Suku Dayak Benuaq: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 14:
Menurut leluhur orang Benuaq dan berdasarkan kelompok dialek bahasa dalam Bahasa Benuaq, diyakini oleh bahwa Orang Benuaq justru tidak berasal dari Kalimantan Tengah. Masing-masing mempunyai cerita/sejarah bahwa leluhur keberadaan mereka di bumi langsung di tempat mereka sekarang. Tidak pernah bermigrasi seperti pendapat para ahli. Salah satu versi cerita leluhur mereka adalah Aji Tulur Jejangkat dan Mook Manar Bulatn. Kedatangan suku (mungkin orang Lewangan, Teboyan, Dusun dan sebagainya) dari Kalimantan Tengah justru berasimilasi dengan Orang Benuaq, dan ini menyebabkan Orang Benuaq mempunyai banyak dialek.
 
Suku Dayak Benuaq dapat ditemui di sekitar wilayah [[Sungai Kedang Pahu]] di pedalaman Kalimantan Timur dan di daerah [[danau Jempang]]. Di Kalimantan Timur, sebagian besar mendiami Kabupaten Kutai Barat dan merupakan etnis mayoritas (+/- 60 %). Mendiami di Kecamatan [[Bongan, Kutai Barat|Bongan]], [[Jempang, Kutai Barat|Jempang]], [[Siluq Ngurai, Kutai Barat|Siluq Ngurai]], [[Muara Pahu, Kutai Barat|Muara Pahu]], [[Muara Lawa, Kutai Barat|Muara Lawa]], [[Damai, Kutai Barat|Damai]], [[NyuatanNyuwatan, Kutai Barat|Nyuwatan]], sebagian [[Bentian Besar, Kutai Barat|Bentian Besar]], [[Mook ManorManar Bulatn, Kutai Barat|Mook Manar Bulatn]] serta [[Barong Tongkok, Kutai Barat|Barong Tongkok]]. Bahkan Bupati Pertama [[Kutai Barat]] adalah putra [[Dayak Benuaq]], termasuk Doktor (DR) pertama Dayak Indonesia dalam studi non-teologi juga dari putra Dayak Benuaq dari Kutai Barat.
 
Karena kedekatan kekerabatan Orang Benuaq dengan Orang Lawangan dan warga di sepanjang Sungai Barito umumnya, maka terdengar selentingan pada Orang Benuaq, mereka merasa layak jika Kabupaten Kutai Barat bergabung dengan wacana Provinsi Barito Raya.