Kesultanan Asahan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bimo K.A. (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Bimo K.A. (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 48:
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Studioportret van de Sultan van Asahan Muhammad Husain Rahmad Syah II TMnr 60003224.jpg|jmpl|250px|Sultan Muhammad Husain Rahmad Shah II (memerintah [[1888]]-[[1915]]).]]
 
'''Kesultanan Asahan''' adalah sebuah kesultanan yang berdiri pada tahun [[1630]] di wilayah yang sekarang menjadi [[Kota Tanjung Balai]], [[Kabupaten Asahan]], [[Kabupaten Batubara]], [[Kabupaten Labuhanbatu Utara]], [[Kabupaten Labuhanbatu]], dan [[Kabupaten Labuhanbatu Selatan]]. Kesultanan ini ditundukkan Belanda pada tahun [[1865]]. Kesultanan Asahan menyatu ke dalam negara [[Republik Indonesia]] pada tahun [[1946]].
 
Baris 53 ⟶ 54:
 
== Sejarah ==
 
=== Awal Mula ===
 
Perjalanan [[Sultan Aceh]], [[Sultan Iskandar Muda]], ke [[Johor]] dan [[Malaka]] tahun [[1612]] dapat dikatakan sebagai awal dari sejarah [[Asahan]]. Dalam perjalanan tersebut, rombongan Sultan Iskandar Muda beristirahat di kawasan sebuah hulu sungai yang kemudian dinamakan [[Asahan]]. Perjalanan dilanjutkan ke sebuah "Tanjung" yang merupakan pertemuan antara [[Sungai Asahan]] dengan Sungai Silau, kemudian bertemu dengan Raja Simargolang. Di tempat itu juga Sultan Iskandar Muda mendirikan sebuah pelataran sebagai "Balai" untuk tempat menghadap, yang kemudian berkembang menjadi perkampungan. Perkembangan daerah ini cukup pesat sebagai pusat pertemuan perdagangan dari [[Aceh]] dan [[Malaka]], sekarang ini dikenal dengan "Tanjung Balai".<ref name="sejarah">{{id}} [http://www.pemkab-asahan.go.id/sejarahsingkat.htm Sejarah singkat Asahan di situs Asahan.go.id] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080420130601/http://www.pemkab-asahan.go.id/sejarahsingkat.htm |date=2008-04-20 }}</ref>
 
=== Sultan Pertama ===
 
Dari hasil perkawinan [[Sultan Iskandar Muda]] dengan Siti Ungu Selendang Bulan, anak dari Raja Pinang Awan yang bergelar “Marhum Mangkat di Jambu” lahirlah seorang putera yang bernama Abdul Jalil yang menjadi cikal bakal dari kesultanan Asahan. Abdul Jalil dinobatkan menjadi Sultan Asahan I. Pemerintahan kesultanan Asahan dimulai tahun [[1630]] yaitu sejak dilantiknya [[Sultan Asahan|Sultan Asahan yang I s/d XI]].<ref name="sejarah"/>
 
Baris 62 ⟶ 66:
 
=== Dikuasai oleh Belanda ===
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Portret van de Sultan van Asahan TMnr 10001872.jpg|jmpl|250px|Sultan Shaibun Abdul Jalil Rahmad Shah III (memerintah [[1915]]-[[1980]]).]]
 
Pada tanggal [[12 September]] [[1865]], kesultanan Asahan berhasil dikuasai [[Belanda]]. Sejak itu, kekuasaan pemerintahan dipegang oleh Belanda. Kekuasaan pemerintahan Belanda di Asahan/Tanjung Balai dipimpin oleh seorang Kontroler, yang diperkuat dengan Gouverments Besluit tanggal [[30 September]] [[1867]], Nomor 2 tentang pembentukan Afdeling Asahan yang berkedudukan di Tanjung Balai dan pembagian wilayah pemerintahan dibagi menjadi tiga, yaitu:<ref name="sejarah"/>
# Onder Afdeling Batubara
Baris 68 ⟶ 75:
 
== Sultan Asahan ==
 
[[Berkas:Sultan Kamal Abraham Abdul Jalil Rahmad Shah bersama Presiden SBY.jpg|jmpl|250px|Sultan Kamal Abraham Abdul Jalil Rahmad Shah bersama [[Susilo Bambang Yudhoyono|Presiden Susilo Bambang Yudhoyono]] di [[Istana Negara]] [[Jakarta]] saat acara silaturahmi dengan raja dan sultan se-Indonesia.]]
 
{{artikel|Daftar Sultan Asahan}}
 
Sampai sekarang Kesultanan Asahan sudah memiliki 13 orang [[Sultan]] yang berkuasa, walaupun Sultan terakhir lebih merupakan Kepala Keluarga dari kerabat kerajaan yang masih ada. Sultan Asahan I, Sultan Abdul Jalil, adalah putera [[Sultan Iskandar Muda]] dari [[Kesultanan Aceh]] yang menikah dengan ''Siti Ungu Putri Berinai'' (Siti Unai), puteri Raja Halib (al-Marhum Mankat di-Jambu), dari Pinangawan.<ref name="royal 2">[http://www.4dw.net/royalark/Indonesia/asahan2.htm Genealogi Kesultanan Asahan di Royal Ark]</ref>
 
== Kehidupan Sosial Budaya ==
 
[[Berkas:Replika Istana Sultan Asahan.jpg|jmpl|250px|Bangunan baru Istana Kesultanan Asahan di [[Kota Tanjung Balai]], sebagai pusat kegiatan Kesultanan Asahan saat ini (secara resmi bernama Bangunan Bersejarah Kota Tanjung Balai).<ref name=istana>[https://cagarbudaya.sumutprov.go.id/article/cagar/bangunan-bersejarah-6149ac116dbb7 Cagar Budaya Provinsi Sumatera Utara: Bangunan Bersejarah]</ref>]]
 
Sebagai kesultanan yang berada dalam pengaruh kebudayaan [[Islam]], maka di Asahan juga berkembang kehidupan keagamaan yang cukup baik. Bahkan, ada seorang ulama terkenal yang lahir dari Asahan, yaitu [[Syeikh Abdul Hamid]]. Ia lahir tahun [[1880]] (1298 H), dan wafat pada [[18 Februari]] [[1951]] (10 Rabiul Awal 1370 H). Datuk, nenek dan ayahnya berasal dari Talu, [[Minangkabau]]. Syekh Abdul Hamid belajar agama di [[Mekkah]], karena itu, ia sangat disegani oleh para ulama zaman itu.<ref name="simargolang"/>