Abdullah bin Zubair: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 61:
[[File:Kaba.jpg|thumb|right|270px|[[Ka'bah]] pada tahun 1882. Sepanjang pemberontakannya, Ibnu Zubair menggunakan tempat suci tersebut sebagai basis operasinya dan dikepung dua kali pada tahun 683 dan 692. Dia membangunnya kembali setelah kerusakan parah selama pengepungan pertama, tetapi perubahannya kemudian dibalikkan.]]
Ibnu Zubair tidak menentang aksesi [[Muawiyah I]] ({{reign|661|680}}) ke tampuk kekhalifahan pada tahun 661 dan tidak terlalu aktif selama masa pemerintahannya.<ref name="Gibb55"/> Pada masa pemerintahan Muawiyah I, Ibnu Zubair diketahui hanya mengikuti beberapa pertempuran, termasuk [[Pengepungan Konstantinopel (674–678)|Pengepungan Konstantinopel]] di tahun 674.<ref>{{harvtxt|Asy-Syaibani|2009|p=[https://islamweb.net/ar/library/index.php?page=bookcontents&ID=342&idfrom=561&idto=561&flag=0&bk_no=126&ayano=0&surano=0&bookhad=0 56]}}</ref> Namun ketika Muawiyah memutuskan mencalonkan putranya, [[Yazid I]] ({{reign|680|683}}) sebagai penggantinya pada tahun 676, ia bersama sejumlah sahabat terkemuka Muhammad{{efn|Menurut Ali asy-Syaibani, beberapa sahabat terkemuka Muhammad yang menentang pencalonan Yazid adalah Aisyah, [[Abdullah bin Umar|Ibnu Umar]], [[Husain bin Ali]], [[Abdurrahman bin Abi Bakar|Abdurrahman bin Abu Bakar]] dan Ibnu Zubair.<ref>{{harvtxt|Asy-Syaibani|2009|p=[https://islamweb.net/ar/library/index.php?page=bookcontents&ID=577&flag=1&bk_no=126 97]–98}}</ref> Abdurrahman bahkan menyamakan aksesi Yazid I dengan [[Heraklius]] sebagai kritik karena Muawiyah I dianggap telah mengganti sistem {{transl|ar|[[syura|syūrā]]}}.<ref>{{harvtxt|Asy-Syaibani|2009|p=
Setelah kematian Husain, Ibnu Zubair mulai merekrut pendukung secara sembunyi-sembunyi.<ref name="Gibb55"/> Pada September 683, dia telah menguasai Makkah.<ref>{{harvtxt|Anthony|2016|p=12}}</ref> Dia menyebut dirinya sebagai ''al-ʿaʾidh biʾl bayt'' (buronan di tempat suci) dan mengadopsi slogan ''lā ḥukma illā li-ʾllāh'' (tidak ada hukum kecuali milik Tuhan), tetapi tidak mengklaim kekhalifahan.<ref name="Hawting47">{{harvtxt|Hawting|1986|p=47}}</ref><ref name="Ahmed65-66">{{harvtxt|Ahmed|2010|pp=65–66}}</ref> Yazid memerintahkan gubernur Madinah, [[Amr Al-Asydaq|al-Asydaq]], untuk menangkap Ibnu Zubair.<ref name="Ahmed95">{{harvtxt|Ahmed|2010|p=95}}, n. 469.</ref> Gubernur menginstruksikan saudara laki-laki Ibnu Zubair yang diasingkan sekaligus kepala ''[[syurthah|syūrṭāh]]'' (pasukan keamanan) Madinah, Amr, untuk memimpin ekspedisi.<ref name="Ahmed95"/> Namun, pasukan Umayyah disergap dan Amr ditangkap dan kemudian dibunuh saat ditawan.<ref>{{harvtxt|Wellhausen|1927|p=151}}</ref> Ibnu Zubair menyatakan tidak sahnya kekhalifahan Yazid dan bersekutu dengan kaum [[Anshar]] Madinah yang dipimpin oleh [[Abdullah bin Hanzhalah]], yang telah menarik dukungan untuk Yazid.<ref name="Gibb55"/> Ibnu Zubair juga mendapat dukungan dari gerakan [[Khawarij]] di Basra dan [[Arabia Timur|Bahrain]] (Arab timur);<ref name="Hawting47"/> kaum Khawarij adalah penentang awal Bani Umayyah yang membelot dari Khalifah Ali karena perjanjian damai [[Dumat al-Jandal|Daumatul Jandal]] tahun 657.<ref>{{harvtxt|Madelung|1997|pp=247}}</ref>
|