Mardigu Wowiek Prasantyo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 35:
Selain menjadi pengusaha, Mardigu Wowiek juga seorang pengamat terorisme, ia mengklaim telah mewawancarai sekitar 400-an orang anggota teroris. Dengan latar belakangnya, ia menjadi seorang hipnoterapis yakni sebuah terapis mental, emosi, perilaku serta pikiran yang dilakukan dalam keadaan hipnotis. Di pemerintahan Indonesia, ia juga sempat "mengaku" menjadi pembantu staff ahli kementerian dari tahun 2014 hingga tahun 2019. Bahkan ia juga "mengaku" aktif mengajar di [[Sekolah Tinggi Intelijen Negara]] dalam satuan pengajar [[KOPASSUS|Kopassus]]. Ia mengajar khusus di bidang dengan spesifikasi tugas tentang perang rahasia termasuk [[Badan Intelijen Negara]] (BIN) dan [[Badan Intelijen Strategis]]. Tidak hanya itu, ia juga aktif menjadi motivator bisnis melalui program ''Millionaire Mindset Washing Boot Camp''. Di tengah kesibukannya ia juga menjadi seorang penulis dan menerbitkan beberapa buku. Mardigu Wowiek juga memperkenalkan dirinya sebagai seorang filantropi dengan program Rumah Yatim Indonesia yang memiliki 1000 santri.<ref>{{Cite web|last=News|first=Tribun|date=|title=Mardigu Wowiek Bukan Orang Sembarangan|url=https://makassar.tribunnews.com/2020/05/20/fakta-mardigu-wowiek-bukan-orang-sembarangan-mentor-sandiaga-uno-hingga-bikin-bill-gates-kikuk?page=all|website=tribunnews.com|language=id|access-date=2022-08-28}}</ref>
== Kehidupan Pribadi ==
Ayah Mardigu adalah seorang perwira militer di Angkatan Udara. Pada masa kecil dan Remaja. Mardigu terpaksa berpindah-pindah sekolah. Karena harus mengikuti orang tuanya yang dinas militernya dipindahkan dari satu kota ke kota lainnya. Panggilan Sontoloyo sendiri berasal dari sebutan kakeknya yang memiliki sebuah pesantren. Dari kecil Mardigu sudah dikenal sebagai sosok yang kritis. Sampai-sampai dia menanyakan hal yang tidak bisa dijawab oleh kakeknya yang memiliki pesantren tersebut. Dan kakeknya memberi nama Sontoloyo kepada mardigu, karena pertanyaannya yang dianggap aneh. Pada saat SD orang tua mardigu ditempatkan di [[Palembang]], [[Sumatera Selatan]]. Kemudian pada saat kelas lima SD, orang tua Mardigu kembali dipindahtugaskan ke [[Balikpapan]], [[Kalimatan Timur]]. Kemudian saat SMA, Mardigu pindah ke [[DKI Jakarta]].
Saat kuliah, Mardigu kuliah dengan jurusan Psikologi Bisnis di [[San Fransisco State University]], [[California]], [[Amerika Serikat]]. Setelah menyelesaikan S1 selama kurang lebih 4 tahun, Mardigu kembali melanjutkan pendidikannya dengan jurusan ''Criminal Minds and Forensic Investigation'' atau jurusan yang mempelajari tentang para penjahat dan penyelidikan kasusnya. Kemudian pada tahun 2001, Mardigu kembali ke [[Indonesia]] dan sempat berdinas di Salah satu institusi militer tinggi di [[Indonesia]]. Tidak lama berdinas disalah satu Dinas Rahasia Militer Indonesia, Mardigu terpaksa dicopot dari ikatan dinasnya karena bidang dan jurusan yang ia tekuni. Kemudian Mardigu terjun ke dunia bisnis. Pada awal kariernya, dia sempat bekerja sebagai seorang bangkir di salah satu bank ternama. Pada tahun 1996, Mardigu diketahui telah memiliki beberapa badan usaha. Salah satunya yaitu ''Money Changer'', kapal angkut barang tambang di [[Kalimantan]].
== Referensi ==
|