Tonny Koeswoyo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 105:
 
=== Masuk Bui ===
Pada tahun 1965 Koes Bersaudara menjadi kelompok musik sohor tanah air dan nyaris tanpa saingan sama sekali. Tapi Koes Bersaudara masih merasa perlu manggung secara berkala di gedung bioskop '''Megaria''' sebagai selingan pemutaran film atau di Restaurant International Airport Kemayoran dua kali seminggu.<ref name="anton-djakarta.blogspot.com"/> Penonton yang berjubel dan tumpang tindih selalu me''request'' lagu-lagu dari Barat. Atas permintaan penonton ketika [[Koes Bersaudara]] manggung, mereka "terpaksa" membawakan lagu lagu The Beatles, Kalin Twins, [[Elvis Presley]], [[The Rolling Stones]], [[Ricky Nelson]] dan Everly Brothers. Meski Tonny tahu pemerintah memberlakukan Panpres Nomor 11 Tahun 1965 yang melarang musik “ngak- ngik-ngok” yang berasal dari Inggris dan Amerika Serikat, tetapi, Tony sulit mengelak permintaan penggemarnya.
 
Pada tanggal 25 Juni 1965 Koes Bersaudara bersama band [[Dara Puspita]], [[Noor Bersaudara]] dan [[Quarta Nada]], diundang ke sebuah pesta yang diadakan oleh '''Kolonel Koesno'''. Ketiga band top itu membawakan lagu-lagu Barat secara bergantian. Ketika Koes Bersaudara yang tampil terakhir baru saja mulai membawakan nomor The Beatles, ''I Saw Her Standing There'', terjadi lemparan batu-batu yang menyasar ke atap rumah Kolonel Koesno. Diikuti teriakan-teriakan berbau kekiri-kirian seperti: ''“Ganyang [[Nekolim]]! Ganyang [[Manikebu]]! Ganyang Ngak-ngik-Ngok!”'' Pertunjukan pun terhenti seketika dan Koes Bersaudara dipaksa minta maaf. Tonny dengan tenang segera memenuhi permintaan itu dan dipaksa berjanji tak akan memainkan lagu ngak-ngik-ngok lagi. Setelah nama-nama personel dari band penghibur itu dicatat oleh pengunjuk rasa, semua yang hadir dalam pesta tersebut membubarkan diri.
 
Tonny, Nomo, Yon, dan Yok diperbolehkan pulang dengan perasaan lega. Empat hari kemudian, tepatnya pada tanggal 29 Juni 1965, keempat bersaudara Koeswoyo ini ditangkap dan dijebloskan ke Penjara Glodok. Perintah penangkapan disertai sebuah Surat Perintah Penahanan Sementara Nomor 22/023/K/ SPPS/1965 yang dikeluarkan Kejaksaan Negeri Istimewa Jakarta dan ditandatangani L Aroen SH. Mereka dituduh [[Bung Karno]] sebagai penyebar Musik '''''Ngak Ngik Ngok''''' tak berbudaya [[Indonesia]] berbau Nekolim (Neo Kolonial dan Imprealis). Tonny dimasukkan satu sel bersama saudara-saudaranya, [[Nomo Koeswoyo|Nomo]], [[Yon Koeswoyo|Yon]], dan [[Yok Koeswoyo|Yok]] di Penjara Glodok pada hari itu juga tanggal 29 Juni 1965. Mereka dihukum oleh rezim [[Orde Lama]] [[Soekarno]] hanya karena memainkan lagu-lagu ngak-ngik-ngok (kebarat-baratan) yang terlarang masa itu (dianggap musik yang tidak mencerminkan bangsa Indonesia) dianggap berbahaya karena bisa meracuni jiwa generasi muda pada tahun [[1965]]. Keempatnya mendekam di penjara tanpa proses pengadilan selama 3 bulan. Pihak kepolisian juga melarang lagu-lagu Koes Bersaudara beredar di masyarakat. Namun para penggemar Koes Bersaudara masih bisa mendengarkan lagu-lagunya melalui radio [[Singapura]]. Koes Bersaudara ditahan ketika lagu ''Pagi yang Indah'' menjadi top hit di seberang lautan.<ref name="anton-djakarta.blogspot.com"/> Mereka akhirnya dibebaskan pada tanggal 29 September 1965 (tepat sehari sebelum pecahnya '''Gerakan 30 September PKI''').
 
Sekeluar dari bui, situasi dalam penjara dipotret oleh Tonny melalui lagu [[Koes Bersaudara]] berikutnya. Pengalaman selama 100 hari itu dituangkannya ke dalam dua album Koes Bersaudara, ''Jadikan Aku DombaMu'' dan ''To The So Called The Guilties'' yang diterbitkan '''Dimita Moulding Company''' dengan label Mesra milik pengusaha berdarah [[Minangkabau]] '''Dick Tamimi'''. Di antaralagunya tersebut berjudul: ''Mengapa Hari Telah Gelap'', ''Balada Kamar 15'', ''Di dalam Bui'', ''Jadikan aku Dombamu'', ''Voorman'', ''Untuk ayahAyah dan Ibu'', dan lainnya direkam dalam plat ''ebonite'', dan laku keras dipasaran.
 
Dalam pengakuan adiknya Yok Koeswoyo di depan publik acara [[Kick Andy]] yang ditayangkan [[Metro TV]] pada Kamis 11 Desember 2008), terungkap sebuah fakta yang selama ini dirahasiakan. Bahwa sebenarnya mereka dimasukkan penjara pada masa itu sebagai bagian untuk menjadikan Koes Bersaudara sebagai intelijen tandingan (''counter intelligence'') di [[Malaysia]]. Saat itu, Indonesia sedang berkonfrontasi dengan Malaysia. “Zaman dulu ada '''KOTI''' (Komando Operasi Tertinggi). Kami direkrut oleh dia-dia, komandannya Kolonel Koesno dari Angkatan Laut. Dibikin seolah-olah pemerintah yang ada tidak senang sama kami, lalu kami ditangkap. Dalam rangka ditangkap inilah kami nanti secara diam-diam keluar dan eksodus ke Malaysia. Di sana kami dipakai sebagai counter intelligence. Namun, pas keluar dari penjara pada tanggal 29 November, meletus G30S,” cerita Yok.
 
Selepas itu karier bermusik Tonny dan adik-adiknya kembali berjalan. Dalam periode itu nyata sekali kelebihan mereka. Meski gaya Beatles masih mengganduli Koes Bersaudara tetapi sebagian besar lagu-lagu Tonny yang lahir sesudah lepas dari bui itu terpengaruh oleh band [[Bee Gees]]. Dalam rangkaian ini pula mereka menelurkan lagu-lagu berbahasa Inggrisnya seperti: ''Tree littleLittle wordWord'', ''The Land of evegreenEvegreen'', dan ''The Old Man''.
 
=== Koes Plus ===
Meski meraih kesuksesan dalam bermusik, Namun itu tidak bertahan lama. Kehidupan anggota group ini tetap dalam kesulitan ekonomi karena tak banyak menikmati keuntungan dari penjualan album-album mereka. Produktivitas Koes Bersauadara kemudian melemah kembali pada penghujung tahun 1960-an atau tepatnya pada era 1968 hingga 1969. Adiknya Nomo Koeswoyo berinisiatif meninggalkan posisinya sebagai penabuh drum pada tahun 1969. Ia memilih berusaha sampingan di luar bidang musik sebagai pedagang untuk menghidupi keluarganya, sehingga kerap meninggalkan latihan. Oleh Tonny Koeswoyo, Nomo disuruh memilih untuk fokus pada musik di Koes Bersaudara atau keluar. Sikap Tonny sangat tegas, karena ia ingin agar seluruh adik-adinya fokus pada musik. Bahkan ia sempat mengusir Nomo yang berbicara masalah bisnis mobil bersama temannya di luar studio ketika sedang latihan. Nomo bersikap lebih pragmatis dan memiliki prinsip yang berbeda dengan Tonny, karena saat itu ia telah menikah dan telah memiliki 1 orang anak.
 
Posisi drummer yang ditinggalkan Nomo Koeswoyo kemudian digantikannya dengan [[Kasmuri]] (dikenal dengan panggilan [[Murry]]). Murry adalah drummerpemain gitar melodi penabuh drum asal [[Surabaya]] ex. '''Band Patas''' milik [[Kejaksaan]]. Murry direkomendasikan dari adiknya Yon Koeswoyo kepada Tonny lewat seorang temannya mantan gitaris Koes Brothers yang bernama Tommy Darmo dan mengajak juga bassist Medenaz dan The Pro's serta ayah tiga personel [[Bragi]] yakni [[Reza Ario Bima]], [[Aldi Bragi|Reinaldi Hutomo]] dan [[Rendi Khrisna]] yang bernama '''Dimas Wahab'''. Dalam kesempatan itu sebenarnya Tommy Darmo hendak melamar menjadi drummer dan Dimas Wahab hendak memainkan bass yang ditinggalkan Nomo dan Yok. Akan tetapi Tommy dan Dimas yang berasal dari Surabaya ini dinilai tidak mempunyai skill yang memadai. Karena belum menemukan pemain drum yang pas, Tonny kemudian meminta tolong Dimas Wahab kepada seorang pemain bass sahabatnya yang bernama '''Totok AR'''. Totok juga merekomendasikan Murry kepada Tonny. Yon kemudian meminta tolong Tommy Darmo untuk membawa Murry ke tempat mereka, karena Tommy dan Dimas telah mengenal Murry dan Totok AR sejak dari Surabaya.
 
Keputusan Tonny mengeluarkan Nomo, mendapat reaksi keras dari adik laki-laki bungsunya Yok Koeswoyo. Sebagai bentuk simpatinya kepada Nomo, ia pun memilih mengundurkan diri. Yok berhenti karena tak mau bermain band dengan personel di luar Koeswoyo.<ref name="nadatjerita.wordpress.com">https://nadatjerita.wordpress.com/tag/sejarah-koes-plus/</ref> Keduanya sempat mengamuk dan melarang Tonny dan Yon untuk menggunakan alat musik drum dan bass milik mereka untuk band di luar mereka. Mereka juga sempat mengusulkan agar band dibubarkan saja. Lebih jauh mereka juga sempat mengancam Tommy Darmo dan Dimas Wahab karena dikira mengenalkan Murry dan Totok AR.<ref>http://seleb.tempo.co/read/news/2010/06/20/001256795/legenda-50-tahun-koes-plus-wawancara-yon-koeswoyo{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Namun Tonny tetap bersikukuh dengan keputusannya. Bahkan ketika ibu mereka wafat pada tahun 1969, tidak mengubah pendiriannya.