Mimpi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Fitur saranan suntingan: 1 pranala ditambahkan. Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan pranala |
Tag: Dikembalikan kemungkinan spam pranala VisualEditor |
||
Baris 49:
''Apabila telah dekat waktunya (hari kiamat) hampir saja mimpi orang yang beriman tidak akan berdusta. Yang paling benar mimpinya adalah orang yang paling jujur ucapannya. Mimpi itu ada tiga, mimpi yang baik sebagai kabar gembira dari Allah SWT, mimpi yang buruk yang berasal dari setan, dan mimpi yang berasal dari diri manusia sendiri. Apabila salah satu dari kalian memimpikan sesuatu yang dibenci, hendaklah dia bangun salat dan tidak menceritakannya kepada orang lain'' (H.R. Abu Dawud, al-Tirmidzi, Ibn Majah, Ahmad bin Hanbal, al-Thabarani, dan al-Hakim).
Muhammad Ibn Sirin pernah menulis sebuah kitab yang berjudul ''Tafsir al-Ahlam'', kitab yang memuat tentang kumpulan mimpi-mimpi dan cara memahaminya. Dia menyebut bahwa mimpi yang benar itu ada dua macam. ''Pertama,'' mimpi benar yang tidak membutuhkan penafsiran karena telah jelas tergambar dalam [http://sxh012.xyz/ mimpi]. ''Kedua,'' mimpi yang membutuhkan penafsiran karena mengandung hikmah dan makna lain di luar yang dilihat dalam mimpi.
Abu al-Abbas Ahmad bin Sulthan di sisi lain dalam kitabnya yang berjudul ''Qawaid Tafsir al-Ahlam'' mengklasifikasikan mimpi menjadi empat bagian. ''Pertama'', mimpi yang terpuji dari segi lahir dan batin. ''Kedua'', mimpi yang terpuji dari segi lahir, tetapi tercela dari segi batin (maksudnya secara lahir mimpi tersebut tampak baik, tetapi arti dari mimpi tersebut sebenarnya adalah buruk). ''Ketiga'', mimpi yang secara lahir tampak buruk, tetapi secara batin diartikan sebagai mimpi yang terpuji. ''Keempat'', mimpi yang tercela dari segi lahir maupun batin (Abu al-Abbas Ahmad bin Sulthan, ''Qawaid Tafsir al-Ahlam'', juz 1, hlm. 138).
|