access=limited}}</ref> Paltform tersebut meneruskan pengujiannya di Australia, Brasil, Irlandia, Italia, Jepang, dan Selandia Baru sebelum memperluas eksperimennya secara global pada November tahun yang sama.<ref>{{Cite news|date=18 Juli 2019|title=Instagram hides likes count in international test 'to remove pressure'|url=https://www.bbc.com/news/world-49026935|dead-url=no|work=[[BBC News]]|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20230418084221/https://www.bbc.com/news/world-49026935|archive-date=18 Maret 2023|access-date=18 Juni 2023}}</ref><ref>{{Cite news|last=Yurieff|first=Kaya|date=14 November 2019|title=Instagram is now testing hiding likes worldwide|url=https://edition.cnn.com/2019/11/14/tech/instagram-hiding-likes-globally/index.html|dead-url=no|work=[[CNN|CNN Business]]|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20230428072739/https://edition.cnn.com/2019/11/14/tech/instagram-hiding-likes-globally/index.html|archive-date=29 Maret 2023|access-date=18 Juni 2023}}</ref> Instagram juga telah mengembangkan [[kecerdasan buatan]] untuk melawan perundungan di dunia maya.<ref>{{Cite magazine|last=Steinmetz|first=Katy|date=8 Juli 2019|title=Inside Instagram's war on bullying|url=https://time.com/5619999/instagram-mosseri-bullying-artificial-intelligence/|magazine=[[Time]]|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20230525000720/https://time.com/5619999/instagram-mosseri-bullying-artificial-intelligence/|archive-date=25 Mei 2023|dead-url=no|access-date=18 Juni 2023|url-access=limited}}</ref>
 
[[Kementerian Kebudayaan Republik Rakyat Tiongkok|Kementerian Kebudayaan Tingkok]] telah menetapkan beberapa usaha kesehatan publik sejak paling awal pada tahun 2006 untuk mengatasi gangguan terkait permainan dan internet. Pada tahun 2007, sebuah "Sistem Permainan Daring Anti-Kecanduan" diterapkan kepada para remaja minor. Kementerian tersebut juga mengusulkan "Rencana Program Pencegahan Komprehensif untuk Kecanduan Permainan pada Minor" pada tahun 2013, untuk menyebarluaskan penelitian, terutama dalam metode diagnostik dan intervensi.<ref name="King et al. 2018">{{Cite journal|last=King|first=Daniel L.|last2=Delfabbro|first2=Paul H.|last3=Doh|first3=Young Yim|last4=Wu|first4=Anise M. S.|last5=Kuss|first5=Daria J.|last6=Pallesen|first6=Ståle|last7=Mentzoni|first7=Rune|last8=Carragher|first8=Natacha|last9=Sakuma|first9=Hiroshi|date=2018|title=Policy and preventione approaches for disordered hazardous gaming and Internet use: An international perspective|journal=Prevention Science|language=en|volume=19|pages=233–249|doi=10.1007/s11121-017-0813-1|pmid=28677089|id=S2CID [https://api.semanticscholar.org/CorpusID:28853252 28853252]}}</ref> [[Kementerian Pendidikan Republik Rakyat Tiongkok|Kementerian Pendidikan Tiongkok]] pada tahun 2018 mengumumkan bahwa regulasi baru akan diperkenalkan untuk lebih lanjut membatasi jumlah waktu yang dihabiskan oleh minor untuk permainan daring.<ref>{{Cite news|date=6 September 2018|title=State data to be used to limit child gamers in China|url=https://www.bbc.com/news/technology-45432863|dead-url=no|work=[[BBC News]]|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20230408225529/https://www.bbc.com/news/technology-45432863|archive-date=8 April 2023|access-date=18 Juni 2023}}</ref> Sejak 2021, pembatasan dari pemerintah Tiongkok hanya membolehkan satu jam waktu permainan daring pada hari Jumat, akhir pekan, dan malam liburan bagi remaja minor.<ref>{{Cite news|last=Buckley|first=Chris|date=30 Agustus 2021|title=China tightens limits for young online gamers and bans school night play|url=https://www.nytimes.com/2021/08/30/business/media/china-online-games.html|dead-url=no|newspaper=[[The New York Times]]|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20230603134324/https://www.nytimes.com/2021/08/30/business/media/china-online-games.html|archive-date=3 Juni 2023|access-date=18 Juni 2023|url-access=limited}}</ref>
 
Pada tahun 2018, [[Alphabet Inc.]] merilis sebuah pemutakhiranuntuk ponsel cerdas [[Android]], termasuk sebuah aplikasi dasbor yang membolehkan pengguna memasang pengatur waktu dalam penggunaan aplikasi.<ref name="Haig 2018">{{Cite news|last=Haig|first=Matt|date=10 Mei 2018|title=Google wants to cure our phone addiction. How about that for irony?|url=https://www.theguardian.com/commentisfree/2018/may/10/google-phone-addiction-app|dead-url=no|newspaper=[[The Guardian]]|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20230408003633/https://www.theguardian.com/commentisfree/2018/may/10/google-phone-addiction-app|archive-date=8 April 2023|access-date=19 Juni 2023}}</ref> [[Apple Inc.]] membeli sebuah aplikasi pihak ketiga dan kemudian mengikutsertakannya di dalam [[iOS 12]] untuk mengukur waktu layar.<ref>{{Cite magazine|last=Ceres|first=Pia|date=25 September 2018|title=How to use Screen Time controls on iOS 12|url=https://www.wired.com/story/how-to-use-screen-time-ios-12/|magazine=[[Wired (majalah)|Wired]]|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20230405163540/https://www.wired.com/story/how-to-use-screen-time-ios-12/|archive-date=5 April 2023|dead-url=no|access-date=19 Juni 2023}}</ref> Para jurnalis telah mempertanyakan fungsionalitas produk-produk tersebut bagi pengguna dan orang tua, serta motivasi perusahaan dalam memperkenalkan mereka.<ref name="Haig 2018" /><ref>{{Cite news|last=Haller|first=Sonja|date=27 Agustus 2018|title=Warning: Apple's new Screen Time could allow your child to watch NC-17 movies|url=https://www.usatoday.com/story/life/allthemoms/2018/08/27/apples-screen-time-default-let-kids-access-explicit-movies-and-books/1111575002/|dead-url=no|newspaper=[[USA Today]]|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20230406155121/https://www.usatoday.com/story/life/allthemoms/2018/08/27/apples-screen-time-default-let-kids-access-explicit-movies-and-books/1111575002/|archive-date=6 April 2023|access-date=19 Juni 2023}}</ref> Alphabet juga telah berinvestasi dalam sebuah spesialis kesehatan jiwa, Quartet, yang menggunakan pembelajaran mesin untuk mengolaborasi dan mengoordinasikan pembawaan pelayanan kesehatan jiwa digital.<ref>{{Cite web|last=Shu|first=Catherine|date=15 April 2016|title=GV leads $40M Series B in Quartet, its first investment in a mental healthcare startup|url=https://techcrunch.com/2016/04/15/gv-leads-40m-series-b-in-quartet-its-first-investment-in-a-mental-healthcare-startup/|website=[[TechCrunch]]|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20221205115021/https://techcrunch.com/2016/04/15/gv-leads-40m-series-b-in-quartet-its-first-investment-in-a-mental-healthcare-startup/|archive-date=5 Desember 2022|dead-url=no|access-date=19 Juni 2023}}</ref>
 
Korea Setalan memiliki delapan kementerian pemerintah yang bertanggung jawab atas kesehatan publik sehubungan dengan gangguan internet dan permainan, sebuah artikel tinjauan dalam ''[[Prevention Sciences]]'' menyatakan pada tahun 2018 bahwa "wilayah tersebut unik tentang bagaimana pemerintahnya telah berada di garda depan usahan pencegahan, kontras terutama dengan Amerika Serikat, Eropa Barat, dan Oseania." Usaha-usaha tealh dikoordinasikan oleh [[Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi]] dan mencakup kampanye kesedaran, intervensi melalui pendidikan, pusat konseling pemuda, dan promosi budaya sehat daring.<ref name="King et al. 2018" />
 
Dua investor institusional di Apple, [[JANA Partners LLC]] dan [[California State Teachers' Retirement System]] (CalSTRS), menyatakan pada tahun 2018 bahwa mereka "meyakini bahwa baik konten maupun waktu yang dihabiskan dengan ponsel perlu diadaptasikan untuk para pemuda". Mereka mendesak Apple untuk bertindak sebelum regulator dan konsumen memaksa mereka.<ref>{{Cite news|last=Benoit|first=David|date=7 Januari 2018|title=iPhones and children are a toxic pair, say two big Apple investors|url=https://www.wsj.com/articles/iphones-and-children-are-a-toxic-pair-say-two-big-apple-investors-1515358834|dead-url=no|newspaper=[[The Wall Street Journal]]|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20221121073902/https://www.wsj.com/articles/iphones-and-children-are-a-toxic-pair-say-two-big-apple-investors-1515358834|archive-date=21 November 2022|access-date=19 Juni 2023|url-access=subscription}}</ref> Apple merespons bahwa mereka telah "selalu memperhatikan anak-anak, dan bekerja keras dalam menciptakan produk tangguh yang menginspirasi, menghibur, dan mendirik anak-anak sementara juga membantu orang tua melindungi mereka dalam jaringan". Perusahaan tersebut tengah merencanakan fitur-fitur baru yang mereka tegaskan dapat membolehkan mereka memainkan peran pelopor sehubungan dengan kesehatan pemuda.<ref>{{Cite web|last=Musil|first=Steven|date=8 Januari 2018|title=Apple vows new parental controls amid child addiction fears|url=https://www.cnet.com/tech/mobile/apple-vows-new-parental-controls-amid-child-addiction-fears/|website=[[CNET]]|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20230406155121/https://www.cnet.com/tech/mobile/apple-vows-new-parental-controls-amid-child-addiction-fears/|archive-date=6 April 2023|dead-url=no|access-date=19 Juni 2023}}</ref>
 
[[Kementerian Urusan Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang]] mengoordinasikan usaha kesehatan publik terkait penggunaan internet bermasalah dan gangguan permainan. Secara legislatif, Undang-Undang Pengembangan Lingkungan yang Menyediakan Penggunaan Intenet Aman dan Terlindingi bagi Pemuda ditetapkan pada tahun 2008, untuk menggalakkan kampanye kesadaran publik, dan mendukung LSM untuk mengajarkan pemuda keterampilan penggunaan internet yang aman.<ref name="King et al. 2018" />
 
== Referensi ==
Baris 190 ⟶ 240:
* {{Cite book|last=Lukianoff|first=Greg|last2=Haidt|first2=Jonathan|date=2018|title=The coddling of the American mind: How good intentions and bad ideas are setting up a generation for failure|publisher=[[Penguin Books]]|isbn=978-0735224896|language=en|ref={{SfnRef|Lukianoff & Haidt|2018}}}}
{{Refend}}
 
== Bacaan lebih lanjut ==
* {{Cite book|last=Alter|first=Adam|date=2018|title=Irresistible: The rise of addictive tecknology and business of keeping us hooked|publisher=[[Penguin Books]]|isbn=978-0-7352-2284-7|language=en|oclc=990286417}}
* {{Cite book|date=2017|url=https://archive.org/details/arewealladdictsn0000unse/|title=Are we all addicts now?: Digital dependence|publisher=Liverpool University Press|isbn=978-1-78694-081-0|editor-last=Bartlett|editor-first=Vanessa|language=en|oclc=988053669|editor-last2=Bowden-Jones|editor-first2=Henrietta}}
* {{Cite book|date=2017|title=Internet addiction in children and adolescents: Risk factors, asessment and treatment|publisher=Springer Publishing|isbn=978-0-8261-3373-1|editor-last=Young|editor-first=Kimberly S.|language=en|oclc=988278461|editor-last2=de Abreu|editor-first2=Cristiano Nabuco}}
* {{Cite journal|last=Jones|first=Amelia|last2=Hook|first2=Megan|last3=Podduturi|first3=Purnaja|last4=McKeen|first4=Haley|last5=Beitzell|first5=Emily|last6=Liss|first6=Miriam|date=Februari 2022|title=Mindfulness as a mediator in the relationship between social media engagement and depression in young adults|journal=Personality and Individual Differences|language=en|volume=185|page=111284|doi=10.1016/j.paid.2021.111284}}
* {{Cite journal|last=White-Gosselin|first=Charles-Étienne|last2=Poulin|first2=François|date=2022|title=Associations between young adults' social media addiction, relationship quality with parents, and internalizing problems: A path analysis model|journal=Canadian Journal of Behavioral Science|doi=10.1037/cbs0000326}}
* {{Cite journal|last=Hammad|first=Mohammad Ahmed|last2=Alqarni|first2=Turki Mahdi|date=2021|title=Psychosocial effects of social media on the Saudi society during the coronavirus disease 2019 pandemic: A cross-sectional study|url=https://doi.org/10.1371%2Fjournal.pone.0248811|journal=PLOS One|language=en|volume=16|issue=3|page=e0248811|doi=10.1371/journal.pone.0248811|pmc=PMC7971843|id=[[PMID]] [https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/33735309 33735309]|doi-access=free}}