Kamuflase: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.8
1. Survey Lapangan Survey/peninjauan lapangan dilakukan untuk mengetahui keadaan daerah perencanaan dengan melakukan observasi terhadap daerah-daerah genangan, observasi sungai eksisting dan observasi saluran drainase eksisting. 2. Identifikasi Masalah Melakukan identifikasi apa yang menjadi penyebab genangan dan banjir. 3. Pengumpulan Data Primer Data primer merupakan hasil pengamatan di lapangan, data tersebut antara lain : - Melihat kondisi daerah-daerah genangan/banjir dan saluran dra...
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1:
1. Survey Lapangan
{{terjemah|Inggris}}
Survey/peninjauan lapangan dilakukan untuk mengetahui keadaan daerah perencanaan dengan melakukan observasi terhadap daerah-daerah genangan, observasi sungai eksisting dan observasi saluran drainase eksisting.
{{gabungdari|Loreng}}
[[Berkas:Carolina anole.jpg|jmpl|250px|ka|''[[Carolina Anole|Anolis caroliensis]]'' memperlihatkan kamuflase dengan menyamarkan warnanya dengan lingkungannya.]]
2. Identifikasi Masalah
[[Berkas:Flounder camo md.jpg|jmpl|250px|ka|Seekor [[flounder]] menghilang di tengah lingkungannya]]
Melakukan identifikasi apa yang menjadi penyebab genangan dan banjir.
[[Berkas:DirkvdM lizard in the grass.jpg|jmpl|250px|Seekor kadal hijau lebih sulit dilihat di antara rerumputan]]
[[Berkas:Marine sniper ghillie suit.JPG|jmpl|250px|kiri|<center>Kamuflase tim penembak jitu.</center>]]
3. Pengumpulan Data Primer
'''Kamuflase''' adalah suatu metode yang memungkinkan sebuah [[organisme]] atau benda yang biasanya mudah terlihat menjadi tersamar atau sulit dibedakan dari lingkungan sekitarnya. Contoh-contohnya adalah belang pada [[harimau]], [[zebra]], [[belalang]], dan [[seragam tempur]] motif loreng pada tentara modern. Kamuflase memang suatu bentuk [[tipuan]] dan penyamaran.
Data primer merupakan hasil pengamatan di lapangan, data tersebut antara lain :
 
- Melihat kondisi daerah-daerah genangan/banjir dan saluran drainase yang ada.
Kata ''kamuflase'' dalam bahasa Indonesia dipinjam dari [[bahasa Belanda]], yang pada gilirannya meminjam dari [[bahasa Prancis]], 'camoufler' yang berarti 'menyamarkan'.
- Melihat DAS (Daerah Aliran Sungai)
- Uji Test Perkolasi
4. Pengumpulan Data Sekunder
Mengumpulkan data-data penunjang berkaitan dengan perencanaan yang dilakukan serta mencari informasi dari berbagai instansi, seperti BAPEDA, Dinas Permukiman dan Tata Wilayah, BPS, PUSAIR, Sub Dinas Pengairan, Dinas PU Kabupaten Bandung. Adapun data sekunder yang dikumpulkan, antara lain :
1. Data Curah hujan
Data curah hujan harian maksimum diperoleh dari PUSAIR, Sub Dinas Pengairan Kabupaten Bandung. Dari minimal 5 stasiun curah hujan yang berada disekitar daerah perencanaan dengan jumlah data > 20 tahun untuk setiap stasiunnya.
2. Peta Daerah Perencanaan
Peta Daerah Perencanaan dibutuhkan untuk mengetahui letak wilayah studi beserta batas administrasi kotanya.
3. Peta Topografi
Peta Topografi adalah gambaran permukaan bumi yang diwakili oleh unsur-unsur spasial yang umum digunakan sebagai patokan dan standar. Unsur-unsur spasial ini meliputi kontur ketinggian, sungai, jalan raya, lintasan kereta api maupun batas administrasi. Peta topografi sangat penting terutama untuk menentukan kelandaian tanah, lokasi sungai dan gambaran suatu Daerah Pengaliran Sungai (DPS).
4. Peta Tata Guna Lahan
Peta Tata Guna Lahan dibutuhkan untuk mengetahui seberapa besar pola pemanfaatan terhadap lahan terbangun dan lahan non terbangun yang akan digunakan untuk menganalisis kebutuhan dan permasalahan dalam wilayah studi.
5. Peta Daerah Genangan
Peta ini dibutuhkan untuk mengetahui daerah mana saja yang merupakan daerah banjir dan genangan.
6. Data penunjang lain seperti : Data Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) Kecamatan Dayeuhkolot yang diperoleh dari BAPEDA Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung dalam angka Tahun 2005/2006, Data Monografi Kecamatan Dayeuhkolot tahun 2006.
3.2.2 Tahap Analisis Data
1. Analisis Hidrologi
- Melakukan analisa curah hujan
- Menetapkan intensitas hujan terbaik yang akan dipakai dalam perhitungan perencanaan sistem drainase.
- Analisis ini dilakukan untuk menentukan metoda frekuensi curah hujan harian maksimum yang digunakan beserta perhitungannya dan persamaan intensitas curah hujan. Keduanya akan dipakai dalam perhitungan debit saluran.
2. Usulan alternatif sistem drainase
Pengusulan jalur alternatif diusulkan berdasarkan kondisi fisik daerah perencanaan dan memberikan usulan dua alternatif jalur sistem drainase.
3. Alternatif jalur drainase terpilih
Jalur alternatif yang terpilih harus dapat mengalirkan limpasan air hujan tanpa menyebabkan banjir di wilayah sekitarnya.
3.2.3 Tahap Perencanaan dan Desain
1. Perhitungan dimensi saluran
Melakukan perhitungan dimensi saluran (dimensionering) berdasarkan kriteria desain yang ada dan rumus-rumus yang umum di gunakan.
2. Penentuan Bangunan Pelengkap
Menentukan jenis bangunan pelengkap apa saja yang akan dipakai dalam perencanaan sistem drainase disertai dengan perhitungannya.
3. RAB dan Spesifikasi Teknik
Melakukan Perhitungan Rencana Anggaran Biaya yang akan dipakai dalam perencanaan sistem drainase disertai dengan Spesifikasi Tekniknya.
4. Gambar Detail Perencanaan
Gambar detail perencanaan dari hasil perhitungan desain sistem drainase yang direncanakan.
 
== Kamuflase militer ==